PEMIKIRAN HOWARD ZINN
"Even when we don't "win," there is fun and fulfillment
in the fact that we have been involved, with other good people, in something
worthwhile. We need hope. .....To be hopeful in bad times is not just foolishly
romantic. It is based on the fact that human history is a history not only of
cruelty but also of compassion, sacrifice, courage, kindness."
(The Optimism of
Uncertainty By Howard Zinn, September 2, 2004)
"Meski kita
tidak 'menang,' kita masih punya ria kegembiraan dan hasrat yang terkabul, pada
hakikatnya kita telah bersama-sama dengan orang2 baik lainnya, melakukan
sesuatu yang cukup bermakna. Kita perlukan harapan. Untuk memiliki harapan pada
waktu sebegini teruk, bukanlah hanya sekadar romantika tolol. Ia berasaskan fakta
sejarah bahawa sejarah manusia bukanlah hanya sejarah kekejaman tetapi juga
sejarah belas kasihan, pengorbanan, keberanian dan mulia kebaikan."[1]
Dengan
membaca, kita bisa menemukan realita kehidupan yang sebenarnya, Dengan membaca
pula kita akan mengenal fenomena atau gejala. Karena Pada dasarnya orang yang
menguasai teks ( baca-tulis ) itu mampu memanipulasi atau memutarbalikkan
sejarah. Contohnya jika sekarang kita tidak membaca dari berbagai sumber yang
berkaitan itu akan hanya mendapatkan pemahaman yang tidak sesuai fakta karena
dalam era informasi saat ini media dan tulisan bersifat subjektif tidak general
atau objektif maka diperlukannya pemahaman yang menyeluruh bukan hanya
berdasarkan pemahaman yang kita lihat dari satu sisi saja. Oelh karena itu
ketika kita dapat mempengaruhi orang lain dengan pendapat kita melalui tulisan
yang kita tulis atau text yang kita kemukakan. Disini saya akan menjelaskan
lebih lanjut mengenai pemikiran Dr. Howard zinn mengenai pemikiran seseorang
dan pendapat atau opini seseorang dapat merupah pemikiran orang lain bahkan
dapat juga memutarbalikkan fakta yang ada meskipun itu adalah termasuk sejarah.
Itu dapat terjaidi karena banyak sekali orang yang mudah percaya dengan
pendapat yang belum jelas referensinya dan asalnya darimana.
Menguasai teks dapat memanipulasi atau
memutar-balikkan sejarah ( dunia )
Menurut
Howard zinn bahwa realitanya Colombus itu bukanlah pahlawan. dia adalah orang
yang berfaham komunis. Dia juga bukan penemu benua amerika.. dia adalah
penjahat, orang yang serakah, pembunuh, penindas kelompok ras hitam yang ada di
benua amerika
Mayoritas
orang lebih Cenderung membenarkan apa yang hanya mereka dengar dari kiai,
pendeta atau petinggi ( pemerintah), padahal realitanya untuk membuktikan fakta
tersebut kita juga harus membaca. Tidak hanya langsung melahap mentah-mentah
konsep pembicaraan yang sudah terbangun tersebut, kita harus mengkonsep ulang
dengan cara mengkritisi serta harus mencari referensi lain ( fakta dan bukti )
mengenai hal yang sedang dibicarakan tersebut. Berbicara
kebenaran melalui buku sebagai bukti yang dapat dipertanggung jawabkan
keabsahannya atau sah ( referensi yang jelas ).
Howard zinn
Howard zinn, sejarawan universitas boston dan aktivis
politik, yang sejak awal telah menjadi oposisi terhadap keterlibatan Amerika di
Vietnam dan kritikus terkemuka terhadap Rektor universtas boston, John Silber,
meninggal karena serangan jantung hari ini di Santa Monica, Calfornia, saat
sedang dalam perjalanan, demikian keterangan keluarganya. Ia meninggal pada
usia 87 tahun. "Tulisan-tulisannya
telah merubah kesadaran satu generasi, dan membantu membuka jalan baru dalam
memahami serta memberikan makna yang penting bagi hidup kita," demikian
menurut Noam Chomsky, aktivis sayap-kiri dan dosen di MIT. "Saat aksi
telah diserukan, seseorang haruslah yakin berada di garis depan, memberikan
contoh yang dapat dijadikan teladan dan kepercayaan."
Bagi Dr. Zinn, aktivisme merupakan pembongkaran alamiah
saja bagi pembaruan sejarah yang dia ajarkan. Ia menulis buku yang sangat
terkenal, "Sejarah Rakyat Amerika" (1980), yang mengunggulkan rakyat
sebagai pahlawan ketimbang bapak-bapak pendiri bangsa--yang sebagian besar
adalah para pemilik budak, yang sangat terikat erat pada kemapanan, sebagaimana
sering dengan segera dikatakan oleh Dr.Zinn--atau pahlawannya adalah kaum tani
yang melakukan Pemberontakan Shay dan para aktivis serikat buruh pada tahun
1930-an.
Sebagaimna ia menuliskannya dalam oto-baografinya,
"You Can't Be Neutral on a Moving Train" (Kau Tak Bisa Netral terhadap
Kereta yang Bergerak) (1994), "Sejak awal, apa yang aku ajarkan dimaknai
juga oleh sejarah hidupku. Aku harus mencoba selalu jujur terhadap
pandangan-pandangan yang berbeda, tapi aku ingin lebih dari sekadar mengajarkan
'obyektivitas'; aku ingin mahasiswa-mahasiswaku meninggalkan kelas bukan saja
sekadar mendapatkan informasi yang lebih baik, tapi lebih siap menghancurkan
kebisuan, lebih siap untuk berbicara, lebih siap bertindak melawan
ketidakadilan di mana pun mereka temukan itu. Hal tersebut, tentunya, merupakan
resep untuk mengatasi berbagai masalah."
Benar, itulah resep yang menyebabkan kebencian antara
Dr. Zinn dan Dr. Silber. Dr. Zinn lah yang dua kali mendorong pemungutan suara
untuk menghentikan rektor Universitas Boston, yang menyebabkan dr. Zinn dituduh
sebagai penghasut (tuduhan yang dengan segera dicabut kembali) dan dijadikan
acuan sebagai contoh dari dosen yang "meracuni sumur dunia akedemik".
Dr, zinn
adalah wakil ketua komite pemogokan saat dosen-dosen Universitas Boston
meninggalan sidang akedemik. Saat pemogokan telah dilancarkan, dia dan 4
koleganya dituduh melanggar kontrak ketika mereka menolak menghentikan
pemogokan para sekretaris. Tapi tuduhan terhadap "Sang lima dari
Universitas Bosoton" akhirnya dibatalkan.
Dr. Zinn lahir di kota New York, 24 Agustus, 1922, anak
dari keluarga imigran Yahudi, edward Zinn, seorang pelayan, dan Jennie
(Rabinowitz) Zinn, ibu rumah tangga. Ia murid sekolah negeri New York dan
bekerja di Brooklyn Navy Yard , sebelum bergabung di Angkatan Udara selama
perang Dunia II. Ia bekerja sebagai pembom di Angkatan Udara Divisi ke-18, dan
dia "dianugerahi" tanda jasa dan pangkatnya naik menjadi letnan dua.
Setelah perang, Dr. Zinn bekerja serabutan hingga
akhirnya mendaftarkan diri ke Universitas New York dalam usia 27 tahun. Ia,
yang menikahi Roslyn Shechter pada tahu 1944, bekerja sebagai supir truk
angkutan gudang untuk membiayai kuliahnya. Ia menerima gelar sarjana mudanya
dari uiversitas New York, kemudian mendaftarkan diri pada program S1 dan
doktoral bidang sejarah di Universitas Colombia.
Dr Zinn adalah instruktur di Upsala College dan dosen
di Brooklyn College sebelum bergabung di fakultas Spelman College di Atlanta,
pada tahun1956. Dia juga bekerja untuk lembaga penelitian sejarah perempuan
kulit hitam sebagai ketua departemen sejarah. Di antara muridnya adalah novelis
Alice Walker, yang menyebutnya sebagai "guru terbaik yang pernah ia
miliki," dan juga Marian Wright Edelman, yang kemudian menjadi ketua
lembaga bantuan pendanaan untuk anak-anak.
Selama
saat-saat tersebut, dr. Zinn begitu aktif dala gerakan hak-hak sipil. Ia
bekerja sebagai komite eksekutif pada Komite Koordinasi Mahsiswa
Anti-kekerasan, organisasi yang paling progresif pada saat itu, dan ia juga
terlibat dalam berbagai demonstrasi.
Dr. Zinn
kemudian menjadi dosen pembantu dalam bidang ilmu politik Universitas Boston
pada tahun 1964 dan menjadi dosen penuh pada tahun 1966.
Aktivisme
yang paling menjadi fokusnya adalah menentang perang Vietnam. Dr. Zinn, tak
terhitung bayaknya, berbicara pada berbagai aktivitas protes, dan mendapatkan
perhatian nasional ketika dia, dengan beberapa aktivis anti-perang terkemuka,
seperti pendeta Daniel Berrigan, pergi ke Hanoi pada tahun 1968 untuk menerima
pengembalian tentara-tentara amerika yang ditahan Vietnam Utara.
Zinn dikenali sebagai antara orang terawal yang
menentang perang Vietnam. Dia seorang sejarawan yang sentiasa mencabar status
quo. Bukunya, A people history of United States of America melihat sejarah A.S
dari sudut kiri. Zinn menganggap Christopher Columbus dan gerombolannya itu
telah melakukan genocide (pembunuhan yang melenyapkan suatu bangsa atau kaum).
Sejarah A.S menurut Zinn adalah sejarah orang-orang kecil, bukannya sejarah
para presidennya dari Andrew Jackson hinggalah ke Franklin Rooseevelt. Zinn
melihat sejarah A.S sebagai sejarah perlawanan perhambaan, hak orang asal Red
Indian, watak-watak kaum buruh, gerakan hak2 sivil dan politik warga A.S,
feminis dan wira2 perlawanan anti perang.
Zinn, seorang Yahudi yang jelas pendirian Anti Israel
dan Anti Zionisnya. Sebab itulah kita di Malaysia ini tidak boleh melihat
konflik Palestin dan Israel sebagai konflik bangsa Arab dan Yahudi atau
perseteruan Islam dan bukan Islam.
Hampir keseluruhan karya2 akademiknya, wawancara,
tulisan atau syarahannya (nak tahu lebih lanjut sila google) mengkritik
pentabiran A.S sebagai empayar, industri perang Amerika dan dasar imperialisme
A.S sejak dari Vietnam, Panama, Granada, Palestin hinggalah ke Afghanistan dan
Iraq.
Howard Zinn meninggal dunia dalam usia 87 tahun.[2]
Buku mengoperasikan mengubah kesadaran seseorang
Manusia merupakan mahluk unik yang diberi akal. Tiap manusia memiliki
pemikiran sendiri-sendiri atas apa yang dialaminya, pemikiran atau pola pikir
manusia tidak terbentuk begitu saja. Manusia banyak mengalami proses yang
mempengaruhi pemikirannya, entah itu dari lingkungan keluarga, kehidupan
sehari-hari dll. Dari sekian banyak proses saya rasa buku merupakan sebuah
proses paling cepat dalam membentuk sebuah pola pikir manusia.[3]
Coba saja baca buku Penyambung Lidah
Rakyat Indonesia, otobiografi Bung Karno yang dituliskan oleh Cindy Adams.
Setelah membaca buku tersebut banyak pro dan kontra yang lahir, karena memang
pola pikir manusia tidak selamanya akan dapat berjalan beriringan, terkadang saling
bertentangan. Disitulah uniknya perbedaan. Dari satu buku tersebut mindset
seseorang dapat langsung berubah, meniru beberapa mindset Bung Karno yang cocok untuk diterapkan pada
dirinya sendiri, namun tidak menutup kemungkinan juga merubah sebagian besar
mindset seseorang untuk berusaha meniru semua pola pikir yang tertera dalam
buku tersebut.
Apalagi kini sudah banyak bertebaran
toko buku, meski belum merata hingga ke pelosok, namun setidaknya buku sudah
semakin mudah didapat dibandingkan beberapa puluh tahun yang lalu. Kita juga
perlu mewaspadai buku yang akan dibaca. Dalam sebuah buku dengan tujuan yang
baik, selain dapat merubah mindset
menjadi baik, buku juga dapat mengubah mindset seseorang menjadi buruk dalam
sekejap. Tergantung tingkat pemikiran seseorang
Kasus ini dialami oleh salah satu
teman saya setelah membaca sebuah buku motivasi. Saya lupa judul bukunya, namun saya menangkap isi buku
tersebut adalah untuk mengajak kita mencintai pekerjaan yang kita lakukan untuk
mencapai sebuah kesuksesan sehingga kita tidak merasa terbebani dengan apa yang
kita kerjakan. Teman saya menangkap buku tersebut sangat bertolak belakang
dengan saya, dia menangkap bahwa tidak perlu bekerja keras untuk mencapai
sebuah kesuksesan, namun hanya perlu dilakukan dengan bersenang-senang untuk
mencapai kesuksesan.
Menurut saya yang dimaksud
bersenang-senang dalam buku tersebut adalah kecintaan seseorang mengerjakan apa
yang dicintainya merupakan sebuah kesenagan, bukan dengan bermalas-malasan
seperti yang ditangkap oleh teman saya. The Power of Book luar biasa, dalam
mengubah mindset seseorang.
Dengan
membaca, seseorang dapat mengetahui bahkan menemukan realita atau fenomena
kehidupan. seseorang tahu tidak hanya dari mendengar saja, melainkan harus Tahu
fakta, yakni dengan cara membaca teks. Menulis dan membaca merupakan suatu media
yang dapat membuat pserspektif atau pandagan seseorang terbuka. Ketika suara
diproduksi maka akan langsung hilang pada saat itu juga. Hal tersebut bisa diimplikasikan
pada Sejarah. Sejarah jika hanya direpresentasikan melalui mulut ke mulut tanpa
ditulis, ia akan hilang.
Ilmu pun
jika tidak diikat dengan tulisan akan hilang, jadi tulisan merupakan suatu
media untuk mengikat pengetahuan yang diperoleh baik melalui komunikasi verbl (
Lisan ) maupun dokumental ( tulisan ). Dengan membaca, kita bisa menemukan
realita kehidupan yang sebenarnya, Dengan membaca pula kita akan mengenal
fenomena atau gejala. Karena Pada dasarnya orang yang menguasai teks (
baca-tulis ) itu mampu memanipulasi atau memutarbalikkan sejarah. Contohnya
jika sekarang kita tidak membaca dari berbagai sumber yang berkaitan itu akan
hanya mendapatkan pemahaman yang tidak sesuai fakta karena dalam era informasi
saat ini media dan tulisan bersifat subjektif tidak general atau objektif maka
diperlukannya pemahaman yang menyeluruh bukan hanya berdasarkan pemahaman yang
kita lihat dari satu sisi saja.
[1] http://sampahseni.blogspot.com/2010/01/howard-zinn-saat-keretapi-sedang.html diunduh pada 28 februari 2014
[2] Boston Globe, 27 Januari, 2010
[3] http://edukasi.kompasiana.com/2011/04/12/buku-mengubah-pola-pikir-355012.html
, diunduh pada 1 maret 2014
visit : http://haidarism.wordpress.com/
ga ada judul lain tah? kamu kayanya hanya bisa fokus sesaat saja setiap kali menulis, Buktinya adalah sesuatu di awal, yang menurut saya luar biasa, ternyata gagal dielaborasi di belakang. Too bad
ReplyDelete