Pada pertemuan yang kelima ini merupakan pertemuan yang menegangkan
bagi penulis. Karena penulis merasa bahwa pada pertemuan ini membuat jantungnya
berdebar lebih keras dari biasanya ketika memasuki ruangan kelas. Bukan karena tegang atas pertanyaan-pertanyaan
mr.lala, tegang karena bertemu beliau tidak. Tetapi karena penulis mendapatkan
amanah dari beliau untuk membawa laptop atau notebook ke kelas dan itu hukumnya
wajib. Sebenarnya penulis dan teman-teman lainnya merasa heran, sebenarnya fungsi
kita membawa laptop tersebut untuk apa. Ada beberapa pendapat yang mengatakan
bahwa ketika dikelas kita akan menulis bahasa inggris dan diberikan jangka
waktu untuk menyelesaikannya dikelas. Ada yang mengatakan juga bahwasannya
merevisi crtical review langsung dikelas dan mengirimnya ke blog. Namun fakta
yang sesungguhnya terjadi adalah tujuan kita membawa laptop untuk menulis
tentang columbus yang dihubungkan dengan Howard Zinn tentang sejarah amerika
Harus menggunakan bahasa inggris ketika menulis. Harus mencapai 500 kata dalam
30 menit. Bagi penulis itu merupakan hal yang tidak biasa.
Sebenarnya ada beberapa hal yang seharusnya dibahas dalam critical
review yang tidak pernah terfikirkan oleh penulis tentang columbus. Selama 500
tahun mulai dari proses ekspedisinya sampai sekarang, columbus telah merusak
apa saja. Sebenarnya siapakah yang telah menemukan benua amerika? Jika
sebenarnya orang muslim lah yang telah menmukannya. Mengapa Howard zinn tidak
mengungkapkan fakta tersebut. Zinn hanya mengungkapkan bahwa benua amerika
adalah columbusMelihat hasil karya penulis tentang critical review yang berjudul Anthropology off the
Shelf. Speaking Truth to Power with Books”
karya Howard Zinn. Beliau mengatakan bahwa penulis gagal mendalami konteks. Penulis
terlalu asik dengan fakta dan lautan sejarah sehingga penulis tidak sadar
seharusnya yang harus dilakukan penulis adalah mengkritiki teks tersebut.
Penulis tidak menyuguhkan ketegasan dalam perspektifnya. Tidak memasukkan
referensi pada tulisan yang telah diberikan beliau kepada penulis. Generic
Strucutrenya yang belum terbangun sepenuhnya. Jadi masih banyak lubang yang
harus diperbaiki. Ketika menulis Academic writing seharusnya menuliskan
resource atau sumbernya jika penulis ingin mengutip suatu teks dalam artikel
ataupun buku. Penulis salah jika tidak menyertai tulisannya dengan sumber
bacaan yang di kutipnya.
Ketika penulis ingin mencurahkan pemikirannya lewat tulisan harus
memperhatikan teks dan konteksnya. Menurut Lehtonen ( 2000 )
menginterpretasi teks, ia melihatnya dari dua dimensi, yakni dimensi fisik (
teks as physical being ), dan dimensi semiotik ( teks as semiotic being
). Teks adalah bentuk fisik, tetapi mereka hadir dalam beberapa bentuk untuk
menjadi semiotik. Teks berupa fisik, hanya ketika mereka mempunyai beberapa
bentuk fisik yang jelas, seperti tinta, kertas, dan lain-lain. Secara semiotik,
teks dapat diinterpretasikan ke dalam bentuk tulisan (writing ), pidato (
speech ), picture, music, dan symbol lainnya.
Menurut Mikko Lehtonen
(2000) dalam bukunya The culturer Analysis of Texts halaman 114 mengatakan
bahwa Konteks mencakup hal berikut:
1.
substansi: materi fisik yang
membawa atau relay teks
2.
musik dan gambar
3.
paralanguage: perilaku yang berarti bahasa
yang menyertainya, seperti
kualitas suara, gerak tubuh, ekspresi wajah dan sentuhan (dalam kecepatan), dan pilihan dari jenis huruf dan ukuran huruf (secara tertulis)
kualitas suara, gerak tubuh, ekspresi wajah dan sentuhan (dalam kecepatan), dan pilihan dari jenis huruf dan ukuran huruf (secara tertulis)
4.
Situasi: sifat dan hubungan objek
dan orang-orang di sekitarnya
teks, seperti yang dirasakan oleh para peserta
teks, seperti yang dirasakan oleh para peserta
5.
co-teks: teks yang mendahului
atau mengikuti yang
di bawah analisis, dan yang
peserta menilai untuk menjadi bagian wacana yang sama
peserta menilai untuk menjadi bagian wacana yang sama
6.
intertext: teks yang peserta anggap
sebagai milik wacana lain,
tapi yang mereka persekutukan dengan teks di bawah pertimbangan, dan yang mempengaruhi interpretasi mereka
tapi yang mereka persekutukan dengan teks di bawah pertimbangan, dan yang mempengaruhi interpretasi mereka
7.
peserta: niat dan interpretasi
mereka, pengetahuan dan keyakinan,
sikap interpersonal, afiliasi dan perasaan.
sikap interpersonal, afiliasi dan perasaan.
8.
fungsi:
teks apa dimaksudkan untuk melakukan oleh pengirim
dan addressers, atau
dianggap dilakukan oleh penerima dan petutur.
dianggap dilakukan oleh penerima dan petutur.
Menurut halliday (1985) dimensi konteks ada 3, yaitu field, tenor,
dan mode.
a) Field : Mengacu pada apa yang terjadi, merujuk pada subjek, topik
dan peristiwa atau aktifitas.
b) Tenor : merujuk pada orang yang terlibat (partisipan), jarak, status dan
hubungan partisipan.
c) Mode : merujuk pada kode bahasa baik lisan maupun tulisan, saluran
komunikasi, informasi yang terstruktur.
Menurut Ken Hyland (2000) pada halaman 44-73 sejumlah isu kunci
yang mendominasi pemahaman penulis saat menulis yaitu:
1.
Konteks
Cara kita memahami tulisan yang dikembangkan melalui pemahaman yang
semakin canggih dari konteks . makna bukanlah sesuatu yang berada pada sebuah kata-kata
tetapi diciptakan dalam interaksi antara penulis dan pembaca karena mereka
memahami kata-kata tersebut. Menurut Van Dijk pada konteks ini bukan situasi
sosial yang mempengaruhi ( atau dipengaruhi oleh ) wacana ,tetapi cara mereka mendefinisikan
situasi tersebut . Wacana adalah peserta konstruktif. Menurut (Duranti dan Goodwin , 1992)
mengatakan bahwa kita tidak melihat konteks sebagai sekelompok variabel statis
yangmengelilingi penggunaan bahasa , tetapi harus melihatnya sebagai sosial , interaktif berkelanjutan dan
terikat waktu.
2.
Literasi
Menulis dan membaca
adalah tindakan keaksaraan,.Bagaimana kita benar-benar menggunakan bahasa dalam
kehidupan kita sehari-hari . Konsepsi modern keaksaraan mendorong kita untuk
melihat tulisan sebagai praktik sosial, bukan sebagai keterampilan abstrak yang
dipisahkan dari orang- dan tempat di mana mereka menggunakan teks . Scribner
dan Cole (1981 : 236 ) mengatakan: 'melek tidak hanya mengetahui cara membaca
dan menulis naskah tertentu, tetapi menerapkan pengetahuan untuk tujuan
tertentu dalam konteks tertentu pula. Ini perlu dipertimbangkan peran literasi karena membantu kita untuk memahami melalui
praktik rutin menulis dan membaca .
Pandangan
sosial lierasi menurut Barton ( 2007: 34-5 )
1 . Literasi adalah kegiatan sosial dan jauh lebih baik dijelaskan
dalam praktek literasi.
2 . Orang-orang memiliki kemahiran yang berbeda yang berhubungan
dengan berbagai
domain kehidupan .
3 . Praktik literasi masyarakat terletak dalam hubungan sosial yang
lebih luas ,
sehingga perlu untuk menggambarkan pengaturan peristiwa literasi .
4 . Praktik liteasi berpola dalam
lembaga-lembaga sosial,hubungan kekuasaan, dan beberapa kemahiran yang
lebih dominan , terlihat dan berpengaruh daripada yang lain .
5 . Literasi didasarkan pada sistem simbol sebagai cara untuk
mewakili dunia kepada orang lain dan diri kita sendiri.
6 . Sikap dan nilai-nilai yang berkaitan dengan panduan tindakan
literasi untuk komunikasi .
7 . Sejarah kehidupan kita mengandung banyak peristiwa literasi dari mana kita belajar
dan yang memberikan kontribusi hingga saat ini.
8 . Sebuah peristiwa literasi juga memiliki sejarah sosial yang membantu
menciptakan arus
praktek .
Menurut Barton dan Hamilton ( 1998: 6 ) mendefinisikan praktik
literasi sebagai cara budaya umum untuk memanfaatkan bahasa tertulis untuk menarik
di kehidupan mereka . Oleh karena itu bagaimana
kegiatan membaca dan menulis terkait dengan struktur sosial, membantu mememanfaatkan
bahasa tertulis.
3.
Budaya
Menurut ( Lantolf ,1999) Adanya keterkaitan antara budaya dan
literasi. Budaya secara umum dipahami sebagai historis yang ditransmisikan alam
jaringan sistematis makna yang memungkinkan kita untuk memahami , mengembangkan
dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keyakinan kita tentang dunia. Akibatnya
pembelajaran bahasa dikepung dengan budaya ( Kramsch , 1993) . Hal ini sebagian
karena budaya membuat tersedianya cara tertentu yang mengorganisir persepsi dan
harapan termasuk yang kita gunakan untuk belajar dan berkomunikasi secara
tertulis . Dalam menulis penelitian dan pengajaran , ini adalah wilayah
retorika kontrastif . Retorika kontrastif adalah area penelitian dalam akuisisi
bahasa kedua.
4.
Teknologi
Untuk
menjadi orang yang berliterasi harus berarti memiliki kontrol dalam media cetak
maupun media elektronik . Memiliki
dampak yang besar pada cara kita menulis , genre yang kita buat , identitas
pengarang kita asumsikan , bentuk produk jadi, dan cara kita terlibat dengan
pembaca . Dibawah ini adalah pengaruh teknologi elektronik pada penulisan:
ü Mengubah, menciptakan , mengedit , proofreading dan format proses
ü Kombinasikan teks tertulis
dengan media visual dan audio lebih mudah
ü Mendorong untuk menulis non
- linear dan proses membaca melalui hypertext Link
ü Tantangan pemikiran tradisional tentang kepenulisan , wewenang dan
intelektual
ü Mengizinkan penulis akses ke
informasi lebih lanjut dan untuk menghubungkan informasi dengan cara baru.
ü Mengubah hubungan antara penulis dan pembaca sebagai pembaca bisa
juga 'menulis kembali '
ü Memperluas berbagai genre dan peluang untuk mencapai yang lebih
luas
ü Memperkenalkan kemungkinan
untuk membangun dan memproyeksikan identitas sosial yang baru
ü Memfasilitasi masuk ke
komunitas wacana online
ü Meningkatkan marginalisasi
penulis yang terisolasi dari menulis teknologi
baru.
5.
Genre
Genre adalah jenis
komunikatif tindakan , yang berarti bahwa untuk berpartisipasi dalam acara
sosial , individu arus terbiasa dengan genre yang mereka hadapi di sana. Karena
genre menjadi salah satu konsep yang paling penting dalam pendidikan bahasa.
Genre adalah proses sosial karena anggota suatu budaya berinteraksi untuk
mencapai, mereka berorientasi pada tujuan karena mereka telah berevolusi untuk
mencapai hal-hal , dan dipentaskan karena makna dibuat dalam langkah-langkah
dan biasanya membutuhkan penulis lebih dari satu langkah untuk mencapai tujuan
mereka . Ketika serangkaian teks berbagi tujuan yang sama.
6.
Identitas
Identitas
sebagai konsep plural , yang didefinisikan secara sosial dan dinegosiasikan
melalui pilihan penulis dalam membuat wacana mereka . Pilihan ini sebagian
dibatasi oleh ideologi dominan kemahiran istimewa di masyarakat tertentu , dan
sebagian terbuka untuk
interpretasi
penulis sebagai akibat dari pribadi dan
sosial budaya pengalaman . Identitas dalam konteks yang berbeda, proses hubungan
mereka dengan khusus masyarakat , dan tanggapan mereka terhadap hubungan
kekuasaan institusional tertulis di dalamnya .Oleh karena itu identitas perlu
dibedakan dari gagasan suara dalam literatur ekspresif . Voice adalah ide yang
kompleks dengan berbagai makna dan konotasi , tapi pada dasarnya mengacu pada
penulis dis-signature tinctive, cap individu bahwa ia meninggalkan teks (Elbow,
1994).
Dapat disimpulkan bahwa kesalahan penulis adalah kurangnya
pemahaman yang terdapat pada area
konteksnya. Penulis masih belum memahami di area ini. Penulis seharusnya
betul-betul memahami pembahasan mengenai context, literacy,culture, technology,
genre, identity walaupun membutuhkan pemahaman lebih untuk menguasainya.
Penulispun merasa kesulitan untuk membahas keenam hal tersebut karena menulis harus sesuai konteks. Meski definisi dan
pemahaman konteks berbeda-beda namun
akhirnya akan merujuk pada area meaning.
0 comments:
Post a Comment