Buku telah menginspirasi banyak orang besar
untuk merubah dunia. Banyak orang-orang menjadi hebat karena seringnya mereka
bergaul dengan buku. Terbukti di
Indonesia tokoh-tokoh besar seperti Bung Karno, Soeharto, Habibie,
Gusdur, dll, mereka adalah orang-orang yang selalu mengakrabi buku. Buku-buku tersebut telah mengilhami mereka untuk merubah bangsanya menjadi lebih baik.
Kelahiran kemerdekaan negeri ini adalah karena pemikiran hebat yang telah mengilhami
Bung Karno karena kapasitas keilmuannya yang sangat luas.
Membaca merupakan suatu media yang dapat membuat perspektif atau pandangan seseorang terbuka. Seseorang tahu tidak hanya melalui kekuatan
mendengar saja, melainkan harus tahu secara faktual, yaitu dengan cara membaca
buku. Berbicara kebenaran melalui buku sebagai bukti yang dapat dipertanggung
jawabkan validitasnya ( literatur yang jelas ) merupakan sesuatu keharusan.
Buku mengoperasikan dalam banyak hal untuk mengubah kesadaran seseorang.
Melalui buku, seseorang tentunya bisa mempersepsikan
suatu pandangan. Implikasinya, buku dapat merubah paradigma berfikir seseorang.
Wacana
yang berjudul “Speaking Truth to Power with Book” yang dikarang oleh Howard
zinn secara garis besar membicarakan ihwal kekuatan buku yang dapat mempersepsikan suatu paradigma berfikir
seseorang”. Dalam
wacana tersebut, howard zinn menyatakan bahwa membaca buku dapat
memberikan efek yang sangat kuat kepada
diri si pembaca itu sendiri. Bahkan dikatakan bahwa orang
yang menguasai teks dapat
memanipulasi atau memutar-balikkan sejarah ( fakta ).
Ketika suara diproduksi, maka pada saat itu juga suara akan langsung hilang, kecuali jika suara tersebut direkam, kemudian
diperdengarkan kembali, maka ia akan tetap
utuh. Ilmu pun ketika tidak diikat
dengan tulisan dia akan lari. Hal tersebut bisa diimplikasikan pada eksistensi
sejarah. Sejarah jika hanya
direpresentasikan melalui mulut ke mulut tanpa didokumentasikan, ia akan hilang. Sehingga dalam hal ini
ada suatu ruang besar bagi pelaku sejarah untuk memanfaatkan sisi kekosongan
tersebut.
Para
pelaku sejarah bisa saja memutarbalikkan fakta sejarah yang sebenarnya, kemudian mereka mendokumentasikannya ke dalam buku-buku.
Seperti yang
ditututurkan oleh Howard zinn mengenai
christoper columbus, tokoh yang selalu disebut-sebut sebagai seorang pahlawan
dan penemu benua Amerika, bahkan setiap tahun ada satu hari
khusus yang disebut "Columbus Day" sebagai peringatan atas jasanya
yang menemukan Benua Amerika. Sejarah mengenai citra baik colombus ini sudah diabadikan
ke dalam buku-buku bacaan mata pelajaran sejarah yang ada di SD sampai SMP.
Namun realitanya colombus itu bukanlah seorang pahlawan. Dia bahkan orang yang berfaham komunis.
Dia adalah penjahat, orang yang tamak
mencari emas,
pemerkosa, penyiksa dan pembunuh. Dia juga bukan orang yang pertama kali
menemukan benua amerika. Justru orang yang pertama kali menginjakkan kaki di Amerika
adalah orang-orang islam yang terdampar, terasingkan karena penganiayaan Kristen
romawi ( Zaman bani umayyah ), sehingga mereka memilih melakukan ekspedisi ke
suatu tempat yang lebih aman.
Columbus lahir pada 30 Oktober 1451 dan meninggal
pada 20 Mei 1506, yakni pada usia 54 tahun. Dia seorang penjelajah dan pedagang
yang menyeberangi Samudra Atlantik dan sampai ke benua Amerika pada tanggal 12
Oktober 1492 di bawah bendera Castilian Spanyol.
Dr Mroueh dalam essaynya menuturkan, “Sejumlah fakta
menunjukkan bahwa Muslimin dari Spanyol dan Afrika Barat tiba di Amerika
sekurang-kurangnya lima abad sebelum Columbus. Pada pertengahan abad ke-10,
pada waktu pemerintahan Khalifah Umayyah, yaitu Abdurrahman III (929 – 961M),
kaum Muslimin yang berasal dari Afrika berlayar ke Barat dari pelabuhan Delbra
(Palos) di Spanyol, menembus “samudra yang gelap dan berkabut”. Setelah
menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari negeri yang
“tak dikenal dan aneh”. Ada kaum Muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru
itu, dan mereka inilah kaum imigram Muslimin gelombang pertama di Amerika. Jadi
Columbus bukanlah orang yang pertama kali mendaratkan kakinya di benua Amerika.
Ada banyak literatur yang membuktikan adanya
kehadiran Muslimin gelombang pertama ke Amerika jauh hari sebelum zaman
Columbus. Bukti-bukti itu antara lain:
v Abul-Hassan Ali Ibnu Al-Hussain Al-Masudi merupakan seorang pakar
sejarah dan geografi yang hidup dari tahun 871-957 M. Dalam karyanya yang
berjudul “Muruj adh-dhahab wa maad
aljawhar” (Hamparan Emas dan Tambang Permata), Abu Hassan menulis bahwa
pada waktu pemerintahan Khalifah Abdullah Ibn Muhammad (888-912), penjelajah
Muslim Khasykhasy Ibn Sa’ied Ibn Aswad dari Cordova-Spanyol, telah berlayar
dari Delba (Palos) pada 889, menyeberang Samudra yang gelap dan berkabut dan
mencapai sebuah negeri yang asing (al-ardh majhul) dan kembali dengan harta
yang mentakjubkan. Pada peta Al-Masudi terbentang luas negeri yang disebutnya
dengan al-ardh majhul atau negeri
yang asing. [Al-Masudi: Muruj Adh-Dhahab, Vol. 1, P. 1385].
v Columbus dan para penjelajah Spanyol serta Portugis mampu melayari
menyeberang Samudra Atlantik dalam jarak sekitar 2400 km, adalah karena bantuan
informasi geografis dan navigasi dari peta yang dibuat oleh pedagang-pedagang
Muslimin, termasuk informasi dari buku tulisan Al-Masudi yang berjudul Akhbar Az-Zaman. Tidak banyak diketahui
orang, bahwa Columbus dibantu oleh dua orang nakhoda Muslim pada waktu
ekspedisi pertamanya menyeberang transatlantik. Kedua kapten Muslim itu adalah
dua bersaudara Martin Alonso Pinzon yang menakodai kapal Pinta, dan Vicente
Yanez Pinzon yang menakodai kapal Nina. Keduanya adalah hartawan yang mahir
dalam seluk-beluk perkapalan, membantu Columbus dalam organisasi ekspedisi itu,
dan mempersiapkan perlengkapan kapal bendera Santa Maria. Bersaudara Pinzon ini
masih memiliki ikatan kekeluargaan dengan Abuzayan Muhammad III (1362-66),
Sultan Maroko dari dinasti Marinid (1196-1465). (Thacher, John Boyd:
Christopher Columbus, New York 1950).
Mengenai ekspedisinya itu,
karena Columbus melakukan suatu kesalahan besar. Columbus memperkosa
putri salah satu bangsawan Spanyol yang masih
berusia 13 tahun. Pengadilan tidak bisa memutuskan ia harus dihukum mati,
sehingga akhirnya Ratu Isabella mengirimnya dalam misi mencari benua baru ( saat itu tujuan utama adalah mencari India ) dan dengan harapan, Columbus tidak akan bisa pulang
kembali.
Saat akhirnya Columbus mendarat pertama kali di Benua
Biru Amerika, ia masih mengira inilah tanah India. Menurut catatan
Wikipedia, Columbus mengira pulau tersebut masih perawan, belum berpenghuni sama
sekali. Mereka berorintasi menjadikan pulau tersebut sebagai perluasan wilayah
Spanyol. Tetapi setelah menerobos masuk, Columbus ternyata kaget menemukan
bangunan yang persis pernah ia lihat sebelumnya ketika mendarat di
Afrika. Bangunan megah itu adalah Masjid yang dipakai oleh Orang-orang
Islam untuk beribadah. Semula ketika awal kedatangannya, Columbus disambut dengan ramah oleh suku Indian, tetapi setelah
ketahuan niat buruknya datang ke pulau itu, Colombus banyak mendapat resistensi
dari penduduk setempat. Beberapa armada kapal milik rombongan Colombus
ditenggelamkan oleh suku Indian sebab mereka merasa terganggu dan terancam oleh
kedatangan Colombus.
Helen Ellerbe, dalam "The
Dark Side of Christian History" (hal. 86-88) menggambarkan
keberingasan Columbus. Selain menyiksa, ia juga sering memperkosa
perempuan-perempuan pribumi lalu mencambuk mereka demi kesenangan belaka. Koloni
yang dibawa Columbus pada pelayaran berikutnya (1496) diklaim bertanggung jawab
atas kematian 34 juta penduduk asli Amerika. Seperti itulah sekelumit fakta
yang sebenarnya ihwal Columbus.
Setelah mengetahui fakta kebohongan yang sangat
mencengangkan atas kekejaman luar biasa yang telah lakukan colombus. Jelaslah
bahwa dia adalah seorang
pembohong. Jurnal-jurnalnya banyak memanipulasi fakta sejarah. Bahkan sudah
dipatenkan dalam buku-buku bacan.
Buku sejarah
mengenai citra baik Columbus ini sudah menjadi santapan-santapan yang paten bagi pelajar SD sampai SMP bahkan sampai SMA meskipun di SMA sudah tidak
mempelajari ihwal materi sejarah tersebut. Di mata pelajaran
SD, sejarah mengenai Columbus ini divonis benar secara mutlak dengan corak isi
yang menceritakan kehebatannya, kebaikannya dan berbagai macam citra baik
mengenai dirinya. Dari hal itu, siswa membaca dan memandang bahwa Columbus
adalah pahlawan.
Contoh lain mengenai pemutarbalikkan fakta sejarah yaitu
ihwal G30S/PKI. Peristiwa G30S/PKI pada 1 Oktober 1965
merupakan sejarah kelam dalam perjalanan bangsa dan negara Republik Indonesia. Cerita dan fakta-fakta
sejarah mengenai kejadian sebenarnya amat sulit dicari kepastiannya karena para
pelaku sejarahnya banyak yang tutup mulut pada masa Orde Baru hingga mereka
wafat.
Tapi kini ada bukti dan fakta-fakta baru
mengenai hal-hal seputar peristiwa kelam tersebut, khususnya bukti-bukti yang
didapatkan dari orang-orang terdekat Jenderal Ahmad Yani, orang nomor satu di
Angkatan Darat waktu itu. Seharusnya, Pak Yani lah
yang menjadi presiden menggantikan Bung Karno. Bung Karno sendiri yang
menginginkan Pak Yani menjadi presiden menggantikan dirinya karena Pak Yani ini
cerdas, cakap dan masih muda (40-an tahun).
Sudah menjadi
rahasia umum di kalangan kabinet
bahwa Pak Yani lah yang akan menggantikan Bung Karno menjadi Presiden apabila
Bung Karno wafat. Hal ini diperkuat oleh kesaksian Harya Sudirja ( Menteri Pengairan Dasar
pada zaman Bung Karno berkuasa ).
Semua anak-anak Pak Yani juga sudah tahu
hal ini, namun ayahnya berpesan agar jangan beri tahu siapa-siapa kalau
bapaknya dalam waktu yang tidak lama lagi bakal menjadi Presiden
menggantikan Bung Karno yang terus menurun kondisi kesehatannya.
Namun, kejadian yang terjadi berkata lain.
Pak Yani dan kawan-kawan dekatnya yang tangguh serta cakap di jajaran petinggi
TNI AD "disingkirkan" secara keji. Dan istri Pak Yani, Yayuk
Ruliah mencurigai bahwa dalang pembunuhan suaminya adalah Soeharto. Soeharto saat itu adalah bawahan Jendral
Ahmad Yani, tapi umurnya lebih
tua. Dan ia sedang diselidiki oleh Pak Yani dan para Pahlawan Revolusi lain
yang wafat dalam berbagai kasus internal AD ( kasusnya benar-bernar
memalukan ). Itulah yang membuat Soeharto iri dan sakit hati.
Saksi sejarah lain juga mengatakan bahwa
Soeharto memang benci kepada Pak Yani sebab dari raut wajahnya ketahuan. Ia pun
punya dendam kepada para pahlawan revolusi lain karena kasus tersebut.
Nama-nama tokoh pahlwan revolusi yang merupakan korban kekejaman
terkait peristiwa G30S/PKI yang digalangi oleh Partai atau golongan komunis,
mereka adalah Ahmad
Yani ( Jend. Anumerta ), Donald Ifak Panjaitan ( Mayjen.
Anumerta ), M.T. Haryono ( Letjen. Anumerta ), Piere Tendean ( Kapten CZI Anumerta ), Siswono Parman ( Letjen. Anumerta ), Suprapto (
Letjen. Anumerta ), Sutoyo Siswomiharjo, ( Mayjen. Anumerta ). Dua di antara mereka di bunuh di Jogjakarta,
dan lima lainnya di bunuh di Jakarta.
Mayoritas fakta-fakta
menyebutkan bahwa pada hakikatnya otak pembunuhan dibalik peristiwa tersebut adalah Soeharto meskipun yang
melakukannya adalah golongan komunis. Kasus pembunuhan terhadap Jendral Ahmad Yani sendiri karena soeharto menginginkan dirinya untuk menjadi Presiden RI.
Pada saat itu soeharto yang masih menjabat sebagai Panglima Kostrad, dan
merupakan Jendral bawahan Ahmad Yani ( Jendral Tertinggi TNI AD ) tidak bisa
berbuat apa - apa. Untuk bisa menjadi Presiden, Soeharto harus melengserkan Jendral
Ahmad Yani terlebih dahulu. Sehingga untuk melakukan rencana keji tersebut, Pak
harto menyetir partai komunis untuk membantai Jendral tertinggi TNI AD Republik
Indonesia tersebut.
Pada rezim Soeharto, Wacana ( fakta sejarah ) tersebut kemudian dimanipulasi oleh kaum komplotan Soeharto dengan menyebutkan dengan jelas bahwa yang
salah itu adalah golongan komunis, sehingga golongan komunis pada saat itu ( zaman
Orde Baru ) mendapat pembantaian yang sangat luar biasa. Bahkan anak cucu dari golongan komunis di bumi-hanguskan dari
bumi indonesia. Mereka dikucilkan, tidak diberi tempat untuk hidup. Benar-benar
sangat tragis. hal ini sangat melanggar hak asasi kemanusiaan yang tercantum jelas dalam Pancasila dan UUD 1945.
Implikasi dari contoh-contoh di atas menggambarkan
betapa buku sangat mempengaruhi bahkan dapat merubah paradigma berfikir seseorang. Dengan mempelajari
fakta-fakta sejarah tentang Columbus atau Suharto ini
dapat menyebabkan revolusi dalam pemikiran seseorang. Padahal, realitanya columbus
adalah orang yang memutarbalikan fakta sejarah. Ia membuat citra baik namanya di
kalangan eropa tetapi sangat bertentangan dengan realita yang sebenarnya. Begitupun
dengan kasus suharto terkait
peristiwa G30S / PKI. Di buku-buku bacaan baik SD, SMP maupun SMA, selalu
menceritakan kebaikannya. Banyak hal yang ditutup-tutupi mengenai fakta tersebut. Hal tersebut dilakukan tidak lain semata karena politik pencitraan yang
ingin selalu melekat dalam dirinya. Orang yang membaca ihwal sejarah ini pastinya
setuju dan mungkin selalu mengagung-agungkan mereka dengan menyebut bahwa
mereka adalah pahlawan bagi bangsanya ( tidak salah juga sih ). Padahal, jika
disingkap fakta sejarah yang sebenarnya, tentunya tidak sedikit orang yang
benci terhada soeharto.
Buku itu dapat merubah paradigma berfikir seseorang.
Dengan membaca, pemikiran seseorang akan ikut terseret oleh arus teks atau
bacaan tersebut. Membaca adalah hal
yang fundamental, dimana wawasan dunia dapat kita ketahui hanya dengan membaca
baik buku, maupun artikel-artikel yang tersebar di
media. Sebuah pemikiran cerdas berawal dari membaca. Itulah mengapa membaca menjadi titik awal kemajuan
bangsa.
Bahkan seorang Bill Gates pun selalu membaca buku di kesehariannya dan
memperlihatkan buku apa saja yang ia baca di website resminya. Begitupun dengan
seorang Warren Buffett yang menjadi salah satu orang terkaya selain Bill Gates berkata bahwa buku
mengubah dirinya, dan sangat terinspirasi oleh proffesor yang mengajarinya saat
masih kuliah dengan buku yang proffesornya buat.
Sayangnya Buku belum menjadi kebutuhan primer di Indonesia.
di era Generasi Y atau zaman milenia dimana orang bersentuhan hampir 24 jam dengan internet
membuat perubahan besar dalam dunia membaca. Dan inilah yang terjadi pada
pelajar dunia:
0
Hanya 10%
dari siswa menggunakan
buku-buku dari perpustakaan untuk membantu mereka belajar
0
100%
siswa menggunakan Wikipedia (Perpustakaan
online terbesar) untuk belajar
0
80%
siswa menggunakan jaringan sosial untuk
membantu mereka belajar
0
55% siswa menggunakan layanan online untuk membantu mereka menulis makalah mereka
Meskipun demikian, membaca
dimanapun lebih baik daripada tidak membaca sama sekali. Begitu besar pengaruh
membaca dapat mengubah hidup manusia dari ketidak tahuan menjadi penuh wawasan.
Dari kebodohan menjadi kecerdasan. Itulah mengapa negara maju sangat
memperhatikan membaca dan perpustakaan.
Negara-negara maju seperti Jerman, Perancis, Belanda
mewajibkan siswa SMA harus menamatkan hingga 22-32 judul Buku (1966-1975).
Sedangkan di Indonesia, pada tahun 1950-1997 nol buku atau tidak ada kewajiban untuk menamatkan satu
judul buku pun. Dan kondisi ini masih berlangsung hingga saat ini.
Bahkan Thailand saja hingga tamat dari SMA seorang siswa
harus tamat
membaca buku hingga 5 Judul (1986-1991). Sementara di Malaysia 6 judul Buku
(1976-1980), Singapura 6 judul buku (1982-1983), Jepang 15 judul buku
(1969-1972).
Bagiamana dengan Indonesia? Sangat disayangkan Negara
yang pernah menjadi guru bagi negara-negara tetangga ini sangat buruk dalam
dunia membaca dimana Indonesia berada di peringkat ke-57 dari 65 negara di
dunia. Atau peringkat 8 terakhir.
Minimnya minat baca bagi bangsa Indonesia bisa saja
dimanfaatkan oleh para oknum sejarah. Demi politik pencitraan, Bisa saja mereka
merekayasa pemikiran-pemikiran seseorang melalui buku yang ditulisnya, menebar
benih-benih kebohongan, menebar propaganda dan menciptakan berbagai distorsi
fakta yang tidak sesuai dengan sejarah sebenarnya.
Perlu diingat bahwa buku bacaan mengenai sejarah
yang sudah terpublikasikan bertahun-tahun lamanya itu tidaklah semuanya selaras
dengan fakta sejarah.
Kemungkinan-kemungkinan memanipulasi sejarah itu sangat besar sekali
demi kepentingan politik. Dengan kata lain, untuk membuat politik pencitraan
bagi dirinya, si pelaku sejarah melakukan
berbagai hal termasuk memanipulasi sejarah, sehingga namanya terkenang baik
dalam memori orang.
Pada intinya, hal tersebut merupakan suatu pembelajaran bagi kita,
bahwa kita dituntut untuk tidak langsung mempercayai suatu sejarah begitu saja, meskipun bertahun-tahun
lamanya sejarah tersebut telah didokumentasikan ke dalam buku. Perlunya review atau kajian ulang sejarah dengan mencari sumber-sumber yang valid, yang dapat dipercaya sehingga
sejarah tersebut sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Dengan cara mengkritisi sejarah, kita tidak mudah dipengaruhi bahkan dibodohi oleh sejarah, tidak pula langsung percaya dengan manisnya
sejarah seperti contoh yang sudah
disebutkan di atas, sehingga kita tidak
akan terjebak pada apa yang semula tidak kita sadari dan baru sadar ketika
telah ditegur oleh orang lain, Karena pengaruh buku sangat kuat sekali terhadap
pemikiran kita. Jadi pada akhirnya untuk bisa menyingkap realita sejarah atau bahkan
dunia, maka yang wajib dilakukan pertama kali yaitu senang membaca buku
terlebih dahulu.
REFERENSI
1.
http://forum.viva.co.id/berita-dalam-negeri/607328-kasus-memalukan-dibalik-dalang-pembunuhan-para-pahlawan-revolusi.html.
Diunduh pada 26 Februari 2014
2.
http://imanhsy.blogspot.com/2013/09/film-g30spki-pemutar-balikkan-fakta-dan.html
Diunduh pada 26 Februari 2014
3.
http://dammar-asihan.blogspot.com/2013/06/fakta-kekejaman-christopher-columbus.html
Diunduh pada 24 Februari 2014
4.
http://daulahislam.com/unique/sejarah-unique/kebohongan-amerika-tentang-christopher-columbus.html.
Diunduh pada 24 Februari 2014
5.
Wikipedia
masakan ini kaya informasi tapi posisi kamu sbeagai kritikus justru hilang. Mestinya mungulkan data pelan-pelan dulu sebelum menyimpulkan sesuatu
ReplyDelete