Class Review 4
Penerapan Classroom Discourse
Hari
berganti hari, begitu cepat berlalu melesat begitu saja tanpa mau memperdulikan
individu yang sedari tadi menantinya, di tengah suasana hujan kembali lagi
dengan aktivitas mingguan yakni bertempur dengan buku dan pulpen. Berpikir lagi
tentang apa yang harus saya tulis dibuku ini. Terkadang kebingungan datang
ketika saya menulis paragraf pertama. Yah karena di paragraf pertama pulalah
kita kan menciptakan bagaimana rasa tulisan tersebut.
Pada
minggu yang lalu, ketika membuat critical review ternyata tulisan saya salah
masuk gerbang. Kenapa bisa seperti itu, yang seharusnya membahas tentang
classroom discourse dan analyzing religion harmony keduanya malah tidak menjadi
pokok bahasan di paper saya. Melainkan berbelok ke pendidikan
multikulturalisme.
Classroom
discourse adalah wacana kelas untuk merujuk pada bahasa yang guru dan siswa
gunakan untuk bekomunikasi satu sama lain di daalam kelas. Berbicara atau
bercakap adalah media dimana sebagian besar mengajar berlangsung. Sehingga
studi wacana kelas adalah studi tentang proses pengajaran tatap muka didalam
kelas.
Studi
sistematis wacana kelas dilaporkan pada tahun 1910 dan digunakan stenograf
untuk membuat rekor. Penggunanaan pertama dari perekam kaset di kelas dlaporkan
pada tahun 1930-an dan selama tahun 1960.
Salah
satu yang ada di dalam komponen classroom discourse adalah interaksi bagaimana
hubungan antara guru dan murid, begitu juga murid dengan murid. Itu semua harus
ada keselarasan dan keseimbangan di dalam kelas.
Praktek
pemakaian bahasa walaupun kegiatan kelas berpusat pada pelajar, guru tetap
harus menjadi “ahli” yang menentukan dan mengawasi pemakaian bahasa di kelas,
ragam bahasa apa yang akan digunakan, jawaban yang akan diharapkan para
pelajar, aspek mana dari materi yang akan dibicarakan, dan sebagainya. Dalam
hal ini guru yang bertanggung jawab terhadap kemampuan dalam berbahasa yang
sedang dipelajari atau apakah pelajaran bahas yang mereka pelajari itu baik,
benar, wajar, dan sesuai dengan konteks penggunaanya.
Banyak
guru yang beranggapan bahwa kemampuan dan keterampilan pelajar bisa
dikembangkan dengan memberi kosakata yang lebih banyak kata, tentu lebih banyak
pula yang bisa dituturkan. Hal ini tidak benar, karena sulitnya mengingat
banyak kata tanpa konteks dan juga karena pelajar tidak tahu bagaimana
kata-kata tertentu dipakai dalam bahas yag mereka pelajari. Maka pelajar akan
menggunakan peraturan atau sistem bahasa mereka sebagai pedoman.
Guru
dapat mengembangkan kemampuan berbicara para pelajar dengan memberi mereka
contoh untuk mengungkapakan hal yang sama. Pelajar umumnya hanya tahu ungkapan
yang ada dalam buku teks.
Terkadang
seorang guru juga menemui hambatan-hambatan, kesuliatan, dalam mengajar. Karena
dilatar belakangi oleh background yang berbeda oleh karena itu seorang guru
harus flexibel dalam memanage kelasnya. Agar tercipta sapek kognitif, afektif,
psikomotorik.
Secara
eksplisit ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainya.
Setiap mata pelajaran yang diajarakan akan selalu mengandung tiga aspek
tersebut, namun penekananya selalu berbeda. Mata pelajaran yang diajarkan
secara praktek lebih menekankan pada ranah kognitif. Namun kedua ranah tersebut
sama.
Menurut
bloom (1979) ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang mencapainya
melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuaan fisik. Ranah
psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya :
menulis, memukul, melompat, dsb.
Ranah
kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk didalamnya kemampuan menghafal,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, dan kemampuan mengevaluasi, sedangkan
Interaksi
melalui berbicara making meaning praktis dapat menghasilkan mutual
understanding. Yang pada dasarnya manusia buth berkomunikasi dan hakikatnya
tujuan dari komunikas itu membangun si mutual understanding. Jika itu semua
sudah terpenuhi maka akan tercipta suatu harmony.
Jadi,
seorang pengajar hendaknya harus mampu mengondisikan kelasnya dengan latar
belakang yang berbeda, mau dibawa kearah mana? Ataupun ke arah apa? Itu adalah
tugas seorang guru untuk bisa mamanage kelasnya jug aakan tercipta suatu
pendidikan yang harmony.
0 comments:
Post a Comment