Buku. Penyebaran ilmu dan pengetahuan yang telah dilakukan oleh berbagai bangsa dalam berbagai budaya. Sebuah sejarah dan beberapa kejadian yang terjadi di waktu lampau bahkan dapat kita temukan di dalam buku. Berbagai ide, pemikiran dan pencerahan bahkan diaplikasikan di beberapa helai kertas yang disusun menjadi sebuah buku. Dengan buku, kita dapat melihat perkembangan ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini sehingga pribahasa mengatakan bahwa ‘buku itu laksana jendela dunia’ karena buku adalah sumber ilmu yang mampu mengungkapkan sesuatu, menggambarkan seseorang, gudang inspirasi, pencerahan atas segala jalan buntu dan menceritakan berbagai peristiwa dalam rangkaian sejarah kehidupan. Pastinya, kita dapat menjelajahi dunia, melahirkan karya bahkan dapat mengubah pola pikir seseorang dan merubah peradaban.
Dari wacana yang berjudul “Speaking Truth to Power with Books” yang
ditulis oleh Howard Zinn terdapat beberapa poin penting, yaitu pertama dimulai dari efek sebuah tulisan
baik bagi pembaca bahkan efek yang mampu mengubah dunia. Kedua, mengenai asal muasal Howard Zinn mengenal buku. Ketiga, mengenai peranan sebuah buku
dalam kehidupan. Keempat, mengenai
sejarah Christopher Columbus, dimana kita sadar bahwa buku dapat memutar
balikkan sejarah. Kelima, mengenai pengaruh
kuat yang dimiliki oleh sebuah buku.
Menyoroti ihwal buku, memang harus
dimulai dari sejarahnya terlebih dahulu. Buku lahir dari perkembangan kebutuhan
akan pentingnya komunikasi dan informasi serta kemampuan daya pikir manusia
juga kelemahan daya tampung pikiran manusia. Di zaman kuno, tradisi komunikasi
dan penyampaian informasi berupa syair, doa-doa, maupun cerita masih bersifat
lisan, disampaikan dari mulut ke mulut, sehingga metode menghafal menjadi
sebuah ciri tradisi masa ini. Semakin lama, informasi yang harus dihafal pun
semakin banyak, sedangkan kapasitas memori mereka kian melemah. Mereka akhirnya
berpikir untuk menuangkan beragam informasi ini melalui tulisan juga gambar.
Karena itu, sejarah perkembangan buku tidak lepas dari perkembangan tulisan.
Para peneliti sejarah menyatakan bahwa tulisan pertama yang
tersusun secara alfabet ditemukan di Mesir pada tahun 1800 SM. Tentu saja
bentuknya sangat berbeda dengan buku yang kita kenal sekarang. Buku yang dibuat
bangsa Mesir ini menggunakan lapisan papyrus, yakni tumbuhan sejenis
alang-alang yang banyak tumbuh di tepi sungai Nil. Papyrus dipipihkan hingga
membentuk lembaran. Kumpulan lembaran ini kemudian digulung dan disebut buku.
Buku pertama yang ditulis di lembaran papyrus berkisah tentang Raja Neferirkare
Kaki pada Dinasti Kelima, sekitar 2400 SM. Tulisan pada papyrus ini juga banyak
digunakan oleh bangsa Romawi. Dalam perkembangannya, panjang gulungan papyrus
bisa mencapai puluhan meter, sehingga merepotkan orang yang menulis dan
membacanya. Gulungan papyrus terpanjang terdapat di British Museum London.
Panjangnya mencapai 40,5 meter.
Teknik
cetak yang ditemukan Gutenberg bertahan hingga abad ke-20 sebelum akhirnya
ditemukan teknik cetak yang lebih sempurna, yakni pencetakan offset, yang
ditemukan pada pertengahan abad ke-20. Pembuatan mesin cetak oleh Guttenberg
menandai proses awal menuju modernisasi pembuatan buku. Pada tahun 1800 M,
ditemukan mesin pencetak kertas yang memakai tenaga uap dan bisa mencetak 1100
lembar/jam. Selanjutnya, di akhir abad ke-19 ditemukan lagi mesin yang bisa
menyusun 6000 kata/jam dan semuanya sekali ketik.
Sebuah
sejarah panjang pembuatan buku, mencerminkan perjuangan panjang manusia dalam
menciptakan karya, mengubah peradaban dari zaman ke zaman. Sekarang, dunia
perbukuan sudah semakin modern, dengan desain yang menarik, berwarna, tata
letak yang bagus, proses pembuatan yang singkat, serta hasil yang banyak.
Berkaca ke masa lalu, betapa membuat tulisan untuk dibukukan itu memerlukan
ketelitian, ketelatenan, kesabaran dan tentu saja pengabdian yang total, dengan
segala keterbatasan sarana. Maka, hargailah buku sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Membaca merupakan kunci pembuka kemanfaatan sebuah buku. Dengan membaca, kita
semakin banyak tahu. Semakin banyak tahu, semakin besar kemauan kita untuk
memulai dan mengubah sesuatu menjadi lebih berarti.
Pada
tanggal 23 April, ditetapkan UNESCO sebagai hari buku sedunia. Ini menunjukkan
arti penting dan peran sebuah buku memang luar biasa bagi kehidupan manusia.
Hingga saat ini, peran buku masih belum tergantikan dalam kapasitasnya sebagai
sumber pustaka meskipun banyak media instant yang lebih praktis digunakan seperti
internet. Sejarah menjadi sebuah kisah faktual yang bisa diketahui generasi
berikutnya karena dibukukan. Karya sastra bisa dinikmati para pembaca karena
dibukukan. Sebuah wahyu, kalamullah dan diary kehidupan seorang Rasulullah
(hadits) dapat dibaca, ditelaah, dan diamalkan karena dibukukan, sehingga
menjadi panduan kehidupan umatnya. Sebuah buku mampu mengumpulkan catatan yang
tercecer, serpihan ilmu yang terserak, menjadi serangkaian data dan peristiwa
yang berguna dalam memberdayakan kehidupan.
Pada
masa Rasulullah, Al-Qur’an hanya berupa hafalan-hafalan yang berada benak dada
para sahabat dan tulisan dilempeng-lempeng batu, pelepah kurma dan
dikeping-keping tulang, pada masa itu Al-Qur’an
masih berserakan belum ada pembukuan al-Qur’an dalam satu mushaf. Atas usulan
Umar pada Masa Abu Bakar mulailah terbentuk pembukuan Al-Qur’an, yang dipicu
oleh banyak para Qori’ dan hufadz yang gugur pada peperangan Yamamah ( melawan
orang yang murtad dari islam ), dikawatirkan Al-Qur’an akan punah
Periwayatan
hadits pun umumnya hanya dilakukan melalui hafalan dari satu sahabat ke sahabat
lain, bukan melalui tulisan. Pertimbangannya hanya sederhana, yakni
dikhawatirkan akan tercampur dengan ayat-ayat Al-Qur'an. Meskipun Al-Qur'an
sendiri pada awalnya juga sama, bukan untuk dibukukan (ditulis). Tetapi secara
tegas, Rasulullah memberikan lampu hijau kepada para sahabat supaya mencatatnya
dengan alat tulis. Sehingga pengumpulan dan penulisan ayat-ayat al-Qur'an lebih
mudah di bandingkan dengan kondisi hadits.
Sementara
pendapat lain mengatakan bahwa pada diri hadits belum ada ketegasan tentang
perintah yang jelas mengenai penulisannya. Bahkan ada sebuah riwayat yang
mengatakan sebaliknya, bahwa para sahabat dilarang menulis. Atas dasar inilah
kemudian tidak semua hadits dapat diterima dengan serta-merta. Sehingga satu
hal yang membuktikan ketidakotentikan hadits yang dianggap berasal dari Nabi
tentang pelarangan penulisan hadits adalah pernyataan Umar, berkenaan dengan
maksud penghimpunan hadits. Umar diriwayatkan berkata:
“Saya bermaksud menuliskan hadits
Nabi. Tetapi niat itu segera kusadari bahwa umat terdahulu menulis kitab-kitab
tertentu dan mereka mengabaikan kitab suci. Demi Allah, saya tidak akan
membiarkan sesuatu pun yang dapat mengubah Kitab Allah. "
Riwayat
di atas mengungkapkan bahwa khalifah kedualah yang untuk pertama kali, berniat
menulis hadits. Dalam sebagian versi dari riwayat penulisan ini disebutkan
bahwa Umar berembuk dengan para sahabat yang lain tentang perkara ini dan
mereka pun menyetujuinya; tetapi pendiriannya lalu berubah karena alasan yang
telah ia nyatakan, dan bukan berdasarkan larangan Nabi.
Hal
lain yang dapat dikutip sebagai bukti ketidakotentikan hadits mengenai larangan
penulisan hadits ialah sabda Nabi pada hari Selasa menjelang akhir hayatnya.
Pada hari itu, ketika para sahabat berkumpul mengelilingi tempat wafatnya, Nabi
bersabda kepada mereka :
"Bawakan kepadaku kertas dan
tinta, sehingga dapat aku tuliskan sesuatu untuk kalian, yang tidak akan
menyebabkan kalian terjerumus ke dalam kekeliruan."
Ada sebagian orang di bawah pimpinan
Umar yang menentangnya dengan mengatakan, "Cukup bagi kita Kitab
Allah." Riwayat ini menunjukkan kepada kita bahwa penulisan apa pun
selain Al-Qur'an bukan saja tidak dilarang, tetapi penulisan itu bahkan penting
menurut pertimbangan Nabi agar umat tidak terjebak dalam kekeliruan dan
kesesatan.
Namun,
buku juga dapat memutarbalikkan sejarah yang telah tercurah ssampai saat ini,
seperti buku yang ditulis oleh Howard Zinn yang berjudul “A People’s History of United State”. Di dalam buku tersebut
diceritakan bahwa Christofer Columbus itu sebenarnya bukan penemu Benua Amerika
tetapi Columbus itu seorang pembunuh, penyiksa, penculik, mutilator orang
pribumi, munafik, orang yang tamak mencari emas, dan lain sebagainya. Padahal
orang Amerika menganggap bahwa Columbus itu Bapaknya mereka yang diakui sebagai
penemu Benua Amerika dan sebagai pembaca Alkitab yang shaleh. Bahkan ada satu
hari khusus yang disebut "Columbus Day" sebagai peringatan atas
jasanya sebaga penemu Benua Amerika.
Buku
lain yang menyingkap kejahatan Columbus yaitu buku Helen Ellerbe yang berjudul
“The Dark Side of Christian” (hal.
86-88). Di dalam buku tersebut menggambarkan keberingasan Columbus. Selain
menyiksa, ia juga sering memperkosa perempuan-perempuan pribumi lalu mencambuk
mereka demi kesenangan belaka. Penindasan Columbus termasuk tindakan yang tidak
berprikemanusiaan yang tidak selayaknya dilakukan oleh seorang pahlawan.
Pada
faktanya, sebelum Columbus menemukan benua Amerika pada 12 Oktober 1492, aorang Muslim terlebih dahulu menemukan Benua
Amerika. Berikut kutipan buku-buku yang mengungkap bahwa orang muslim adalah penemu
Benua Amerika :
Pertama, dalam bukunya
Saga America (New York, 1980), Dr. Barry Fell arkeolog dan ahli bahasa berkebangsaan Selandia
Baru jebolan Harvard University menunjukan bukti-bukti detail bahwa
berabad-abad sebelum Colombus, telah bermukim kaum Muslimin dari Afrika Utara
dan Barat di benua Amerika. Tak heran jika bahasa masyarakat Indian Pima dan
Algonquain memiliki beberapa kosakata yang berasal dari bahasa Arab. Dr Barry menemukan beberapa kaligrafi Islam yang ditulis dalam bahasa Arab,
salah satunya bertuliskan “Yesus anak Maria” yang artinya ”Isa anak Maryam”.
Kaligrafi ini dapat dipastikan datang dari ajaran Islam yang hanya mengakui
Nabi Isa sebagai anak manusia dan bukan anak Tuhan. Dr Barry menyatakan bahwa
usia kaligrafi ini beberapa abad lebih tua dari usia Negara Amerika Serikat.
Kedua, dalam bukunya: Africa and the Discovery of America (1920), pakar sejarah
dari Harvard University, Loe Weiner, menulis bahwa Colombus sendiri sebenarnya
juga mengetahui kehadiran orang-orang Islam yang tersebar di Karibia, Amerika
Utara, Tengah dan Selatan, termasuk Kanada. Tapi tak seperti Colombus yang
ingin menguasai dan memperbudak penduduk asli Amerika, umat Islam datang untuk
berdagang, berasimilasi dan melakukan pernikahan dengan orang-orang India suku
Iroquis dan Algonquin. Colombus juga mengakui, dalam pelayaran antara gibara
dan Pantai Kuba, 21 Oktober 1492, ia melihat masjid berdiri di atas bukit
dengan indahnya. Saat ini, reruntuhan masjid-masjid itu telah ditemukan di
Kuba, Mexico, Texas dan Nevada.
Ketiga, John Boyd Thacher dalam bukunya Christopher Colombus yang terbit di New
York, 1950, menunjukkan Colombus telah menulis bahwa pada hari Senin, 21
Oktober 1492, ketika sedang berlayar di dekat Cibara, bagian tenggara pantai
Kuba, ia menyaksikan masjid di atas puncak bukit yang indah. Sementara itu,
dalam rangkaian penelitian antropologis, para antropolog dan arkeolog memang
menemukan reruntuhan beberapa masjid dan menaranya serta ayat-ayat Al-Qur’an di Kuba, Mexico, Texas dan Nevada.
Keempat, Clyde Ahmad Winters dalam bukunya Islam in Early North and South America,
yang diterbitkan Al-Ittihad, Juli 1977, halaman 60 menyebutkan, para antropolog
yang melakukan penelitian telah menemukan prasasti dalam bahasa Arab di lembah
Mississipi dan Arizona. Prasasti itu menerangkan bahwa imigran Muslim pertama
tersebut juga membawa gajah dari Afrika.
Kelima, Dalam buku Henry Ford berjudul The Complete International Jew terdapat
cuplikan yang menjelaskan bagaimana kondisi riil Umat Islam pada akhir
kekuasaan Islam di Spanyol, yang mengalami penyiksaan yang sangat luar biasa,
dan bagaimana dari penyiksaan tersebut akhirnya ada yang melarikan diri bersama
rombongan Colombus ke Amerika. Dalam buku tersebut dapat terserap
beberapa poin sebagai berikut:
Perjalanan Colombus dimulai 3 Agustus 1492, sehari setelah jatuhnya
Granada, benteng terakhir umat Islam di Spanyol. Dalam pertarungan hidup-mati
itu, 300 ribu orang Yahudi diusir dari Spanyol oleh raja Ferdinand yang
Kristen. Selanjutnya, dalam buku tersebut dikisahkan bagaimana perjuangan
penggalangan dana oleh kaum Yaahudi untuk mendukung perjalanan Colombus dan
pada hakikatnya juga pelayaran bagi pelarian Yahudi Spanyol ke Amerika.
Tapi ada bagian informasi yang sengaja tidak dipublikasikan, yakni bahwa
Colombus membawa dua kapal, yakni kapal Pinta dan Nina. Kedua kapal ini dibantu
oleh nahkoda Muslim bersaudara. Martin Alonso Pinzon menahkodai kapal Pinta,
dan Vicente Yanex Pinzon menahkodai kapal Nina. Keduanya sebenarnya masih
keluarga Sultan Maroko Abu Zayan Muhammad III (1362-1366) yang menguasai kekhalifahan
Marinid (1196-1465). Informasi tersebut juga ditemukan dalam buku karya John
Boyd Thacher, Christopher Colombus, New York, 1950.
Buku-buku yang terdapat diatas telah
mengungkap fakta bahwa Columbus bukanlah penemu Benua Amerika. Terbukti bahwa
buku dapat memutarbalikkan sejarah. Sesuai dengan apa yang Howard Zinn katakana
dalam wacana “Speaking Truth to Power
with Books”, beliau mengatakan bahwa buku memiliki efek yang kuat yang
dapat mengubah pola pikir orang lain bahkan dapat mengubah dunia. Hal ini
menunjukkan bahwa Zinn adalah seseorang yang menguasai teks sehingga ia dapat
memutarbalikkan sejarah. Bukan hanya masyarakat Amerika saja yang menentang
buku Howard Zinn tersebut, tapi seluruh dunia juga menentangnya. Howard Zinn
dianggap sebagai perusak generasi muda di Amerika.
Hal ini berbeda dengan apa yang terjadi di Indonesia, banyak
orang yang tidak dapat menguasai teks sehingga tidak ada yang berani
memutarbalikkan sejarah yang ada di Indonesia. Semua hanya berpanutan pada
sejarah yang telah ada. Bahkan buku-buku di Indonesia masih mengajarkan bahwa
Columbus penemu Benua Amerika. Hal ini telah menjadi sesuatu yang dianggap
sebagai fenomena yang “salah kaprah”. Jika memang bangsa Indonesia melek huruf,
pasti anak-anak tidak mudah untuk di doktrin dengan hal yang salah. Karena
pembaca yang baik, tidak akan mudah percaya dengan satu buku saja, tapi perlu
berbagai referensi buku untuk membuktikan keabsahannya.
Sejarah
itu penting sebagai pengetahuan bagi generasi penerus bangsa, karena mereka
tidak hanya mengenal mengenai pengetahuan tetapi yang harus diingat bahwa kita
hidup karena adanya sejarah. Begitupun fenomena yang terjadi pada Howard Zinn
yang ditentang oleh masyarakat Amerika yang dianggap sebagai perusak generasi
muda dengan buku “A people History of United
State” yang ditulisnya.
Sejarah
adalah sesuatu yang harus disimpan sebagai sesuatu yang berharga. Pengertian sejarah menurut para ahli :
1.
Patrick Gardiner
Sejarah
adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia
2.
Roeslan
Abdulgani
Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu
pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan
perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta
kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh
hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan
pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa
depan.
3.
Moh. Yamin
Sejarah
adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa
peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.
4.
Ibnu Khaldun
Sejarah
didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban
manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.
5.
J.V Bryce
Sejarah
adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, diperbuat oleh
manusia.
6.
W.H Walsh
Sejarah
itu menitikberatkan pada pencatatan yang brarti dan penting saja bagi manusia.
Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di
masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita yang berarti
7.
Moh. Ali
Moh.
Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas pengertian
sejarah sebagai berikut:
a. Jumlah perubahan-perubahan, kejadian
atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
b.Cerita tentang perubahan-perubahan,
kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
c. Ilmu yang bertugas menyelidiki
perubahan-perubah, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita
Dari
beberapa uraian di atas dibuat kesimpulan sederhana bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala
peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan
umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu
peristiwa yang abadi, unik, dan penting. Sejarah dapat dikatakan sebagai akar
dari segala sesuatu.
Buku mengoperasikan berbagai hal
termasuk mengubah kesadaran seseorang. Oleh karena itu, kita harus menjadi
pembaca kritis yang tidak mudah untuk percaya pada satu buku saja. Seseorang
tahu tidak hanya dari mendengar saja, melainkan tahu tentang fakta yakni dengan
membaca bebagai teks dan tidak tertuju pada satu teks. Selain itu, sebagai
penulis, kita harus berbicara kebenaran melalui buku sebagai bukti yang dapat
dipertanggung jawabkan keabsahannya. Ilmu pun jika tidak diikat dengan tulisan,
ia akan hilang jadi buku merupakan media untuk mengikat pengetahuan yang
diperoleh baik melalui komunikasi verbal (lisan) maupun dokumentasi (tulisan). Selama
ini, mayoritas orang lebih cenderung mendengarjkan apa yang hanya mereka dengar
dari Kyai, pendeta atau petinngi pemerintah, padahal realitanya untuk
membuktikan fakta tersebut kita juga harus membaca, tidak langsung melahap
habis konsep pembicaraan yang sudah terbangun. Kita harus mengkonsep ulang
dengan cara mengkritisi serta mencari berbagai referensi agar tercipta sebuah
keabsahan yang akurat dari apa yang kita baca.
Oleh karena itu, kita harus berkaca
pada Howard Zinn dimana beliau tidak hanya menjadi seorang penulis, tetapi
beliau adalah penulis yang benar-benar ingin pembacanya tahu mengenai realita
yang ada. Walaupun langkahnya ditentang oleh banyak pihak, bahkan dunia
sekalipun. Apa yang dilakukan Howard Zinn telah mengubah pola pikir orang
banyak termasuk dunia. Dia mampu memutarbalikkan sejarah dengan apa yang dia
tulis. Berbicara kebenaran merupakan yang harus dilakukan, salah satunya
melalui buku. Karena buku juga merupakan unsur yang dapat membentuk dan merubah
suatu peradaban.
Referensi
http://islamicthinking.tumblr.com/post/6455587444/your-amazing-islamic-scholars-their-discoveries
http://jakartabeat.net/kolom/konten/howard-zinn-dan-sejarah-orang-orang-kalah
https://www.goodreads.com/book/show/112590.Howard_Zinn_on_History
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah
Perlu keberanian yang lebih besar untuk mengatakan apa yang hilang dari artiekl Zinn. Sebenarnya apa yang kamu ungkap memang masuk akal tapi pastikan bahwa kamu adalah critical reader plus seorang kritikus teks ya. Kalo mau mengkontekstualisasikan sejarah Amerika dengan Indonesia mungkin tulisan kmau akan jauuuh lebih oanjang daripada yang ini
ReplyDelete