To be hopeful in bad times is not just foolishly
romantic. It is based on the fact that human history is a history not only of
cruelty, but also of compassion, sacrifice, courage, kindness.
What we choose to emphasize in this complex
history will determine our lives. If we see only the worst, it destroys our
capacity to do something. If we remember those times and places -- and there
are so many where people have behaved magnificently, this gives us the energy
to act, and at least the possibility of sending this spinning top of a world in
a different direction.
And if we do act, in however small a way, we don't
have to wait for some grand utopian future. The future is an infinite
succession of presents, and to live now as we think human beings should live,
in defiance of all that is bad around us, is itself a marvelous victory.
Howard Zinn
Masih terbersit dalam memori kita
tentang sejarah yang membangun peradaban dunia. Kebenarannya yang ada sekarang
ini membuktikan bahwa kita tidak bisa lepas dari peranan para pendahulu yang
sudah membangun alur cerita yang begitu
sempurna. Namun, patut kita pertanyakan
apakah sejarah yang ada sekarang ini memang benar-benar sesuai dengan kenyataan yang terjadi di masa lalu,
sedangkan bukti yang otentik kurang begitu mendukung. Jangan sampai terjadi distorsi
dari cerita yang beredar di kalangan dunia. Perlu penelitian dan study lebih
lanjut untuk mengungkap kebenaran tentang sebuah sejarah.
Sejarah memang tidak bisa
terlepas dari sebuah tulisan. Dua hal yang saling berbarengan ini memberi
kekuatan otentik untuk
fakta yang ada. Ekspektasi banyak orang tentang cerita di masa lalu itu bisa
saja tidak sesuai dengan apa yang terjadi, berbagai opini akan muncul untuk
menanggapi hal tersebut. Unsur politik, sosial, dan budaya akan mewarnai
kebenaran sebuah sejarah tergantung dengan orang yang melihatnya, seorang politikus akan membumbui sejarah dengan
unsur-unsur politiknya.
Inilah peranan sebuah tulisan
dalam menyingkapi sejarah, di kalangan publik banyak yang bertanya-tanya
tentang kebenaran cerita nenek moyang mereka. Dengan adanya goresan tinta hitam akan
merangkum sejarah yang otentik sehingga
tidak bisa diobrak-abrik oleh yang tidak bertanggung jawab, tulisan akan memberi
kekuatan suatu kebenaran
sejarah yang ada. Cerita yang benar
bisa saja diputar-balikkan
dan tidak linear oleh pihak
tertentu untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok.
Seperti yang ditulis dalam
artikelnya Howard Zinn yang berjudul Speaking
Truth to Power with Book. Istilah
dari judulnya ini merupakan sebuah frasa yang sengaja
diciptakan oleh seseorang yaitu Quaker di
pertengahan 1950-an. Frase ini merupakan
panggilan bagi Negara Amerika Serikat untuk mendukung agar bisa berdiri teguh
melawan fasisme dan bentuk lain dari totalitarianisme. Judul dari Howard Zinn
ini membicarakan tentang kebenaran-kebenaran yang terungkap di Amerika Serikat
yang selama ini disalahtafsirkan, seperti yang kita ketahui bahwa benua Amerika
ditemukan oleh sosok Columbus yang terlihat sempurna di warga Amerika, bahkan
ada perayaan untuk mengenang jasanya karena sudah menemukan dunia baru pada
kala itu. Namun, dibalik sosok Columbus itu terdapat kejanggalan yang nampaknya
belum diketahui oleh masyarakat.
Howard Zinn |
Kilas balik tentang sosok seorang Howard Zinn
yang lahir pada tanggal 24 Agustus tahun 1992 dan meninggal pada tanggal 27
Januari 2010 di usia 87 tahun ini merupakan
seorang sejarawan, dramawan, seorang
Yahudi Anti Israel dan Anti zionis, dan aktifis. Namanya ditulis sebagai
seorang yang mengungkap sejarah dari Amerika Serikat dilihat dari berbagai
sudut pandang. Dalam artikelnya tersebut Howard Zinn memulai pembahasannya dengan buku dan
tulisan yang tidak bisa terpisahkan.
Speaking Truth to
Power with Book, dari judulnya mengartikan bahwa kebenaran itu suatu keadaan
yang benar-benar terjadi tanpa ada unsur nasional, rasisme, ekonomi, sosial,
dan budaya yang mempengaruhi. Membicarakan tentang menulis sepertinya tidak
bisa terlepas dari berbagai buku-buku yang menjadi sumber bacaan. Buku
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menciptakan pemikiran seseorang, asupan
informasi yang didapat dari bacaannya akan berpengaruh pada paradigma dan cara
berfikirnya. Ketika seseorang senang membaca buku yang beraliran barat, maka
main setnya akan berkiblat pada dunia barat pula.
Seseorang yang menguasai teks maka ialah orang yang bisa megubah sejarah. Sejarah
dengan gampangnya dibolak-balikan oleh penulis yang ahli dengan retorika dan dituangkan
dalam tulisannya, seperti yang telah dilakukan oleh Howard Zinn yang banyak
menghasilkan karya tulis tentang sejarah.
Salah satu tulisannya berjudul A
People’s History of the United States, buku yang dikarangnya ini
menggemparkan umat dunia tentang cerita sejarah di benua Amerika. Banyak
kecaman yang datang bertubi-tubi atas bukunya ini, bukan dari warga Amerika
saja yang memprotesnya bahkan duniapun angkat bicara buku karangannya ini.
Bukunya mengungkap sosok yang diagung-agungkan oleh warga Amerika selama
ini yaitu Christoper Columbus. Sosok Columbus yang terkenal dengan citra dan
kharismanya yang begitu hebat dalam menemukan benua Amerika bahkan warga
Amerika menganggapnya sebagai pahlawan, namun dibalik penemuannya itu justru banyak
kejanggalan. Howard menentang seorang Columbus dan sejarahnya, banyak
kebohongan-kebohongan yang tidak diketahui oleh masyarakat dunia. Kebohongan yang
tertutupi inilah yang mendorong hasrat Howard untuk memecahkan dan membuka mata
dunia ihwal seorang Columbus.
Columbus |
Mungkin beberapa orang sudah tahu ihwal fakta sejarah asli mengenai
Columbus, tokoh yang selalu disebut sebagai penemu Amerika. Pelaut yang bernama
lengkap Christopher Columbus atau dengan nama Italia-nya Cristoforo Colombo
diklaim sebagai orang pertama yang mengarungi jalur Atlantik lalu menemukan
benua Amerika. Hal ini selama ratusan tahun masih dianggap sebuah fakta yang
tak terbantahkan. Benarkah demikian? Analisis ini akan mencoba
menguraikan dan mengkritisi teori tersebut.
Teori Arab dan Muslim Spanyol
Seorang sejarawan
dan ahli geografi muslim, Abu Hasan al-Mas’udi pada tahun 956 menulis
perjalanan muslim Spanyol di tahun 889 M. Eskpedisi pelayaran muslim Spanyol di
tahun itu bertolak dari pelabuhan Delba (pelabuhan yang sama dengan start
ekspedisi Columbus), dan berlayar selama berbulan-bulan ke arah Barat. Lalu
mereka menemukan sebuah daratan yang sangat luas dan mereka pun berniaga dengan
penduduk asli di daerah tersebut, setelah itu kembali lagi ke Eropa. Al-Mas’udi
menggambarkan tanah tersebut dalam petanya yang sangat fenomenal, ia menyebut
daratan tersebut dengan “Daratan yang Tidak Diketahui” atau daratan tanpa nama.
Tercatat muslim
Spanyol telah dua kali mengadakan ekspedisi ke Amerika. Pertama, pada tahun 999
M oleh Ibnu Farrukh dari Granada dan yang kedua oleh Al-Idrisi pada tahun 1100
M. Al-Idrisi mencatat sekelompok kaum muslimin berlayar ke arah Barat dari
Lisbon selama 31 hari dan berlabuh di sebuah pulau di Karibia. Mereka ditawan
oleh penduduk asli Amerika di kepulauan tersebut selama beberapa hari. Setelah
beberapa hari mereka pun dibebaskan karena negosiasi dengan perantara salah
seorang penduduk setempat yang memahami bahasa Arab. Mereka pun kembali ke
al-Andalus kemudian menceritakan apa yang mereka alami. Poin menarik dari
kejadian ini adalah adanya penduduk setempat yang memahami bahasa Arab. Tentu
saja hal ini menunjukkan sering terjadi kontak antara penduduk setempat
(Amerika) dengan orang-orang Arab.
Ada sebuah teori
yang menyatakan bahwa kaum muslimin datang ke benua Amerika menyebrangi
kegelapan Samudera Atlantik 300 atau 400 tahun sebelum kedatangan Columbus. Hal
ini diindikasikan dengan kemampuan pemetaan, citra geografis, dan astronomi
yang mumpuni di kalangan kaum muslimin. Umat Islam telah mengeluarkan teori
bumi itu berputar seperti bola sebagaimana Ibnu Khardzabah (242 H/885 H) dan
Ibnu Rustah (290 H/903 M), termasuk Khalifah Abbasiyah, al-Makmun.
Teori Afrika Barat
Ada bagian dunia
Islam lainnya yang telah mengadakan kontak dengan orang-orang di benua Amerika
sebelum Columbus. Di Afrika Barat ada sebuah kerajaan yang sangat kaya dan
memiliki kekuatan besar yaitu kerjaan Mali dengan raja yang paling terkenal
Mansa (raja) Musa. Sebelum Raja Musa, Mali dipimpin oleh saudaranya yang
bernama Abu Bakar. Abu Bakar pernah mengirim 400 kapal menjelajahi Samudera
Atlantik, namun dari jumlah yang besar tersebut hanya satu kapal saja yang
berhasil kembali. Kapal tersebut melaporkan bahwa di seberang lautan sana ada
sebuah daratan yang luas. Mendengar kabar tersebut, Mansa Abu Bakar pun
melakukan ekspedisi dengan 2000 awak kapalnya menuju daerah tersebut namun
setelah itu kabar mereka tidak pernah terdengar lagi.
Meskipun tidak ada
catatan spesifik hasil dari pelayaran tersebut, namun di Amerika ada bukti yang
kuat mengenai kedatangan mereka. Ada situs arkeologi di daerah Amerika Utara
dan Amerika Selatan yang menunjukkan bahwa orang-orang Mali pernah datang ke
wilayah tersebut. Orang Spanyol saat datang menjajah wilayah Amerika, mereka
menemukan prasasti di wilayah Brasil dengan bahasa Mandika (bahasa Mali). Lebih
dari itu, prasasti dalam bahasa Mandika juga ditemukan di wilayah Amerika
Serikat; di wilayah Misissipi dan Arizona. Di Arizona prasasti tersebut
mengabarkan tentang gajah-gajah sakit, padahal gajah bukanlah hewan asli
Amerika. Ini pun menjadi indikasi kesuksesan perjalanan Mansa Abu Bakar menuju
daratan Amerika.
Teori
Dinasti Utsmaniyah
Pada tahun 1929,
terdapat sebuah penemuan yang cukup fenomenal di Istanbul. Pada tahun itu
ditemukan sebuah peta yang dibuat pada tahun 1513 oleh seorang kartografer
Dinasti Utsmani, Piri Reis. Reis menyatakan bahwa peta yang dibuatnya itu
berdasarkan sumber-sumber di masa lalu, yaitu peta Yunani dan Arab kuno,
termasuk peta yang berdasarkan ekspedisi yang dilakukan oleh Columbus yang
berlayar 21 tahun sebelumnya. Yang luar biasa dari peta ini adalah tingkat
kedetailannya sehingga memaksa para sejarawan melakukan penelitian ulang
tentang teori ekspedisi Columbus.
Peta tersebut
dengan jelas menunjukkan pantai Timur Amerika Selatan. Pantai Brasil juga
ditampilkan dengan detail yang luar biasa, disertai dengan tingkat akurasi yang
tinggi letak-letak sungainya. Meskipun Reis menjadikan ekspedisi Columbus
sebagai sumber primernya, namun Columbus tidak pernah menginjakkan kakinya di
wilayah Amerika Selatan sehingga catatan-catatan ekspedisi kaum muslimin pun
menjadi bagian penting dari peta karyanya. Selain itu peta Reis juga
mencatumkan gambar Pegunungan Andes yang tidak tersentuh oleh eksplorer Eropa
hingga tahun 1520-an, satu decade penuh setelah gambar peta Reis.
Peta Reis dengan
sumber-sumber klasik yang ia gunakan menunjukkan penguasaannya yang mapan
mengenai benua Amerika. Peta karyanya juga merupakan bukti fisik terkuat
mengani ekspedisi-ekspedisi kaum mulimin jauh sebelum ekspedisi Columbus
Catatan Columbus
Data-data historis
di atas adalah bukti shahih yang menunjukkan ekspedisi kaum muslimin dilakukan
sebelum Columbus menginjakkan kakinya ke benua Amerika di tahun 1492, bahkan
mungkin Columbus sendiri mengetahui bahwa dirinya bukanlah orang yang pertama
melakukan hal itu. Columbus berlayar dari Spanyol di tahun yang sama dengan
runtuhnya dinasti Islam terakhir di tanah Iberia. Selain itu banyak masyarakat
Iberia yang beragama Islam dan sangat mengenal sejarah masa keemasan Islam.
Pelayaran Columbus juga banyak diawaki oleh orang-orang Islam yang dipaksa
memeluk Katolik atau dibunuh, Columbus pun bisa dengan mudah mendengar kisah
tentang dunia baru tersebut lalu terinspirasi untuk menuju ke sana.
Setalah Columbus
tiba di Amerika, ia mencatat beberapa hal syi’ar-syi’ar Islam di daerah
tersebut. Ia berkomentar mengenai emas yang dimiliki oleh penduduk asli, dibuat
dengan paduan dan tata cara yang sama dengan yang dibuat oleh kaum mulimin dari
Afrika Barat. Columbus juga mencatatat bahwa kata asli untuk emas di daerah
tersebut disebut dengan ghunain, yang sangat mirip dengan bahasa Mandika untuk
menyebut kata emas, yaitu ghanin, sangat mirip sekali dengan bahasa Arab ghina yang
berarti kekayaan.
Catatan Columbus
juga mengisahkan adanya sebuah kapal di tahun 1498 yang memuat banyak barang
dagangan yang diawaki oleh orang-orang Afrika yang menurut keterangan penduduk
asli mereka adalah mitra dagang penduduk lokal.
Tentu saja tidak perlu diragukan lagi yang pertama kali datang
menemukan benua Amerika adalah nenek moyang asli bangsa Amerika. Mereka mungkin
menyeberang ke Amerika melalui Rusia dan Alaska sekitar 12.000 tahun yang lalu.
Diskusi penemuan benua Amerika oleh orang-orang Eropa, Afrika, atau Asia,
sebenarnya adalah penghinaan terhadap sejarah masyarakat asli benua tersebut.
Keberanian dan sejarah mereka sangat tidak dihargai dan tidak dinilai apabila
teori Columbus sebagai penemu benua Amerika adalah fakta yang hakiki.
Columbus hidup di zaman dimana orang-orang berasumsi bahwa bumi
ini datar. Padahal sejak lama Aristoteles dan Pythagoras mengeluarkan sebuah
teori bahwa bumi itu berputar. Demikian juga di masa kejayaan Islam
(750-1100-an M) ilmuwan-ilmuwan Islam meyakini bumi itu bulat.
Sudah saatnya kita
untuk meluruskan sejarah dan tidak lagi mengajarkan yang salah kaprah. Banyak fakta
yang mengejutkan ketika para penulis dan peneliti sejarah menguak Columbus.
Rasa penasaran ini berdasarkan kenyataan, bahwa setiap tahun ada hari khusus
yang disebut “Columbus Day” sebagai peringatan atas jasanya sebagai penemu
Benua Amerika. Peringatan ini
berasawal dari tahun 1792 yang merupakan tanda
300 tahun kedatangan Columbus ke Amerika, kemudia dari
kedatangannya itu adanya hari Columbus menjadi
hari libur nasional di Ameriksa pada tahun 1937.
Jika kita melihat Columbus pergi berlayar, Columbus tidak pernah tiba di
daratan Amerika Utara. Perjalanannya membawa dia ke Amerika Tengah dan Selatan,
Puerto Rico, Kepulauan Virgin Bahama dan kepulauan Karibia lainnya. Columbus juga bukan orang pertama yang menemukan dunia baru
melainkan orang-orang
Skandinavia (Viking) yang menjelajahi benua
Amerika Utara pada abad ke-11 dan mendirikan koloni L'Anse aux Meadow.
Pada saat itu Columbus telah memperkosa putri salah satu kebangsaan Spanyol
yang masih berusia 13 tahun, Columbus diadili karena perbuatannya yang tidak
baik itu. Namun, pengadilan tidak bisa memutuskan ia harus dihukum mati,
sehingga ratu Isabella mengirimnya dalam misi mencari benua baru (saat itu
tujuan utama adalah mencari India) dan dengan harapan agar Columbus tidak akan
bisa pulang kembali ke daerah ratu Isabella. Inilah latar belakang yang
sebenarnya mengapa Columbus bisa menginjak Amerika.
Akhlak Colombus
tidaklah sepantasnya kita
agung-agungkan. Dia terkenal sangat kikir, sifat inilah yang menyebabkan dia menghadapi kesulitan memperoleh
tunjangan dana dari Ratu Isabella karena Colombus terlampau menampakkan
keserakahannya tatkala melakukan tawar-menawar. Columbus memperlakukan
orang-orang Indian dengan kekejaman yang sangat.
Saat Columbus mendarat untuk pertama kalinya di Benua Biru Amerika, ia
masih mengira bahwa inilah tanah india yang diamanati oleh Ratu Isabella untuk
dicaari olehnya. Saat itu para penduduk asli menyambut Christoper Columbus
dengan gembira. Namun, sebaliknya apa yang ditulis Columbus dalam jurnalnya? “Mereka
membawakan kami burung beo, bola kapas dan tombak dan banyak hal lainnya
sebagai hadiah. Mereka rela memperdagangkan segala yang mereka miliki ... Mereka
tidak memanggul senjata, padahal saya menunjukkan pedang. Mereka tidak memiliki
besi. Tombak mereka terbuat dari tebu... Mereka akan dengan mudah kami taklukan
menjadi tombak... Dengan lima puluh orang saja, kita bisa menundukkan mereka
semua dan membuat mereka melakukan apapun yang kita inginkan.”
Selain itu dalam catatannya juga Columbus menulis, “Saya percaya bahwa
mereka akan dengan mudah menjadi orang Kristen buatan, karena sepertinya mereka
tidak beragama”. Dalam catatan hariannya Columbus mengakui bahwa saat ia tiba
di Hindia (ia saat itu masih percaya telah menemukan India, bukan Amerika), ia
menyiksa penduduk pribumi, menggantung, mencambuknya, hanya demi sau informasi
penting: yaitu di mana ada emas?
Helen Ellerbe, dalam “The Dark Side of Christian History” (hal. 86-88)
menggambarkan keberingisan Columbus. Selain menyiksa, ia juga sering memperkosa
perempuan-perempuan pribumi lalu mecambuk mereka demi kesengan belaka. Koloni yang
dibawa Columbus pada pelayaran berikutnya (1469) dilkaim bertanggung jawab atas
kematian 34 juta penduduk asli Amerika. Dia mengeksploitasi mereka, memanfaatkan sumber daya dan memperbudak nya. Hugo Chavez menghancurkan patungnya di Caracas karena dia
melihat Columbus sebagai imperialis yang banyak melakukan pembantaian. Apakah masih pantas Columbus disebut tokoh besar penemu Amerika, diperingati
seluas dunia dengan “Columbus Day”?
Sosok Columbus kini satu persatu
terungkap dunia hitamnya, selain itu Columbus merupakan seorang penyebar
Sifilis di Eropa.
Pandemi sifilis melanda Eropa tak lama setelah Columbus kembali,
adanya Columbus mengubah jalannya sejarah dunia. Awalnya sangat mematikan,
penyakit yang menyeramkan dan banyak kematian pada saat itu. seseorang yang
secara aktif berpartisipasi dalam genosida yang akhirnya menyebabkan kematian
dari 20 juta masyarakat adat di Indian di Haiti.
Akhirul kalam, inilah kenyataan yang benar-benar menggemparkan
dunia. Sebagai insan yang ‘melek bahasa’ kita harus pasang rambu-rambu
kehidupan dalam menyerap cerita yang beredar di berbagai kalangan, karena
cerita itu belum tentu mengandung kebenaran yang hakiki. Seperti yang sudah dijelaskan
oleh Howard Zinn bahwa “orang yang ahli menulislah yang akan menggenggam
sejarah”, A
People’s History of the United States inilah yang sudah
menyadarkan pengaruh hipnotis warga dunia dari sosok Columbus yang terkenal
dengan temuannya yaitu menemukan Amerika.
Sejarah yang kita miliki sebagai seseorang yang literat harus
diabadikan dengan mahakarya yang bisa menjaganya yaitu lewat tulisan. Dengan tulisan
ini, “kelompok” yang tidak bertanggung jawab atas bukti keotentikannya tidak
lagi mengobok-obok sejarah nenek moyang yang ada di dunia ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://kisahmuslim.com/benarkah-columbus-yang-pertama-melintasi-atlantik-menuju-amerika/ diunduh pada hari Jum'at 28 Maret 2014 jam 13.30 WIB
http://lontongers.blogspot.com/2013/12/fakta-mengejutkan-tentang-columbus-dan.html diunduh pada hari Jum'at 28 Maret 2014 jam 13.30 WIB
well, mungkin di artikel ini kamu menunjukkan identitas siapa kamu sebenarnya. Tapi, generic structure ki ga dieskplistkan? ada berapa hal yang tidak kamu setujui tentang artikel ZInn? datanya memang sudah ada tapi jangan berasusmi bahwa pembaca akan selalu tahu apa yang kamu maksud. Dan jagnan terkebak dengan rangkaian sejarah saja karena itu membuat kamu akan terhanyut dan tidak bisa mnunjukkan identitas sebagai kritikus
ReplyDelete