Nama : Resa Novianti
Class :PBI-B
NIM :
14121310343
Buku Mampu Mengubah Dunia
Berbicara kebenaran melalui buku sebagai bukti yang dapat
di pertanggungjawabkan
kebenarannya atau valid (referensi yang jelas). Buku
adalah salah satu karya sastra dan karya ilmu pengetahuan dalam peradaban dan kebudayaan
manusia. Buku merupakan kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid
menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan dan gambaran dari ide,
imajinasi dan pikiran seseorang. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada
buku disebut sebuah halaman.
Ada berbagai sumber yang menguak sejarah tentang buku. Buku
pertama disebutkan lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang Mesir
menciptakan kertas papirus . Kertas papirus yang berisi tulisan ini digulung
dan gulungan tersebut merupakan bentuk buku yang pertama. Pedagang muslim
membawa teknologi penciptaan kertas dari Cina ke Eropa pada awal abad 11
Masehi. Disinilah industri kertas bertambah maju. Apalagi dengan diciptakannya
mesin cetak oleh Gutenberg perkambangan dan penyebaran buku mengalami revolusi.
Kertas yang ringan dan dapat bertahan lama dikumpulkan menjadi satu dan
terciptalah buku. Pecinta buku biasanya dijuluki sebagai seorang bibliofil atau
kutu buku.Terrdapat karya hebat para penulis yang dapat dianggap sebagai buku terbaik
sepanjang masa peradaban manusia
Di Indonesia sendiri, pada zaman dahulu, juga dikenal dengan
buku kuno. Buku kuno itu ditulis di atas daun lontar. Daun lontar yang sudah
ditulisi itu lalu dijilid hingga membentuk sebuah buku. Perkembangan perbukuan
mengalami perubahan signifikan dengan diciptakannya kertas yang sampai sekarang
masih digunakan sebagai bahan baku penerbitan buku.
Buku mengoperasikan dalam banyak cara untuk mengubah
kesadaran seseorang. Kita tahu bahwa manusia merupakan mahluk unik yang diberi
akal. Setiap manusia memiliki pemikiran sendiri-sendiri atas apa yang
dialaminya, pemikiran atau pola pikir manusia tidak terbentuk begitu saja.
Manusia banyak mengalami proses yang mempengaruhi pemikirannya, entah itu dari
lingkungan keluarga, kehidupan sehari-harimaupun lainnya . Sehingga dari sekian
banyak proses saya rasa buku merupakan sebuah proses paling cepat dalam
membentuk sebuah pola pikir manusia.
Dengan membaca, seseorang dapat mengetahui bahkan
menemukan realita atau fenomena kehidupan. Fungsi dari sebuah buku
adalah sebagai sumber informasi dan pengetahuan dalam melihat realitas
kehidupan, sehingga dapat merubah
keyakinan seseorang yang mulanya
irasional menjadi rasional karena keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai
irasional orang-orang berhubungan secara kausal dengan gangguan-gangguan
emosional dan behavioralnya, maka cara yang paling efisien untuk membantu
orang-orang itu dalam membuat perubahan-perubahan kepribadiannya adalah
mengkonfrontasikan mereka secara langsung dengan filsafat hidup mereka sendiri.Selanjutnya
dapat Menjelaskan kepada mereka
bagaimana gagasan-gagasan mereka sampai menjadikan mereka terganggu, menyerang
gagasan-gagasan irasional mereka diatas dasar-dasar logika” (Gerald
Ceray:1999). Terkadang sebagian orang setelah membaca sebuah ide-ide baru dalam
sebuah buku,merasa seperti menemukan
mata air yang memberikan kesejukan, mencerahkan, serta dapat melihat kehidupan
atau masalah dari sudut pandang yang berbeda, hanya saja kadang orang tersebut
tidak memiliki kepercayaan diri yang kuat apabila mereka memiliki kesanggupan
untuk membentuk sikap dan perilaku seperti bacaaannya atau merasa canggung dan tidak kuasa melawan
lingkungan atas tanggapan yang akan diterima dengan perubahan yang ditunjukan.
seseorang tahu tidak hanya dari mendengar saja, melainkan
harus tahu fakta, yakni dengan cara membaca teks. Menulis dan membaca merupakan suatu media yang dapat
membuat perspektif atau pandangan seseorang terbuka. Kita tahu bahwa
menulis dan membaca itu ibarat dua saudara yang tidak bias di pisahkan. Menulis
merupakan hal yangsusah susah gampang
karena didalamnya kita dapat menuangkan apa yang menjadi pikiran kita.
Kunci dari menulis itu sendiri memang gelisah dan masalah, kemudian merangkai
keadaannya menjadi kalimat yang indah dan nyaman untuk dibaca. Setiap penulis
memiliki pola pikir dan visi yang berbeda-beda. Menulis adalah kerja yang
abadi, karena hasil karya tulisan dapat dibaca sepanjang masa. Menulis salah
satu cara dalam melestarikan ilmu pengetahuan. Seorang penulis harus senantiasa
bergairah hidupnya dan mampu mengubah masalah dan kemalasannya menjadi sebuah
kesenangan, motivasi dan tulisan yang indah. Menulis, pada dasarnya adalah
mengarang sesuatu tulisan yang mulanya tidak ada, kemudian diada-adakan.
Membaca buku
bagaikan menyelami dunia lain, maksudnya adalah sebuah dunia yang ada di dalam
pikiran orang lain. Sementara setiap orang memiliki dunia masing-masing. Dengan
membaca buku kita akan menyelami berbagai dunia orang lain yang akan memberikan
kita kebijaksanaan yang lebih mendalam dalam menghadapi hidup. Tidak ada, satu
buku pun yang pernah ditulis di dunia yang tidak membawa manfaat. Setiap buku
akan membawa manfaat kepada kita jika kita mampu menangkap makna dan hikmah.
Jika kita masih kesulitan menangkap makna dan hikmah dari suatu buku, berarti
kita harus meningkatkan keterbukaan pikiran kita. Hikmah dan makna sebuah buku
tidak akan masuk ke dalam pikiran yang tertutup. Satu-satunya buku yang tidak
membawa manfaat adalah buku yang tidak pernah kita baca. Sekali kita membaca
buku, maka makna dan hikmah buku tersebut bisa masuk ke dalam pikiran kita jika
pikiran kita terbuka.
Ketika suara diproduksi maka akan langsung hilang pada
saat itu juga kecuali jika suara tersebut direkam, ia akan bisa diperdengarkan
kembali. Hal tersebut bisa diimplikasikan pada Sejarah. Sejarah jika hanya
direpresentasikan melalui mulut ke mulut tanpa ditulis, ia akan hilang.
Pada zaman kuno, tradisi komunikasi masih mengandalkan lisan. Penyampaian
informasi, cerita-cerita, nyanyian, do’a-do’a, maupun syair, disampaikan secara
lisan dari mulut ke mulut. Karenanya, hafalan merupakan ciri yang menandai
tradisi ini. Semuanya dihafal. Kian hari, kian banyak saja hal-hal yang musti
dihafal. Saking banyaknya, sehingga akhirnya mereka kuwalahan alias tidak mampu
menghafalkannya lagi. Hingga, terpikirlah untuk menuangkannya dalam tulisan.
Maka, lahirlah apa yang disebut sebagai buku kuno.
Ilmu pun jika tidak diikat dengan tulisan, ia akan
hilang, jadi tulisan merupakan suatu media untuk mengikat pengetahuan yang
diperoleh baik melalui komunikasi verbal ( Lisan ) maupun dokumental ( tulisan
). “Ilmu itu buruan, dan tulisan itu pengikatnya. Maka, ikatlah buruan itu
dengan tali yang kuat.” Pribahasa Arab yang saya dengar ketika sekolah dulu
menggambarkan betapa pentingnya menulis. Tulisan
dapat dikatakan menjadi batasan sebuah zaman sejarah dan pra-sejarah. Saking
pentingnya tulisan ini, Rasulullah menyuruh sahabatnya untuk menulis Al-Quran
dan perkataan beliau apapun media nya. Mulai dari kulit, batu, pohon, dan
media-media yang merepotkan. Sejarah yang dimulai dari tulisan, mecatat tulisan
itu sendiri. Betapa banyak orang yang terinspirasi oleh tulisan. Yang membuat
seseorang dapat memiliki sebuah persepi. Ataupun melakukan sesuatu. Apakah itu
hal baik atau hal buruk. Ini adalah bukti nyata dari pengaruh tulisan. Mencatat
setiap detail sejarah manusia dari masa ke masa. Sehingga Suatu saat nanti,
kepingan tulisan berisi sejarah ini akan dibaca generasi berikutnya. Untuk
mengambil pelajaran agar tidak terjebak di lubang yang sama. Agar terjadi
akselarasi inovasi dan perbaikan yang berkelanjutan. Tulisan mengikat kita
dengan masa sebelumnya. Yang membuat kesinambungan informasi dapat terjaga.
Menguasai teks dapat memanipulasi atau memutar-balikkan
sejarah ( dunia ), maksudnya adalah Secarik kertas memang
bukan apa-apa, kalau isinya hanya tulisan tak berarti, tapi bila secarik kertas
adalah sebuah hasil coretan darisebuah sejarah l, apa lagi bila yang menulisnya
tokoh internasional, misalnya berupa teks proklamasi, maka kertas tadi
bukan lagi sembarang kertas, benda itu sudah menjadi bukti sejarah yang akurat.
Selembar kertas memang biasa, tapi isinya yang luar biasa.
Menurut Howard zinn bahwa christopher Colombus itu
bukanlah pahlawan. dia adalah orang yang berfaham komunis. Dia juga bukan
penemu benua amerika.. dia adalah penjahat, orang yang serakah, pembunuh,
penindas kelompok ras hitam yang ada di benua amerika.
Mengenai pendapat howard zinn ini, kita tidak harus
mempercayai begitu saja karena mayoritas orang lebih cenderung membenarkan apa yang hanya mereka dengar dari
kiai, pendeta atau petinggi ( pemerintah), padahal realitanya untuk membuktikan
fakta tersebut kita juga harus membaca. Tidak hanya langsung melahap
mentah-mentah konsep pembicaraan yang sudah terbangun tersebut, kita harus
mengkonsep ulang dengan cara mengkritisi serta harus mencari referensi lain (
fakta dan bukti ) mengenai hal yang sedang dibicarakan tersebut.
Sebuah
frasa yang diciptakan oleh Quaker selama di pertengahan 1950-an. Ini adalah
panggilan bagi Amerika Serikat untuk berdiri teguh melawan fasisme dan bentuk
lain dari totalitarianisme, yang merupakan frase yang tampaknya membuat bingung
hak politik, dengan alasan para pendiri Amerika Serikat mempertaruhkan nyawa
mereka untuk berbicara kebenaran berkuasa, bahwa Raja George. Itu dan dianggap
berani, meskipun lebih sering dicemooh hari ini.
Sejak
Perang Dunia Kedua, label fasis telah dilekatkan pada figur-figur dan
gerakan-gerakan seperti Gerald L. K. Smith, Senator Joseph McCarthy, Senator
Eastland, Barry Goldwater, Minutemen, John Birch Society, Richard Nixon, Ronald
Reagan, dan George Wallace.
Fasisme sendiri memiliki arti gerakan
radikal suatu ideologi
nasionalis
otoriter politik. Fasis berusaha untuk mengatur bangsa menurut perspektif
korporatis, nilai, dan sistem, termasuk sistem politik dan ekonomi. Mereka
menganjurkan pembentukan partai tunggal negara totaliter yang berusaha
mobilisasi massa suatu bangsa dan terciptanya "manusia baru" yang
ideal untuk membentuk suatu elit pemerintahan melalui indoktrinasi, pendidikan
fisik, dan eugenika kebijakan keluarga termasuk. Fasis percaya bahwa bangsa
memerlukan kepemimpinan yang kuat, identitas kolektif tunggal, dan akan dan
kemampuan untuk melakukan kekerasan dan berperang untuk menjaga bangsa yang
kuat. pemerintah Fasis melarang dan menekan oposisi terhadap negara. Fasisme
didirikan oleh sindikalis nasional Italia
dalam Perang Dunia I yang menggabungkan
sayap kiri dan sayap kanan pandangan politik, tapi condong ke kanan di awal
1920-an. Para sarjana umumnya menganggap fasisme berada di paling kanan. Fasis
meninggikan kekerasan, perang, dan militerisme
sebagai memberikan perubahan positif dalam masyarakat, dalam memberikan
renovasi spiritual, pendidikan, menanamkan sebuah keinginan untuk mendominasi
dalam karakter orang, dan menciptakan persaudaraan nasional melalui dinas
militer . Fasis kekerasan melihat dan perang sebagai tindakan yang menciptakan
regenerasi semangat, nasional dan vitalitas. Fasisme adalah anti-komunisme,
anti-demokratis, anti-individualis, anti-liberal, anti-parlemen,
anti-konservatif, anti-borjuis dan anti-proletar, dan dalam banyak kasus
anti-kapitalis Fasisme. menolak konsep-konsep egalitarianisme, materialisme,
dan rasionalisme yang mendukung tindakan, disiplin, hirarki, semangat, dan
keinginan. Dalam ilmu ekonomi, fasis menentang liberalisme
(sebagai gerakan borjuis) dan Marxisme
(sebagai sebuah gerakan proletar) untuk menjadi eksklusif ekonomi berbasis
kelas gerakan Fasis ini. ideologi mereka seperti yang dilakukan oleh gerakan ekonomi
trans-kelas yang mempromosikan menyelesaikan konflik kelas ekonomi untuk
mengamankan solidaritas nasional Mereka mendukung, diatur multi-kelas, sistem
ekonomi nasional yang terintegrasi.
Totalitarianisme merupakan sebuah fahaman bahwa sistem pemerintah
yang paling ekstrem adalah dengan membenarkan kewujudan satu partai politik
sahaja untuk memerintah negara secara total atau mutlak. Sistem ini adalah
lebih ketara berbanding sistem diktator
atau negara polis (police state) dan ia melibatkan propaganda
yang berpanjangan untuk memastikan rakyatnya secara rela hati akan patuh dengan
kerajaan. Kadangkala, kerajaan akan mengambil langkah drastik seperti membunuh
para intelek supaya tiada rakyat yang menentang kerajaan yang mutlak ini. Totalitarianisme dalam semua bentuk
hubungan mencirikan fasisme sebagai pandangan hidup, bukan hanya sekedar sistem
pemerintahan. Berbeda dengan beberapa bentuk kediktatoran di Amerika Latin yang
menerapkan prinsip otoriter hanya di bidang pemerintahan saja. Dalam artian
jika secara politik rakyat tidak menimbulkan masalah atau kesulitan dan tidak
mengganggu kekuasaan diktator dan pengikutnya, maka mereka bebas menjalani
hidupnya. Sebaliknya, dalam konsep fasisme yang bersifat totaliter. semua
bentuk hubungan masyarakat diatur oleh pemerintah dengan menggunakan kekuasaan
dan kekerasan. Fasisme juga menggunakan semua bentuk kekerasan mulai dari
verbal hingga ancaman pembunuhan massal.
Kaum fasis Dunia Ketiga tidak pernah ragu melakukan kekejian
yang mengingatkan pada pembantaian oleh Nazi. Misalnya, diktator Chili Jendral
Pinochet, yang naik ke kekuasaan melalui sebuah kudeta militer terhadap
Presiden Allende pada tahun 1973, mengubah negerinya menjadi sungai darah.
Pinochet membunuh Allende dengan serangan tank dan pesawat jet terhadap Istana
Presiden. Namun, rakyat Chili diberitahu bahwa Allende telah melakukan bunuh
diri karena menolak untuk menyerah. Setelah itu, Pinochet dengan kejam
melenyapkan para pendukung Allende dan kaum oposisi. Junta pimpinannya membunuh
ribuan orang pada tahun pertama kekuasaannya, dan sekitar 90.000 dari 9 juta
rakyat Chili ditangkap. Teror terhadap penduduk, jasad-jasad yang ditumpuk di
rumah mati, atau ditembak dan dibuang ke Sungai Mapocho, penahanan para
tersangka di Stadion Santiago, penyanderaan, operasi-operasi pencarian dan
penjarahan yang seringkali terjadi, hanyalah sebagian dari kejahatan rezim
Pinochet. Lembaga-lembaga pendidikan “dibersihkan”, dan mata kuliah sejarah
serta geografi di universitas disensor oleh penguasa fasis.
Kediktatoran fasis yang serupa dengan rezim Pinochet juga
berhasil meraih kekuasaan di negara-negara Amerika Latin seperti Argentina,
Guatemala, El Salvador, Nikaragua, Honduras dan Paraguay, dan juga membawa
kekejaman yang mengerikan. Ribuan penentang junta di Argentina “menghilang”.
Berdasarkan bukti - bukti yang ada, lebih dari 2.000 tahanan politik dibawa dengan
pesawat-pesawat terbang kemudian dilempar ke lautan dari jarak ribuan kaki di
udara. Kebrutalan di Guatemala juga tak kalah menakutkan. Pada tahun 1960-an
dan 1970-an, rezim fasis yang menggulingkan presiden pertama dan satu-satunya
yang terpilih, Jacobo Arbenz pada tahun 1954, mengubah negeri itu menjadi lading
ladang pembunuhan.
Ebenstein (2006:154) mengatakan fasis mungkin tidak lagi
merupakan sebagai ancaman bagi negara-negara yang menganut sistem demokrasi
yang terkemuka. Tetapi tidak menutup kemungkinan gejala-gejala untuk megambil
oper pemerintah jika dilihat-gejala-gejala masih ada.
Gejala-gejala ini bisa dilihat adanya gerakan-gerakan yang
terjadi misalnya di Amerika serikat yang anti-intelektual yang melemahkan proses-proses
rasionalitas. Gejala lain adalah munculnya gejala rasialisme dibebarapa negara,
gejala lain adalah bermunculan keresahan-keresahan sosial di tengah masyarakat
yang muncul akibat ketidak berhasilan sistem demokrasi, yang juga anti komunis.
Alternatif praktis bukanlah diantara 100 persen baik dan 100 persen jahat,
tetapi selalu diantara campuran-campuran kedua keadan itu dengan porsi yang
berbeda
Ebenstein (2006:154) mengatakan fasis mungkin tidak lagi
merupakan sebagai ancaman bagi negara-negara yang menganut sistem demokrasi
yang terkemuka. Tetapi tidak menutup kemungkinan gejala-gejala untuk megambil
oper pemerintah jika dilihat-gejala-gejala masih ada.
Gejala-gejala ini bisa dilihat adanya gerakan-gerakan yang
terjadi misalnya di Amerika serikat yang anti-intelektual yang melemahkan
proses-proses rasionalitas. Gejala lain adalah munculnya gejala rasialisme
dibebarapa negara, gejala lain adalah bermunculan keresahan-keresahan sosial di
tengah masyarakat yang muncul akibat ketidak berhasilan sistem demokrasi, yang
juga anti komunis. Alternatif praktis bukanlah diantara 100 persen baik dan 100
persen jahat, tetapi selalu diantara campuran-campuran kedua keadan itu dengan
porsi yang berbeda.
Jadi kesimpulannya adalah banyak pelajar yang
saat ini menganggap bahwa buku hanya sebatas alat untuk melengkapi keperluan
sekolah saja. Mungkin saat ini saya juga merasa hal seperti itu. Tapi mungkin
anggapan kita selama ini saya katakan salah. Karna buku sangat berguna bagi
kita khususnya sebagai seorang pelajar. Ada pepatah berkata buku adalah
gudang ilmu .Dan saya merasa bahwa jika menemukan hal seperti ini
mungkin hanya sekedar kita baca tapi kita tak mengerti ap maksud yang tersirat
dalam kalimat ini. Tapi jika kita mengetahui apa maksudnya saya yakin
bahwa kita semua bersyukur karna telah ada buku di bumi ini. Mungkin selama ini
kita tidak menyadarinya .tapi saya harap kita bisa sama-sama mengubah pemikiran
yang demikian. Jadi dengan begitu kita sama-sama juga untuk memanfaatkan buku
mulai dari sekarang. Dengan begitu anak bangsa menjadi pintar.Selain itu dengan
membaca buku maka kita juga dapat memperoleh pengetahuan yang luas. Buku juga
dapat memanipulasi atau
memutar-balikkan sejarah (dunia).
Mungkin ini yang bisa dijadikan tema besar tentang pentingnya buku
untuk dibaca. Artinya bahwa betapa pentingnya buku untuk menata kehidupan,
sehingga kalau kita mengabaikan membaca buku, berarti kita juga mengabaikan
pengetahuan emas dari buku dalam menata kehidupan itu sendiri. Lewat bukulah
kita bisa menembus ruang angkasa yang amat luas. Intinya, bahwa hanya dengan
membaca buku, kita akan tahu banyak hal, kita juga bisa tahu banyak tentang
relasi esensi alam ini dengan manusia. Semakin banyak buku yang kita baca, maka
akan semakin mudah bagi kita untuk “menguasai dunia”.
Buku telah menginspirasi banyak orang besar
untuk merubah dunia. Betapa pentingnya buku bagi kehidupan masa depan generasi
anak bangsa . Banyak orang orang hebat karena mereka adalah orang yang kutu
buku. Terbukti di Indonesia tokoh-tokoh besar seperti Bung Karno adalah
orang-orang yang sangat kutu buku. Buku-buku telah mengilhaminya untuk merubah
bangsanya menjadi lebih baik. Kelahiran kemerdekaan negeri ini adalah karena
pemikiran yang hebat yang telah mengilhami Bung Karno karena wawasan yang luas
dari hasil bacaannya.
Bagaimana anda melihat
negeri Jepang yang pada perang dunia hancur lebur namun dalam sekejab menjadi
raksasa ekonomi dunia. Ternyata rakyat Jepang adalah orang-orang yang gila ilmu
pengetahuan. Perpustakaan-perpustakaan hampir di semua daerah bermunculan. Buku
telah menginspirasi masyarakat Jepang menjadi negara maju. Yang menarik untuk
dicermati dalam hal ini adalah Jepang yang sebelumnya hanya sebuah bangsa yang
terisolir dari dunia luar, kini mampu tampil menjadi salah satu peradaban
cemerlang.
Lepas dari itu semua,
bahwa yang terpenting adalah bagaimana menanamkan nilai-nilai dan keterbukaan
jiwa untuk menerima bahwa membaca sebagai hal yang menyenangkan. Sebelum
melaksanakan aktifitas yang akan sesuai dengan tujuan, memang harus menanamkan
nilai-nilai yang ada sebagaimana yang dicita-citakan oleh bangsa.
Jangan terjebak pada euforia mengenai buku Artikel ini akan hidup apabila kamu mampu mengaitkan antara sejarah dan literasi
ReplyDelete