The 6th Critical Review “10 maret 2014”
Strengthening Thesis Statement: Another Journey in
Understanding Columbus
A
Little Bite to Flashback <thesis
statement>
Mendengar
kata “Prima Facie Principle” yang diucapkan
oleh Bapak Lala Bumela, mengingatkan saya ketika masih duduk di di semester 2
dalam Mata Kuliah Writing and Composition 2. Dan kini hingga seterusnya kalimat
tersebut tidak pernah akan lepas dalam kajian menulis, menulis, dan menulis.
Prima Facie Principle, kalimat yang paling utama dalam sebuah paragraph harus
bisa menarik perhatian pembaca. Dengan adanya prima facie principle inilah yang
akan menjadikan tulisan memiliki daya tarik yang kuat untuk pembacanya. Hal ini
disebabkan karena kalimat pembuka <Appetizer> dalam sebuah paragraph akan
menetukan penilaian dari sebuah tulisan karena “The
first bite means everything”. layaknya seorang chef yang mencicipi
makanan, biasanya ia mengambil bagian tertentu saja.
Terkait
dengan kegiatan menulis yang selama ini kita lakukan, ternyata memamang benar
bahwa menulis merupakan kegiatan mencerahkan diri. Hal ini disebabkan karena
pada hakikatnya keterampilan menulis adalah keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan suatu
proses kreatif yang banyak melibatkan cara berfikir <divergen> menyebar
dari pada memusat <konvergen>. Oleh karenanya tujuan menulis
(Charlie:2008:1) adalah memberi/menjual informasi, mencerahkan jiwa,
mengabadikan sejarah, ekspresi diri, mengedepankan idealisme, mengemukakan
teori dan opini serta menghibur. Hal tersebut sejalan dengan quote pada hari
ini tentang mencerahkan diri:
Katanya, tugas mereka yang tercerahkan--kaum literat--adalah
meneroka ceruk ceruk 'baru' tempat pengetahuan dan keterampilan yang mereka
pungut, kumpulkan dan kuasai dalam perjalanan hidupnya sebagai bagian sederhana
dari cinta mereka pada pengetahuan dan pemberi pengetahuan. Mereka yang hanya
baru tahu teori ini dan itu dari 'suara-suara penuh kuasa' di bidang yang
mereka geluti, belumlah dapat dikatakan yang tercerahkan--literat; mereka baru
pada fase awal; peniru.
Meniru adalah bagian penting dari menemukan lalu
menciptakan, dari memahami
affordance dan meaning potential tanda tanda yang terserak, yang dibaca dengan
teori ini dan itu. Yang berbahaya adalah ketika kita merasa sudah
mendesiminasi, pun meneroka padang-padang baru tempat segala teori yang
dipahami digunakan, padahal kita baru sampai pada tahap meniru. Lalu kita
dengan pongahnya mengatakan 'ini salah itu tak benar", tanpa dasar yang
'tak bergetar' pada mereka yang berada di titik awal menjadi peniru. Kita
merasa bahwa hapal saja teori ini dan itu, telah membuat kita menjadi bagian
dari "Rejim kebenaran tak terbantahkan".
Begitu banyak yang harus dipelajari, dipahami lalu
dimaknai; lebih banyak dari alasan menjadi sombong sebab apa yang baru kita
sedikit ketahui.
Dalam
paragraph utama kalimat utama, dijelaskan bahwa kaum literat mampu meneroka atau
mengeksplor pengetahuan dan keterampilan yang mereka dapatkan. Bisa dikatakan
juga bahwa orang yang berliterat adalah orang yang cinta akan pengetahuan,
kemudian mereka juga mampu untuk mengeksplonya meskipun bukan dengan cara
menulis. Akan tetapi, sya teringat salah satu pesan dari Bapak Chaedar
Al-Wasilah bahwa “write is reproduce knowledge.” Dengan demikian, semakin
banyak hal yang ditulis, maka akan semakin luas pula daya imajinasinya dalam
berfikir.
Kaum
literat, yang dahulunya adalah peniru yang merupakan bahian penting dari
menciptakan, dari memahami affordance, meaning potential, dan other signs. Seperti
yang tergambar pada mindmap berikut:
Writing is a matter of
enlightening our selves
The Literate = the enlightened
The love
of knowledge => affordance, meaning potentials, other signals
Terkait
dengan (Fowler:1996;10) bahwasannya “seperti linguis kritis sejarawan bertujuan
untuk memahami nilai-nilai yang mendukung formasi social, ekonomi, politik, dan
diakronik, perubahan nilai dan formasi.” Keyword dalam ungkapan tersebut adalah
values=amanah yang sangat penting dalam kehidupan. Hal ini juga terkait dengan
sikap Columbus yang tidak amanah. Telah kita ketahui, bahwa sebelum berlayar
saja sudah tidak amanah, lebih lagi dengan nama besarnya yang tertampang di
benua Amerika sebagai penemunya.
Menurut
(Fowler:1996), bahwa ideology ada dimana-mana dalam setiap teks tunggal, baik
lisan, tertulis, audio, visual atau kombinasi dari semuanya. Dimana dalam
memproduksi teks tersebut tidak pernah netral seperti apa yang disampaikan oleh
(Fairclough:1899:1992:1995:2000 dan lehtonen: 2000). Dalam hal ini, ada dua
alas an mengapa sebuah teks tidak netral atau tertutup di hadapan pembaca.
Pertama, penulis pada dasaranya pembaca yang terlibat dengan banyak teks.
Kedua, pembaca teks adalah orang yang memiliki beragam teks dalam dirinya.
Itulah sebabnya kegiatan membaca menjadi kegiatan “memproduksi” (menulis) gugusan
(makna) teks (Worton:1990:2). Oleh karenanya, membaca dan menulis selalu
termotivasi secara ideologis.
Menulis
di tingkat Perguruan Tinggi (PT), sering kali mengambil bentuk persuasi yang
meyakinkan orang lain atau reader bahwa teks yang dibuat memiliki daya tarik
yang sangat kuat dalam sudut pandang logikanya. Persuasi, sebenarnya dalah
keterampilan kita berlatih secara teratur dalam kehidupan sehari-hari. Seperti
contoh, ketika saya masih duduk di bangku SMA, saya inging sekali mempunyai
motor sendiri. Berkali-kali saya membujuk orang tua saya, tetapi apa yang
dikatakan mereka adalah “nanti, nak.” Begitu sulitnya untuk meyakinkan orang
tua saya, bumbu apa lagi yang harus saya tuangkan dalam persuasi tersebut.
Hal
tersebut seperti halnya di Perguruan Tinggi, beberapa tugas yang sering meminta
untuk membuat persuasive secara tertulis. Dalam hal ini, kita diminta untuk
meyakinkan pembaca tentang sudut pandang yang kita tulis. Bentuk persuasi ini,
sering disebut argument akademik, yang mengikuti pola secara tertulis. Setelah pengenalan
singkat dari topic yang dibuat, kita menyatakan sudut pandang pada topic secara
langsung dan dalam satu kalimat yang berfungsi sebagai ringkasan dari argument.
Tesis essay adalah ide utamanya. Tesis statement dari suatu essay adalah
pernyataan satu atau dua kalimat yang mengungkapkan gagasan utama essay. Tesis
statement mengidentifikasi topik penulis dan pendapat penulis tentang topic
tersebut.
Fungsi
thesis statement adalah:
1.
Penulis menciptakan tesis
untuk focus pada subyek essay.
Dalam hal ini, jika penulis tidak
dapat meringkas gagasan utama essay dalam suatu kalimat atau dua kalimat, maka
kemungkinan penulis belum memahami topic secara jelas. Dengan cara ini, menulis
thesis statement sebagai kejelasan pemikiran penulis setelah penulis memutuskan
focus utama dalam kertasnya. Thesis statement ini berfungsi sebagai panduan dan
reminder untuk mengingatkan penulis dalam menjaga essaynya untuk terfokus dan
terorganisir.
2.
Kehadiran thesis statement
yang baik, dapat membantu pemahaman pembaca.
Sebuah cirri dari essay yang
terorganisir dengan baik adalah struktur thesis statementnya. Artinya, thesis
statement mengumumkan topic essay, kemudian tubuh essay akan menjelaskan dan
mendukung topic tersebut. Dengan kata lain, thesis statement menciptakan
harapan dalam pemikiran pembaca tentang pa yang akan mengikuti essay. Ketika
tubuh paragraph memenuhi harapan pembaca, essay akan selalu terorganisir dengan
konten yang masuk akal. Apabila thesis statement menyesatkan atau hilang sama
sekali, maka tubuh essay akan tampak membingungkan atau tidak relevan karena
tidak dilihat dengan kaitannya topic secara keseluruhan.
Itulah
merupakan fungsi thesis statement yang memiliki peranan penting dalam sebuah
tulisan atau essay. Ok, Kembali lagi pada definisi thesis statement di bawah
ini secara jelas:
·
Memberitahu pembaca
bagaimana seorang penulis menafsirkan pentingnya subyek yang sedang dibahas;
·
Thesis statement merupakan
peta jalan untuk essay. Dengan kata lain, penulis memberitahu pembaca apa saja
yang diharapkan dari sisa kertasnya;
·
Thesis merupakan
interpretasi dari pertanyaan atau subyek, bukan subyek itu sendiri. Subyek atau
topic dari sebuah essay seperti perang dunia II atau Moby Dick, maka thesis
harus menawarkan cara untuk memahami perang atau novel;
·
Thesis biasanya membuat
klaim bahwa oranglain mungkin membantah;
·
Thesis statement biasanya
dalam satu kalimat di suatu tempat dalam paragraph pertama yang meyajikan
argument penulis kepada pembaca. Sisa kertas, tubuh essay, mengumpulkan bukti
dan mengatur bukti yang sesuai yang akan membujuk pembaca dalam logika
penafsiran penulis.
Perlu diingat kembali,
thesis adalah hasil dari proses berfikir yang panjang. Sebelum penulis
mengembangkan argument tentang topic apa saja, penulis harus mengumpulkan dan
mengatur bukti, mencari kemungkinan hubungan antara fakta yang diketahui. Dalam
hal ini, penulis harus berhati-hati dan teliti dalam menentukan thesis
statement, terutama thesis statement dalam paragraph utama. Apabila masih ada
pertanyaan seperti “what?” maka penulis perlu menjelaskan atau menghubungkan ke
masalah yang lebih besar. Apabila masih ada pertanyaan seperti “How and why?”
maka penulis mungkin terlau terbuka dan kurang bimbingan bagi pembaca. Dan apabila
masih ada ketiganya, mungkin alangkah baiknya ada salah satu bagian yang harus
dirubah. Hal ini akan lebih baik dalam mencerminkan hal-hal yang sudah diketahui
dalam rangka penulisan essay. Penulis juga perlu untuk selalu meninjau kembali
dan merevisi tulisan yang diperlukan.
Berikut di bawah ini
merupakan cirri-ciri thesis statement yang baik:
·
Thesis statement harus
jelas dari sisi bagaimana ide berkolerasi satu sma lain;
·
Thesis statement yang
baik, tidak terlalu luas dan sempit;
Too Broad: Everybody has
bad days sometimes.
Too Narrow: I had a bad day
yesterday.
Just Right: Every
time I have a bad day, I learn something about myself.
·
Thesis statement yang baik
biasanya berpendapat sebuah pandangan dan selalu menghadirkan pandangan yang
dipertanyakan oleh pembaca;
Not
Argumentative (statement of fact): The United States space program grew
extensively during the cold war.
Argumentative: Investing
money in our space program is a misuse of taxpayers’ dollars.
·
Thesis statement yang baik
adalah ringkas/singkat;
·
Thesis statement tidak
terlalu samar, yakni spesifik;
Too Vague: Hemingway’s war
stories are really good.
More Specific: Hemingway’s
war stories helped to create a new prose style.
·
Thesis statement yang baik
harus menguatkan, seperti kata “I believe, it seems to me, etc”
Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa thesis statement merupakan hal yang sangat penting dalam
membuat suatu tulisan, karena akan mempermudah pembaca dengan alur cerita yang
diceritakan oleh penulis. Dalam pembuatan thesis statement juga harus
diperhatikan untuk kejelasan cerita.
References:
www. Indiana_edu/~wts/pamphlets/thesis_statement_shtml
www. Pasadena.edu/divisions/…/dbddistin_524.pdf
0 comments:
Post a Comment