Masih berhubungan dengan minggu lalu
bahwasannya kerja kelompok (Discousre) bisa meningkatkan Kerukunan Beragama (Religion Harmony). Banyak sekali materi
mengenai anlisa kerja kelompok dalam hal kerukunan beragama. Di Indonesia belum
atau tidak mengenal yang namanya Religion
Harmony karena Indonesia selalu menaruh ideologi dari masing-masing
agamnya.
Bangsa ini perlu dibenahi dengan adanya
Religion Harmony dalam setiap
interaksi di manapun dan kapanpun khususnya pada sekolah. Pandangan mengenai Religion Harmony perlu ditekankan.
Sehingga tidak terjadi lagi konflik-konflik yang
mengatasnamakan agama di dalamnya.
Biasanya yang melatarbelakangi
konflik di negeri ini adalah adalah Background dari bangsa ini sendiri. Dari
mulai etnis, budaya, bahasa, bahkan menyangkut warna kulit. Ini sudah tidak
selaras lagi dengan indikator PMP, sekarang PKn. Sejak diganti dengan PKn
(Pendidikan Kewargannegaraan), bukan malah mengharmoniskan hubungan antar
bangsa sendiri, bukan juga malah memperbaiki prerilaku bangsa ini sendiri. Akan
tetapi, mengakibatkan betapa bobroknya moral bangsa kita.
Selain dari masalah Background,
komunikasi antar bangsa ini juga kurang harmonis. Oleh karena itu, beberapa
etnis di negeri ini selalu saja membangga-banggakan etnis suatu daerah dan
tidak mau menghormati etnis yang bahkan itu dari negerinya sendiri.
Untuk itu, perlu adanya Goal-Driven
(membanting setir mencapai tujuan) artinya merubah suatu ideologi dari
masing-masing etnis. Sangat riskan sepertinya menghilangkan konflik apalagi
antar agama. Minimalnya bisa mengurangi resiko penyebab konflik. Yaitu, membuat
membuat interaksi antar agama ini kepada arti yang sesungguhnya sehingga
nantinya aka dipraktekkan di negeri ini.
Kembali ke konflik antar agama. Di
Indonesia sudah banyak konflik-konflik seperti itu. Namun, kenapa media massa
negeri ini tidak mengangkat berita tersebut? Media massa di negeri ini hanya
mengangkat dan membahas masalah pejabat koruptor, pejabat pencandu narkoba,
kriminalitas, dan lain sebagainya. Namun, menutup mata akan masalah yang sangat
krusial ini. Mereka yang berkonflik sebenarnya ingin bersatu asalkan ada yang
menengahi, karena tidak ada, mungkin lebih baik seperti ini dari pada bersatu.
Religion Harmony (Kerukunan Beragama) hanya membutuhkan saling
pengertian dari agama masing-masing (Mutual
Understanding). Selebihnya mengenai kehidupan, kebiasaan, kebudayaan, telah
diatur oleh agama masing-masing.
Banyak konflik di negeri ini yang
mungkin bisa dibilang sepele. Akan tetapi, dibesar-besarkan oleh orang yang
tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, Prof. Chaedar Al-Washilah
menganjurkan untuk tercapainya Religion
Harmony (Kerukunan Beragama) bisa dimulai dengan Classroom Discourse (Kerja
Kelompok di Kelas). Praktek Mutual Understanding ini diharapkan mampu
meminimalisir konflik-konflik yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
Religion Harmony mengandung nilai dan norma yang tinggi dalam
kehidupan masyarakat. Masing-masing agama memiliki ideologi yang berbeda,
namun, itu semua bisa disatukan dengan adanya Classroom Discourse. Dalam
Classroom Discourse, perlu adanya interaksi antara guru dengan murid, dan murid
dengan murid. Nah, murid dengan murid inilah yang menjadi bahasan Discourse Analysis.
Namun, mengenai Classroom Discourse
antar agama, ada beberapa orang yang menentang, mereka beranggapan bahwa
nantinya anak-anak mereka akan masuk agam yang berbeda karena melihat perilaku
dari anak tersebut. Nah, akan tetapi di sinilah peran orang tua kepada anaknya
yang mestinya mengajarkan sejak dini dan mengenalkan nilai-nilai dan
norma-norma agama lain. Sehingga nantinya diharapkan mampu mengurangi
konflik-konflik antar agama di negeri ini.
Mengenai konnflik antar bangsa di
negeri ini, jadi teringat ketika mendiang mantan presiden Soekarno pernah
mengatakan sesuatu kepada presiden Soeharto. Isinya kurang lebih seperti ini:
“Perjuanganku dan bangsaku hanyalah melawan penjajah. Tapi,
perjuanganmu adalah melawan bangsamu sendiri”.
Mungkin inilah yang dimaksud Presiden
Soekarno adalah menangani bangsa yang sudah seakan pecah kembali. Dahulu kala,
bangsa kita dipecahkan oleh bangsa penjajah. Dan bangsa ini bersatu padu
melawan penjajah tersebut. Namun sekarang, bangsa ini pecah oleh bangsa ini
sendiri. Lalu pertanyaanya, kita sebenarnya melawan siapa?
0 comments:
Post a Comment