Nama
: Resa Novianti
Class
; PBI_B
Nim : 14121310343
Harmonisasi Interaksi
Pada pertemuan minggu lalu mr lala
membahas tentang bagaimana kita membuat kritikal argument pada sebuah teks
bacaan. Dalam teks tersebut kami di buat binggung hal apa saja yang harus di
kritik.discourse analisis adalah
istilah umum untuk sejumlah pendekatan untuk menganalisis tertulis, vokal ,
atau menggunakan bahasa isyarat atau acara semiotik signifikan.
Discourse analisis antara lain menulis
, percakapan , komunikatif event - waktu bervariasi didefinisikan dalam hal
urutan yang koheren kalimat , proposisi , pidato. Bertentangan dengan banyak
linguistik tradisional , discourse analisis tidak hanya menggunakan bahasa studi di luar batas
kalimat , tetapi juga lebih memilih untuk menganalisis
secara alami
penggunaan bahasa , dan contoh tidak ditemukan . Teks linguistik yang
terkait. Perbedaan penting antara discourse analisis dan linguistik teks adalah bahwa hal itu bertujuan untuk
mengungkapkan karakteristik.
Discourse analisis telah diambil dalam berbagai disiplin ilmu sosial , termasuk linguistik , pendidikan , sosiologi, antropologi , pekerjaan sosial , psikologi kognitif , psikologi sosial , studi kawasan , kajian budaya , hubungan internasional , geografi manusia , studi komunikasi , dan studi penerjemahan , yang masing-masing tunduk pada asumsi sendiri , dimensi analisis , dan methodology.
Discourse analisis telah diambil dalam berbagai disiplin ilmu sosial , termasuk linguistik , pendidikan , sosiologi, antropologi , pekerjaan sosial , psikologi kognitif , psikologi sosial , studi kawasan , kajian budaya , hubungan internasional , geografi manusia , studi komunikasi , dan studi penerjemahan , yang masing-masing tunduk pada asumsi sendiri , dimensi analisis , dan methodology.
Menurut
MH Abrams dan
GG Harpham, A Daftar Istilah Sastra, 2005 discourse analisis adalah studi tentang
cara di mana bahasa digunakan dalam teks-teks dan konteks. Dikembangkan pada
1970-an, discourse
analisis kekhawatiran itu sendiri dengan penggunaan bahasa dalam teks berjalan, terus
selama beberapa kalimat, dan melibatkan interaksi speaker (atau penulis) dan
auditor (atau pembaca) dalam konteks situasional tertentu, dan dalam kerangka
konvensi sosial dan budaya.
Antropologi
adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir
atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri
fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi
berasal dari kata anthropos yang berarti manusia, dan logos
yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis
sekaligus makhluk sosial. Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut:
William A haviland Antropologi
adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian
yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
David Hunter Antropologi adalah ilmu yang lahir
dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
Koentjaraningrat Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan
yang dihasilkan.
Sekitar abad ke 15
bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari afrika,amerika, asia hingga ke Australia.
Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak
menjumpai suku-suku
yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka
catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu
yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan ,
susunan masyarakat ,
atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku
asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan deskripsi tentang bangsa-bangsa.
Dalam
teks yang saya bahas kemarin di dalammya memiliki dua sudut pandang yang
berbeda yaitu religious discourse dan classroom discourse. Religious analisis
disini lebih menitik beratkan kepada bagaimana menghormati suatu perbedaan
dalam keyakinan yang di anut oleh masing masing individu dan mengapa sering
terjadi perpecahan antar etnis yang ada di Indonesia.
Discourse terdiri dari dua elemen penting, yaitu text dan context. Text dapat
berupa tulisan atau ujaran. Menurut Lehtonen (2000:72),"Texts are surely physical beings, but they exist in such forms in order to be semiotic
beings. Conversely, texts can be semiotic
beings only when they have some physical form." Sedangkan
context menurut Lehtonen adalah "In traditional notions of texts and
contexts, contexts are seen as separate ‘backgrounds’ of texts, which in the role of a certain kind of
additional information can be
an aid in understanding the texts themselves." (2000:110).
Dapat dikatakan, text dan context di dalam classroom dicourse sangat
berpengaruh terhadap masyarakat untuk menentukan meaning.
Menurut Iguis Mariane (2002), "wacana (discourse) merupakan proses
bagaimana seseorang berbicara dan mengerti apa yang dibicarakan dan apa yang
didengarnya, yang mencakup semua aspek perkataan." Sedangkan menurut
Abdul Khaer (2004), "Wacana (discourse) merupakan gejala individual
yang bersifat psychologist dan berkelangsungannya di tentukan oleh kemampuan
berbahasa si penutur dalam situasi tertentu." Dari ketiga definisi di
atas tentang discourse, dapat di katakan bahwa discourse bersifat individual
namun semua aspek yang ada di sekitarnya sangat berpengaruh dalam menentukan
meaning.
Sedangkan menurut Betsy Rymes (2008:12)dalam mengartikan discourse adalah
sebagai ‘language-in-use’. Sangat sederhana namun cukup sulit untuk
dapat mengartikannya. Menurutnya classroom discourse, yaitu "as
aninvestigation into how discourse (language-in-use) and context affect each
other, our framework comprises three ever-present dimensions of
Language-in-Use: 1) Social context-faktor sosial
di luar interaksi langsung yang mempengaruhi bagaimana kata-kata fungsi dalam interaksi
itu (misalnya, bagaimana pengaruh konteks sosial apakah Anda atau siswa Anda menggunakan
dude kata efek apa yang akan dimilikinya??); 2) interaksional konteks-pola sekuensial
atau lainnya pembicaraan dalam sebuah interaksi yang mempengaruhi apa yang kita
bisa dan tidak bisa mengatakan, dan bagaimana orang lain menafsirkannya dalam
wacana kelas (misalnya, dalam apa urutan interaksi akan penggunaan dude Sebuah
kata ucapan Sebuah pujian efek Apa yang akan ada di seluruh interaksi????), dan
3) lembaga-individu pengaruh seorang individu dapat memiliki pada bagaimana
kata-kata yang digunakan dan diinterpretasikan dalam interaksi (misalnya, Kapan
dan mengapa seseorang memilih untuk menggunakan Bung dan untuk tujuan apa? berapa
banyak bisa kontrol individual dampaknya?) "(2008 :31-32).
Interaksi
terdiri dari kata inter (antar), dan aksi (kegiatan). Jadi interaksi adalah
kegiatan timbal balik. Dari segi terminologi “interaksi” mempunyai arti hal
saling melakukan aksi; berhubungan; mempengaruhi; antar
hubungan. Interaksi akan selalu berkait dengan istilah komunikasi atau
hubungan. Sedang “komunikasi” berpangkal pada perkataan “communicare” yang
berpartisipasi, memberitahukan, menjadi milik bersama. Menurut Wikipedia
bahasa Indonesia, Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi
sewaktu dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain.
Jadi, interaksi belajar mengajar adalah kegiatan timbal balik antara guru
dengan anak didik, atau dengan kata lain bahwa interaksi belajar mengajar
adalah suatu kegiatan sosial, karena antara anak didik dengan temannya, antara
si anak didik dengan gurunya ada suatu komunikasi sosial atau pergaulan. Menurut
Profesor Djaali ada empat interaksi pendidikan yaitu : Interaksi murid
dengan murid, Interaksi murid dengan guru, Interaksi murid dengan sumber
belajar, dan Interaksi murid dengan lingkungan.
Proses
belajar mengajar yang dilakukan di kelas selama ini seringkali satu arah dimana
siswa hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru. Oleh karenanya, siswa lebih
dilibatkan secara aktif untuk berinteraksi dengan guru atau antar siswa. Interaksi
juga menjadi poin penting dalam kegiatan belajar mengajar karena tak hanya
siswa saja yang mendapatkan manfaat, namun juga para guru juga memperoleh umpan
balik (feedback) apakah materi yang disampaikan dapat diterima murid dengan
baik. “Untuk itu, mendengar pengalaman para siswa dapat diaplikasikan dalam
metode pembelajaran sebelum guru masuk ke dalam penjelasan teori.
Jadi kesimpulannya penjelasan di atas adalah guru dan
peserta didik adalah dua subjek dalam berinteraksi pengajaran. Guru sebagai
pihak yang berinisiatif awal untuk penyelenggaraan pengajaran, sedankan peserta
didik sebagai pihak yang secara langsung mengalami dan mendapatkan manfaat dari
peritiwa belajar mengajar yang terjadi. Guru sebagai pengarah dan pembimbing
berdasarkan tujuan yang telah di tentukan, sedang peserta didik ialah sebagai
yang menuju pada arah tujuan melalui aktifitas dan berinteraksi langsung dengan
lingkungan sebagai sumber belajar atas bimbingan guru. Jadi kedua pihak ( guru
dan peserta didik) menunjukan sebagai dua subjek pengajaran yang sama-sama
menempati status yang penting.
0 comments:
Post a Comment