Name
: Nurul Khayan
Class
: PBI-B
Subject : Writing 4
Semester : 4
Assalamu’alaikum. Wr.
Wb.
Kita kembali lagi pada aktifitas rutin menulis pada mata kuliah Writing 4 ini.
Alhamdulillah kita masih diberi nikmat untuk tetap terus belajar dan menggali
ilmu lebih dalam lagi. Untuk tercapainya cita-cita S1 yang berkualitas dan
bermanfaat untuk semuanya. Pada pertemuan kali ini yang bertepatan pada tanggal
17 februari 2014 hari senin adalah merupakan sebuah pertemuan yang ke-4 pada
mata kuliah Writing 4, yang biasa dibimbing oleh Mr.Lala Bumela di setiap
pertemuannya. Beliau tak akan pernah lelah untuk tetap terus mendidik dan
mensupport para mahasiswanya agar terbiasa dengan adanya tugas-tugas seperti
ini, supaya bisa menangani dan mengatasi permasalahan-permasalahan ataupun
tugas-tugas kuliah yang lainnya. Saya sadar beliau mensupport lebih-lebih
kepada mahasiswanya, agar dikemudian hari akan meraih hasil yang maksimal serta
memuaskan.
Tak
henti-hentinya kita selalu membicarakan literasi, mulai dari perbincangan mulut
ke mulut obrolannya, melintas dijejaring sosial, dan bahkan selalu untuk lebih
mengetahui lagi mencari pengalaman yang baru terutama pada konteks literasi dan
yang ada didalamnya. Selanjutnya pengertian dari Rekayasa Literasi itu sendiri
adalah upaya yang disengaja dan sisitematis untuk menjadikan manusia yang
terdidik dan budaya lewatr penguasaan bahasa yang secara optimal. Mungkin
itulah penjabaran literasi yang sangat simplenya. Jadi intinya sebut saja
contoh seorang guru yang mengajarkan kepada para siswanya, yang benar-benar
disengaja dan ditekankan agar terus berlatih dan belajar yang efektif agar
menjadiu siswa yang membanggakan untuk sekolah dan yang lainnya. Serta melalui
budayanya disinkronkan dan bagiamanapun caranya agar menguasai, klop pada
bahasa atau ajaran ilmu yang didapatnya secara optiumal dan maksimal. Literasi
juga mencakup beberapa aspek, yaitu sosial, politik, ekonomi dan psikologi.
Visual
Seperti yang dikatakan oleh beliau juga, kita semua
datang ibaratkan membawa obor, yang ketika sudah didalam kelasnya waktu itu
tinggal dinyalakannyta saja. Akan tetapi bukanlah atau janganlah seperti ember
yanbg kemudian mintanya diisi air saja. Itulah yang diberikan sebuah contoh
oleh beliau, pada dasarnya mahasiswa itu harus sudah siap ketika sudah berada
didalam ruangan kelas. Sehingga dosen tinggal mengatur strateginya saja.
Seperti hal lain juga, dengan semakin banyaknya kita menulis bahasa inggris,
semakin tinggi pula tingkat vitalitas bahasa yang dikuasainya. Artinya kalau
kita sering memahami atauu mempelajari ilmu bahasa inggris, akan semakin
lihainya atau bahkan menguasainya dalam bahasa inggris itu. Karena semua itu
kuncinya sudah terbiasa. Seperti yang dikatakan pepeatah “bisa ala biasa”.
Menulis merupakan suatu displin ilmu yang sangat penting
dalam belajar. Karena dalam menulis, seseorang akan lebih mudahnya dalam
mengingat pelajaran-pelajaran yang sudah dialaminya, dikarenakan sudah terlihat
(dicatat) dalam bukunya. Menulis juga membuat kreatifitas kita akan semakin
tinggi, dalam daya nalar dan menerapkan sebuah permasalahan-permasalahan yang
baru. Begitu banyak sekali kalau kita kaji manfaat dari menulis itu. Jadi pada
dasarnya, menulis itu suatu hal yang sangat penting bagi kalangan
pelajar/mahasiswa. Seperti yang telah dipaparkan pada pertemuan sesudahnya,
bahwa bangsa yang besar adalah bangsa penulis. Itu sudah logis sekali
bahwasanya dengan menulis, mulai dari ide-ide atau gagasan kita akan semakin
meluas, bahkan bangsapuyn turut terbawa karena kita mempunyai keahlian dalam
hal menulis.
Pada pertemuan kali ini adalah merupakan pembahasan yang
masih bertahap biasa. Bisa disebut juga “warming up” karena kita masih
permulaan, jadi diibaratkan masih tahap pemanasan. Apabila kita sudah begitu
connect dengan mata kul;iah ini, baru kita akan lebih logis dan kritis lagi
dalam mengkaji dan memperdalam mata kuliah writing 4 ini. Kita beralihg pada
pembahasan, literasi juga dapat diartikan yaitu membaca-menulis sudah berevolusi
dari dunia para digital (konvensional) menuju dunia digital (visual), dimana
kemampuan membaca dan menulis haruslah saling didukung oleh berbagai dimensi.
Baik sosial, politik, ekonomi, dan osikologi. Karena itu semakin canggihnya
media, akan semakin pula membuat manusia tidak sabar dengan perannya diri
sendiri itu bagaimana.
Writing
Dalam hal membaca kita harus jeli matanya dan fokus kan
fikiran/otak kitanya, agar ketika pada saat membaca kita dapat menerka atau mengambil
ilmu apa yang telah dibacanya. Sedangkan dalam hal menulis, kita dapat
mengkreasikan ide-ide apa yang ada dalam fikiran kita. Lalu dituangkan kedalam
tulisan yang sistematis. Sehingga menulis dapat kita baca dan pelajari
selanjutnya, dijadikan suatu simbol atau password kita ketika akan dipelajari.
Jadi antara keduanya reading dan writing itu sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,
karena saling berhubungan penting dan berpengaruh diantara keduanya. Nah,
ketika kita sudah membaca dan menghasilkan tulisan yang sistematis dan tepat,
kita dapat memikirkan target pembaca dan yang minatnya banyak tidak, para
pembaca aktif targetnya benar tidak, itu yang harus kita pelajari lebihg
mendetail dan dalam lagi. Sehingga kita bisa mampu mengatur segalanya, mulai dari
mendengar, menulis, sampai sudah jadi karya tulisnya. Itulah yang diharapkan
masyarakat kita agar lebih giat dan kritis lagi dalam belajarnya.
Menulis juga merupakan akademik writing yang tidak
flowery, yang artinya ketika kita menulis kita tidak usah berbunga-bunga, atau
berlebih-lebih dalam bahasa/pembahasannya. Cukup dengan bahasa yang simple dan teratur dalam
penerapan kata dan kalimatnya. Atau bisa dianalogikan menulis itu
lebih baik to the point saja. Selanjutnya dalam teks dapat dibagi menjadi 2 (dua)
bentuk yaitu fisik dan simbiotik (sistem tanda), fisik berupa paper, artikel,
jurnal, dan sebagainya. Sedangkan simbiotik itu berupa sistem tanda-tanda jenis
teks cara membacanya berbeda, maka cara merekayasanya pun berbeda. Seperti
contohnya membaca cerpen, novel, puisi, yang sangat tidak linear. Teks juga
dinamis, cara memperbaharuinya juga berbeda-beda.
Jadi pada intinya dari pembahasan yang sudah diulas,
membaca dan menulis dapat merubah pemikiran atau kognitif dengan itu seseorang
akan terus berkembang dengan membaca tulis, serta akan meningkatkan sosial
cultural dengan menempuh jalur seleksi alam, yang mana jika kita ingin
meningkatkan taraf hidup kita seperti halnya pendidikan. Maka kita akan
membutuhkan kemampuan berbahasa inggris dan TOEFL, serta untuk mendapatkan
gelar atau beasiswa yang bermanfaat dan berarti dalam kariernya.
Wassalamu’alaikum. Wr.
Wb.
Finished
0 comments:
Post a Comment