Penulis harus memiliki cita rasa tinggi. Mereka
yang disebut chef, hanya ketika mereka masak. Jadi ketika tidak aktif menulis
maka tidakakan disebut penulis. Semua negosiasi makna berada pada reader, yang
bisa dilakukan penulis adalah mengantarkan reader kepada makna dengan caranya.
Dalam writing kali ini kita juga menjadi
multilingual writer, yaitu seseorang yang evektif menulis dalam dua bahasa dan
juga menjadi critical reader dalam dua bahasa tersebut yaitu L1 dan L2 yang
akan merubah kita dari student of language menjadi student of writing. Kita
juga nantinya dapat memilih sendiri pilihan informasi yang kita dapat sebagai
clitical thinking kita. Apa kita mahasiswa memiliki tujuan atau tanpa
tujuan atau hanya untuk mendapatkan nilai yang besar apa kita menulis hanya
untuk memnuhi learning kontrak.
Menurut pa lala kita semua adalah multimungual written yang bisa
kritis terhadap keduanya, dan kita mentransformasikan dari siswa bahasa menuju
siswa menulis, menulislah sebagai bagian dari hidupmu, yang bisa mengubah
dunia,
Writing bersifat mengikat, karena writing sangat kompleks, diantaranya
adalah:
Cara mengetahuisesuatu
Writing merupakan Cara untukmerepresentasikansesuatu
Cara untukmereproduksikansesuatu
Sesuatu yang dimaksudadalah, informasi,
knowledge, experience. Disini dapat kita lihat bahwa untuk memproduksi tulisan
kita harus mendapatkan informasi yang kita dapat dari membaca dan kita olah
informasi tersebut menjadi ilmupengetahuan dan kita proses dan aplikasikan lagi
menjadi pengalaman, lalu pengalaman itulah yang kita tuangkan menjadi sebuah
tulisan.
Perepresentasikan =>informasi, knowledge,
experience
Menulis semester ini berbeda dari menulis pada
semester sebelumnya, jika dulu kita menulis secara general pada semester ini
kita menulis secara scientific atau yang biasa dikenal dengan academic.
Critical writing tidak sepenuhnya bahan bacaan
ditelan sepenuhnya, namun setelah dibacaakan diproses pengalamaman tersebutlah
yang akandituang kanmenjadi critical writing.
Dalam
lembaran apitezier hawe setiawan,
disitu memberitahukan
Masayrakat
indonesia lebih statistik tidak kritis, menurut setiawan masyarakat sudah
kritis karena sudah update dalam internet secara langsung, menulis bukan secara
formal, dengan adanya media jejaring sosial sedikit demi sedikit sudah bisa menulis. Haedar, merevisi buku terakhir buku pokoknya rekayasa literasi. Jadi hawe
bertolak belakang dengan haedar, menurut haedar menulis itu berbentuk artikel
tapi menurut hawe menulis itu bisa dimana saja, seperti di jejaring sosial, update
status lama-lama akan bisa mangasah ketrampilan menulis kita.
Menulis adalah praktek berdasarkan
espektasi/keinginan. Seorang penulis harus mengerti apa yang diharapkan oleh
pembaca (Reader). dan harus mengantisipasi pembaca pungkin menginginkan bahan
bacaan berdasarkan teks yang telah dibaca sebelumnya, jadi penulis harus tau
apa backround dari pembaca dan buku apa saja yangtelah dibaca untuk
memaksimalkan keinginan dari pembaca. (Hyland)
Makna terjadi bukan di teks tetapi berdasarkan
sudutpandang reader, lebih dinamis. Reader bagaikan membangkitkan roh yang ada
dalam tulisan. penulis dan pembaca bagaikan dua orag penari yang saling
mengikuti langkah dari yang lainnya, dan mumbuat konektifitas yang
takterpisahkan diantara mereka.
Bahasa Saussure adalah suatu sistem yang didefinisikan
itu sendiri maknanya, Barthes melihat peran orang-orang yang berlatih aktivitas
linguistik sebagai juga menjadi pusat dalam pembentukan makna. penulis bukan
seorang penulis sebelumnya untuk tindakan menulis, tetapi mengambil bentuk
sebagai salah satu saat menulis. Barthes memang menyatakan kematian penulis,
sekaligus menandakan kelahiran pembaca.
ketika bahasa
mempunyai sistem sendiri yang mendefinisikan yang mengartikan dirinya sendiri,
jadi meaning itu terjadi ketika ad writer and reader, jika kehilangan salah
satunya maka akan kehilangan meaning, karena tidak ada yang membaca, jadi
tulisan kita tidak berarti apa apa. (lehtonen)
Melanjutkan pembahasan dari Lehtonen bahwa
Meaning bisa dihasilkan oleh perpaduan antara text, context, writer, dan
reader. Tekxt akan lebih dekat dengan writer, dan context lebih dekat dengan reader,
karena semua negosiasi arti berada pada pembaca. Jadi ketika text tersebut
berada pada reader maka merupakan hak dia untuk memaknai text tersebut dengan
context yang ia punya yaitu buku-buku yang ia baca sebelumnya dan pengetahun
yang telah ia dapatkan sebelumnya.
Kesimpulan
Jadi, hubungan text, context, Reader, dan Writer
merupakan satu kesatuan dalam menghasilkan sebuah meaning, ketika text yang
diproduksi oleh writer sudah sampai ke pembaca/reader maka merupakan hak
daripada Reader itu sendiri untuk memaknainya.
0 comments:
Post a Comment