5th Class Review
Dapur Writing
Dapur writing adalah tempat penyajian masakan yang
menghasilkan tulisan yang kreatif dan kritis. Writing yang di hasilkan oleh
critical reading akan menghasikan akses informasi yang normatif, artinya
normatif itu adalah teori yang dihasilkan bisa dipakai dalam waktu-waktu
tertentu karena informasi normatif bukan sekedar memberikan informasi yang
telah terjadi kemudian dijadikan sejarah, tetapi sebagai informasi yang menjadi
landasan dalam praktik kehidupan selanjutnya.
Dalam dapur writing, di didik untuk bisa menghasilkan
menu makanan yang berbeda, yang kaya dengan cita rasa, untuk itu dapur writing
harus mempunyai cetakan yang mumpuni sehingga akan menghasilkan cetakan yang
dapat diperhitungkan dunia.
Menciptakan karya tulis adalah program kerja dapur
writing, bagaimana dapur writing, bisa membangun sumber daya manusia dan
menyiapkan menu-menu yang bisa bersaing di antarnasional dan internasional,
bukanlah hal yang mudah dilakukan. Untuk itu seorang master dalam menulis harus
membuat masakan dan menciptakan menu-menu secara sistematis dan berkelanjutan.
Menurut Ken hyland dalam bukunya yang berjudul Teaching
and Researching writin (2009/44) kunci menulis itu terdiri dari:
1.
Writing
and Context
Menulis
tidak akan terlepas dari konteks, konteks sangat menentukan meaning sebuah
tulisan, konteks menaungi sebuah teks, jika teks hanya salah satu ruangan dalam
rumah, konteks adalah bangunan rumah itu sendiri, jadi sebuah teks tidak bisa
berdiri tanpa adanya konteks.
Seperti
menurut Vand Jick (2008) yang termuat dalam buku Hyland, he says “it is not the
social situation that influences (or influenced by) discourse, but the way the
participants define such a situation. Context thus are not some kinds of
objective condition or direct cause, but rather (inter)subjective contructs
designed ongoingly update in interaction by participant as members of group or
communities. If they were, all people in the same social situation would speak
in the same way. Contexts are participants contructs.”
Maksudnya
konteks mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pemikiran penulis. Namun, konteks bukanlah
hal objektif yang dijelaskan oleh penulis dalam tulisannya, melainkan hal yang
subjektif atau yang berada di belakang layar dari cerita yang disampaikan oleh
penulis, bagian abstrak yang terdapat dalam tulisan dan akan terlihat oleh
imajinasi dari pembaca.
Konteks akan dipengaruhi oleh budaya penulis, bahasa yang digunkan penulis,
karena situasi dan suasana dalam diri seorang penulis akan mencampur kepada
tulisannya, seperti yang dikatakan Hyland “contexts of situations the influence
of the context of culture on language use is more diffuse and indirect,
operating at a more abstract level.”
2.
Literacy
and expertice
Konsep Literasi adalah praktek menulis dan membaca secara
bersamaan dan penggunaan bahasa yang dikuasai oleh seseorang. Hyland says
“Modern conceptions of literacy encourage us to see writing as a social
practice rather than as an abstract skill separable from people and the places
where they use texts” (2009/48). Menurutnya konsep literasi yang pas untuk saat
ini yakni di masa modern ini, orang literat bukan hanya bisa membaca dan
menulis, tetapi literasi sangat berkaitan dengan aspek sosial yang terjadi di
masyarakat, jika seorang peduli dengan sosial dia adalah seorang yang literat.
Karena dari kemjemukan yang terjadi di masyarakat membuat
banyak konflik, tetapi orang literat dia akan bersikap plural dan terbuka,
sebagaimana seorang bisa memposisikan dirinya di dalam berbagai situasi dan
golongan, bisa beradaptasi dan menjadi diri orang lain, imajinasi yang digunakannya
sangat bagus.
Every time a student sits down to write for us, he has to invent the
university for the occasion – invent the university, that is, or a branch of
it, like History or Anthropology or Economics or English. He has to learn to
speak our language, to speak as we do, to try on the peculiar ways of knowing,
selecting, evaluating, reporting, concluding, and arguing that defines the
discourse of our community. Bartholomae (1986: 4)
Dari pandangan bartholomae academic writing di tuntut untuk menulis dengan sistematis,
mencantumkan sumber referensi, kemudian menyeleksi dengan penyeleksian yang
ketat dan mengevaluasi, teks dievaluasi oleh tim yang profesional, dan
disembunyikan penulisnya agar kebenaran tulisan objektif dan sistematis.
3.
Writing
and culture
Culture is generally understood as an historically transmitted and
systematic network of meanings which allow us to understand, develop and
communicate our knowledge and beliefs about the world (Lantolf, 1999). As a
result, language and learning are inextricably bound up with culture (Kramsch, 1993).
Dari pendapat Lantolf dan Kramsch yang terdapat pada buku nya Hyland
(2009/54), sangat jelas mengungkapkan keterkaitan culture dengan writing,
budaya adalah hasil dari sejarah, sejarah yang dituliskan dan sebagai sumber
ilmu. Budaya yang membuat pandangan dan perspektif baru, dalam writing budaya
sangat penting untuk membangun gaya bahasa dan penjelasan dalam
mengkomunikasikan informasi melalui writing. Menurut Connor, retorika atau gaya
bahasa yang digunakan dalam menulis menggunakan second language (L2). Dalam
academic writing peningkatan menggunakan bahasa asing dalam menulis memberikan
poin lebih terhadap penulis, melalui tulisan yang dihasilkan dengan
native-language bisa di ekplore kembali dengan menggunakan second language.
Menulis dengan L2 sangat dipengaruhi oleh pengalaman menulis dengan L1
(first language), penyampaian pendapat, pengaruh budaya, dan pengalaman yang
membuat tulisan menjadi kaya dengan cita rasa. Pengalaman menulis akan
menimbulkan perspektif baru, dengan terus berlatih menulis akan menghasilkan
tulisan yang bagus.
Jadi, tulisan adalah hasil dari sejarah dan budaya yang mempengaruhi
pikiran penulis sehingga menghasilkan perspektif-perspektif baru.
4.
Writing
and technology
Sekarang,
orang yang tidak mengerti dengan teknologi akan sangat tertinggal oleh
kemajuan-kemajuan dunia, tetapi apakah kemajuan yang dibawa oleh teknologi yang
modern membuat perdamaian, banyak membawa keuntungan dan kemaslahatan umat.
Jika melihat dari sisi yang berbeda, kemajuan teknologi yang muncul dari bangsa
barat membuat sikap hegemoni terus berkembang, penjajahan moral terus terjadi,
pembodohan intelektual tak bisa terkendali. Akibat-akibat ini yang sekarang
terjadi di bumi pertiwi ini. Namun, dari sisi yang berbeda dampak dari
teknologi yang modern ini, seseorang bisa dengan mudah mengakses informasi
dunia, dan bisa mempengaruhi dunia dengan cepat, seperti menulis dan
membagikannya ke dalam blog yang kemudian orang lain akan dengan mudah melihat
dan mengapresiasi karyanya.
Hyland (2009/62): Many teachers today use commercial
course management systems such as Blackboard or WebCT to display all course
materials and messages in one place and to encourage students to post on-line.
Increasingly, however, teachers are recognising the value of supporting
students to develop and publish their own websites so they can practice new
on-line literacy skills.
5.
Writing
and genre
Genres are recognised types of communicative actions, which means that to
participate in any social event, individuals must be familiar with the genres
they encounter there. (Hyland/63). Genre sangat penting dalam konsep menulis
saat ini. It is customary, however, to identify three approaches to genre (Hyon,
1996; Johns, 2002):
1) Systemic Functional Linguistics
2) English for Specific Purposes
3)
The
new Rhetoric
6. Writing and identity
Identity adalah penampilan seseorang dalam menulis, cara seseorang dalam
menyampaikan informasi atau ciri khas yang dimiliki seseorang. “Identity is
therefore seen as constructed by both the texts we engage in and the linguistic
choices we make, thus moving identity from the private to the public sphere,
and from hidden processes of cognition to its social and dynamic construction
in discourse” (Hyland/70).
Identiti melihat menulis adalah konsep pluralisme, sosial, dengan menulis
identitas sosial menjadi ideologi yang mendominasi pemikiran penulis. Literacy
membuka pemikiran penulis terhadap identitas dari konteks yang akan di tulis.
Jadi writing and identity adalah identitas terhadap konteks yang dituliskan
oleh seorang penulis, identitas dari sosioculture yang akan mempengaruhi
tulisan.
Kesimpulannya, dapur writing adalah tempat dimana akan mencetak
penulis-penulis yang hebat dan diperhitungkan oleh dunia, di dalam dapur
writing terdapat cara untuk membuat perkembangan terhadap kegiatan menulis.
menulis dan hubungannya dengan konsep yang sangat mempengaruhi tulisan, seperti
konteks, budaya, bahasa, teknologi, genre, dan identitas dari seorang penulis.
Untuk itu pengaruh-pengaruh di atas harus dioptimalkan agar menghasilkan
perspektif-perspektif dan pemikiran baru.
0 comments:
Post a Comment