Sistem Pendidikan Dan
Keragaman agama
Setelah
saya membaca sebuah artikel dari buku Prof. Chaedar yang berjudul “ pokoknya rekayasa literasi ”. Masih
membahas tentang literasi yang mana literasi berarti mengajarkan keterampilan
membaca dan menulis. Kemudian saya membaca lagi sebuah artikel dengan judul “ wacana kelas untuk mendorong kerukunan
beragama ”. Yang mana tugas untuk mahasiswa terhadap teks tersebut untuk di
kritisi. Kemudian setelah saya membaca dan saya akan mengkritisi teks tersebut
dari segi sistem pendidikan dan keragaman agama. Jika kita mengetahui tentang kualiatas
suatu bangsa, yang hanya kita ketahui dari segi kualitas dan sistem pendidikan.
Hampir
semua di negara maju sudah membentuk sistem pendidikan yang baik. Contohnya pendidikan
di Indonesia yang berbeda dengan
pendidikan pada negara maju. Kita lihat dalam cara pengajarannya, yang mana
pendidikan di Indonesia masih menggunakan pengajaran yang tradisional, sehingga
membuat tetinggalnya kita dari segi pengajaran yang diajarkan. Sedangkan di negara
maju sudah menggunakan pengajaran yang modern dengan cara menggunakan teknologi,
dan menggunakan pengajaran liberal.
Salah
satu tujuan dari pendidikan adalah untuk memberikan keterampilan siswa dalam mengembangkan
mereka sebagai individu dan warga Negara. Sebagai contoh kita bandingkan antara
Negara firlandia dan di Indonesia. Dimana di firlandia untuk menjadi guru SD pun
sangat sulit, karena harus menempuh pendidikan S2, tidak ada ujian dan tidak
ada PR bagi siswa nya, gaji nya pun sangat besar. Apalagi di Negara Prancis
dengan pengajaran bagi perempuan tidak boleh memakai krudung, dan kalung salib.
Pendidikan liberal tidak hanya mengajarkan
tentang moral, kritis dan objektif. Jadi pendidikan liberal sangat penting dan diperlukan
karena sangat baik untuk di ajarkan. Sedangkan liberalisasi pendidikan lebih
pada materealitis.
Dalam
penerapan sistem pendidikan di indonesia dan Amerika sangat jauh berbeda. Disini saya akan membahas 2 topik inti,
diantaranya :
·
Religious
harmony
·
Class
discourse
Dimana
dalam Negara Amerika menerapkan sistem pendidikan yang lebih kepada asrama, dan
peer interaction social serta pembentukan geng yang mana pemudanya tidak mau
mematuhi peraturan yang sudah di buat. Tetapi di Indonesia lebih cenderung pada pendidikan pesantren, karena dengan
pesantren juga orang melihat nya sebagai pendidikan yang terbaik. Peer
interaction menjelaskan di pesantren itu, yang mana laki-laki dan perenpuan harus
di pisah, sedangkan di Amerika seperti single sex full sangat bebas dan akan
berdampak pada efek negatif nya.
Kemudian
pendidikan liberal tidak adanya unsur agama, mementingkan kognitif, moral dan
emosi, intraction social. Pendidikan liberal juga tidak membeda-bedakan. Agama
ada satu di setiap pesantren dan yang hanya membedakan adalah dari aliran
masing-masing. Dengan keragaman agama yang mana sebagai aset bangsa.
Dengan
banyaknya keragaman agama yang ada di Indonesia, maka akan muncul rasa
toleransi kita terhadap agama yang berbeda. Dan dengan rasa toleransi itu
muncul dari dalam diri sendiri untuk saling menghormati agama lain. Rasa
toleransi itu penting, karena dengan bertoleransi mengajarkan kita untuk saling
menghargai sebuah perbedaan. Untuk mewujudkan tujuan dalam kerukunan beragama
harus dikembangkan dari sekolah awal (SD). Anak-anak usia sekolah lebih memilih
untuk berinteraksi dengan teman sebaya, dan dalam konteks sekolah dengan
menghormati teman ,berbagi ilmu, yang umumnya rasa sopan terhadap satu sama
lain. Konsep interaksi dengan teman sebaya adalah komponen penting dalam teori pengembangan
sosial.
Kemudian
dalam pengajaran pun guru tidak hanya mengajarkan secara sentifik saja, tetapi juga
harus mengajarkan tentang norma, moral dan karakter. Siswa pun harus aktif
untuk menyumbangkan ide-ide yang relavan, dan dengan ide itu bisa
dikembangkan dengan topik yang akan di diskusikan. Selain itu, guru juga
berfungsi untuk mengawasi siswa setiap hari dalam berinteraksi dengan teman
sebaya dengan benar dan benar.
Pendidikan
dasar (SD) yang merupakan dasar untuk
pendidikan lebih lanjut dan dengan adanya masalah sosial seperti tawuran
pelajar, geng motor dan sebagainya. Kasus tersebut adalah indikasi dari
penyakit sosial yaitu kurangnya sosialisasi terhadap kelompok yang berbeda, dan
dengan melihat kasus konflik sosial dan ketidakharmonisan agama merupakan
tantangan bagi pendidik. Dengan tantangan tersebut untuk melakukan yang terbaik
dan kita siap untuk mempersiapkan generasi berikutnya sebagai warga Negara yang
demokratis dan karakter yang baik.
Dalam
penyelesaikan pendidikan formal, siswa harus berkemampuan untuk menjaga
hubungan baik yang sangat penting untuk keberhasilan individu. Jika tidak
menjaga hubungan baik maka akan menyebabkan konflik sosial dalam suatu
masyarakat.
Kita
buktikan dengan adanya banyak konflik, seperti konflik yang terjadi akibat
kericuhan beragama. Terjadi di daerah Sumbas (2008), Ambon (2009), dan Papua
(2010). Jika tidak ada langkah yang tepat untuk di ambil dalam konflik itu,
maka akan terulang kembali dan bisa menimbulkan rasa tidak percaya terhadap
kelompok sosial dalam bermasyarakat. Contoh lain dalam kasus bunuh diri dan
pemboman di gereja, yang menyebabkan dendam dan serangan serupa terhadap
masjid. Dengan kasus ini bisa meningkat menjadi keharmonisan dalam agama besar.
Dengan
adanya opnum mengadu domba dari dua agama yang berbeda, yang menjadi konfik dan
harus ada rasa toleransi dari setiap individu. Karena sikap toleransi akan
muncul dari diri sendiri untuk bisa saling menghormati, dan menghargai
perbedaan dengan lain agama. Kita lihat di Indonesia yang mempunyai rasa
toleransi yang tinggi pada mana masa KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Pada tahun 2000-2001 yang mana pada masa Gus dur.
Dalam pemikiran gus dur yang telah mendahului zaman, akan tetapi pemikiran
tersebut menjadi kenyataan. Negara yang
paling baik toleransinya dari Negara lain adalah Indonesia. Kenapa ? Karena pada masa pemerintahan gus dur dengan
munculnya berbagai agama, salah satu agamanya adalah konghucu. Dengan adanya
gereja terbesar di dunia dan berada didepan masjid istiqlal, dan masjid
istiqlal tersebut berada di Jakarta. Ini merupakan bentuk toleransi.
Teori
Gus dur adalah pluralisme. Pluralisme ini merupakan toleransi antar agama.
Kemudian ada 3 teori agama yaitu :
·
Ekslusif
·
Inklusif
·
Pluralis
Saya
akan menjelaskan dari 3 teori agama tersebut. Dimana ekslusif me itu berarti bahwa agama islam adalah agama paling
benar, dan inklusifme itu berarti
bahwa semua agama islam itu benar, tetapi islam adalah agama paling benar.
Sedangkan, pluralisme berarti semua
agama itu benar karena semua bertuju ke satu titik yaitu menyebah kepada Allah
SWT.
Toleransi
sama dengan pluralisme. KH. Abdurrahman Wahid (Gus dur) fanatisme yang membuat
konflik di Indonesia. Zaman sekarang antar umat beragama lebih ke fanatisme
yang membuat konflik antar umat beragama di Indonesia. Bagaimana cara berbuat
baik dan bisa bertoleransi. Cara bertoleransi dengan sikap saling menghargai
dan menghormati agama lain yang akan menghasilkan betapa pentingnya dalam
bertolaransi. Tetapi toleransi harus muncul dari diri sendiri terlebih dahulu.
Dalam permasalahan konflik antar agama adalah mereka terlalu fanatik.
Kemudian
kembali pada pembahasan pendidikan, dengan adanya laporan penelitian oleh
Apriliawati 2001 yang menyimpulkan bahwa: interaksi teman sebaya dalam dukungan
teks wacana sipil yang positif dikalangan siswa. Interaksi rekan dalam studi
sosial , kelas Indonesia dan pancasila tidak perilaku jika guru mengelola secara
efektif. Ini bisa menjadikan bukti interaksi interaktif dan mencerahkan. Oleh
karena itu, disarankan agar mempromosikan interaksi sebaya harus dilakukan
kegiatan secara rutin di dalam kelas.
Kemudian
siswa juga harus bisa berinteraksi dengan teman sebaya melalui tugas kelompok,
yang mana akan berlatih untuk mendengar dengan penuh perhatian. Berdebat hormat
dan suara juga mengorbankan untuk mempersiapkan mereka untuk hidup sebagai
anggota fungsional dari suatu masyarakat yang demokratis. Pondasi awal pembentukan
karakter bangsa ada pada peran guru SD. Guru juga yang idealnya sebagai model yang
akan mengajarkan kepada siswanya.
Guru
SD juga harus berfungsi mempersiapkan kesempatan bagi siswanya untuk mendorong
pengalaman yang bermakna, yaitu adanya interaksi dengan siswa lain yang berbeda
agama, etnis dari kelompok-kelompok etnis yang berbeda agar tidak terjadi
kecemburuan sosial. Wacana kelas menjadi kerukunan berinteraksi yang mana guru
harus memperhatikan setiap siswanya.
Idealnya kebijakan harus ditegakkan di mana
sekolah dikelola oleh seorang guru dan tenaga yang berbeda agama, etnis dari
kelompok yang berbeda agama. Sekolah juga ikut serta yang mana harus berfungsi
sebagai laboraturium sipil yang mana untuk latihan masyarakat sipil. Siswa SD
yang belum mampu untuk mengekspresikan kesepakatan dan ketidaksepakatan dengan cara yang sopan, tetapi siswa tetap
percaya diri sehingga kompromi dan consensus dapat di capai dengan cara sipil.
Dalam
studi apriliaswati yang mana mengajarkan kita bahwa pendididkan harus
mengembangkan tidak dengan penalaran ilmiah, tetapi dengan wacana sipil sipil
sangat dibutuhkan dalam mengembangkan warga intelektual. Kompetensi wacana
sipil juga sangat penting karena untuk menciptakan Negara yang beradab.
Sekarang coba kita lihat pada insiden tahun 2010, kejadian itu menunjukkan bahwa
pendidikan politisi belum cukup untuk mmpromosikan kompetensi dalam wacana sipil.
Ketika politisi dan birokrat gagal dalam mendidik masyarakat.
Interaksi
yaitu horizontal dan toleransi antar pengikuti agama yang berbeda. Dalam
konteks Indonesia , pendidikan liberal yang mencangkup pengetahuan etnis,
agama, dan minoritas pada bahasa dan budaya. Dimana dalam pendidikan liberal
itu bertujuan untuk membebaskan siswa dari sikap rabun dan provinsi terhadap
orang lain. Tetapi pada dasarnya itu menempaan insane kamil , yaitu orang yang
ideal yang menenuhi criteria untuk mengasumsi setiap pekerjaan atau penunjukkan
setiap pekerjaan sebagai warga Negara yang demokratis.
Bagaimana
dialog agama bisa berinteraksi dengan sosial ? yang mana dialog agama sebagai
alat komunikasi untuk berinteraksi dengan orang lain lewat bahasa yang
digunakan. Ragam agama di Indonesia sebagai aset bangsa dan bukan sebagai
konflik. Kemudian dengan adanya dialog antar beragama untuk tukar kognitif,
efektif, dan lain sebagainya. Sistem pendidikan di Indonesia menganut sistem
pendidikan liberalis. Kemudian hubungan pendidikan dengan demokrasi adalah sama
saja yang berada pada tangan rakyat. Kalau di Indonesia adanya perbedaan budaya
dan keragaman budaya. Demokrasi yang harus lebih spesifik keharmonisan agama.
Dapat
disimpulakan dari apa yang sudah saya tulis. Bahwa kita lihat dari segi sistem
pendidikan dan keragaman agama dalam kualitas suatu bangsa. Adanya perbedaan
yang sangat menonjol dari Negara yang maju dan Negara yang masih mengguanakan pengajaran
tradisional. Contohnya Negara Indonesia dengan Amerika. Sehingga Indonesia jauh
tertinggal dari sistem pengajarannya.
Kemudian
kita menuju pada tujuan pendidikan terlebih dalulu, yang mana tujuan pendidikan
dasar adalah untuk memberikan siswa dengan menggunakan latihan dan keterampilan
dalam mengembangkan kehidupan mereka sebagai individu, dan warga Negara. Akan
tetapi siswa juga harus diberikan kesempatan berinteraksi dengan teman dan
mengorbankan suara untuk hidup sebagai anggota fungsional dari suatu masyarakat
yang demokratis.
Pendidikan
juga harus mengembangkan tidak hanya dalam penalaran ilmiah, tetapi juga wacana
sipil yang positif. Penalaran ilmiah ini sangat di perlukan dalam pengembangan
warga intelektual, sedangkan kompetensi wacana sipil penting untuk menciptakan
warga Negara yang beradam. Dan pondasi awal pembentukan karakter bangsa ada
pada Guru SD.
Keterampilan dasar juga merupakan dasar untuk pendidikan
lanjut. Kemudian dengan adanya masalah sosial contohnya seperti : tawuran
pelajar, geng motor, ini merupakan indikasi dari penyakit sosial dan berdampak
besar yang sangat merugikan. Masalah sosial tersebut ada karena kurangnya
kepekaan sesorang dalam lingkungan yang di tempatinya, sehingga kasus ini yang
harus cepat ditangani. Yang mana tugas dan tantangan bagi pendidik untuk
mempersiapkan generasi berikutnya
sebagai warga Negara yang demokratis dengan karakter yang baik.
Kerukunan
umat beragama harus dikembangkan disekolah pada usia dini, agar bisa
mengembangkan melalui program kreatif dan inovatif untuk mendukung wacana
sipil. Wacana kelas menjadi kerukunan dalam berinteraksi. Tentu yang menjadi
subjek adalah guru. Konsep interaksi sosial denagn teman sebaya sangat penting
karena akan membentuk komponen penting dalam teori pembangunan sosial. Siswa
juga harus di latih untuk mendengarkan secara aktif dengan mempertahankan
kontak mata secara langsung, dan di latih berbicara dan menulis juga. Siswa
juga harus di ajarkan untuk mengemukakan ide-ide yang akan dijadikan topik pada
sebuah diskusi.
Disini
juga guru sangat berfungsi untuk mengawasi siswa di kelas dalam menjalankan
interaksi dengan teman sebayanya, maka dengan interaksi tersebut siswa bisa mengembangkan
wacana sipil yang positif . siswa juga harus berkemampuan untuk menjaga
hubungan baik demi keberhasiaan individu, jika tidak sebaliknya maka akan
terjadi konflik sosial dalam suatu masyarakat tertentu.
Pendidikan
liberal, tidak adanya unsur agama, mementingkan kognitif, moral, dan interaksi
sosial. Guru juga tidak hanya mengajarkan sentifik saja, tapi harus mengajarkan
tentang moral, norma dan karakter. Tentu dengan banyaknya kejadian yang sudah
terjadi di Indonesia, yang menjadi konflik dalam sebuah perbedaan agama, budaya
dan bahasa.
Kemudian
kita membahas tentang kericuhan beragama, dengan kejadian yang sangat banyak
dan timbulnya konflik anteris dan agama besar yang terjadi di Ambon, Papua, dan
Sambas. kejadian tersebut mengganggu kohesi sosial yang mana akan menimbulkan
rasa tidak percaya antara antar kelompok sosial dalam bermasyarakat.
Dari
keragaman agama yang ada di Indonesia, sehingga muncul pada zaman KH.
Abdurrahman Wahid (gus dur) dengan adanya sikap toleransi. Dan ketika ada agama
konghucu yang masuk ke Indonesia itu adalah salah satu kebijakan Gus dur dalam
bertoleransi. Indonesia adalah Negara yang paling tinggi toleransinya terhadap
keragaman yang ada di Indonesia. Contoh bangunan terbesar di Asia, ada bangunan gereja dan masjid istiqlal di Jakarta.
Letaknya pun saling berhadapan antara masjid dan gereja tersebut.
Jadi,
dengan adanya perbedaan dalam segi sistem pendidikan dan keragaman agama.
Mengajarkan kita sebagai generasi penerus harus bisa mencontohkan hal yang positif,
dan sadar dengan tertinggalnya sistem pendidikan dari cara pengajaran. Kita
lihat pada negara maju yang sudah menggunakan pendidikan literasi, sedangkan
Indonesia masih dengan cara yang tradisional. Dari masalah tersebut kita
bisa merubahnya dengan cara banyak
mencari informasi dari berbagai sumber, memanfaatkan teknologi yang ada,
berfikir kreatif, inovasi, dan tentu harus belajar dengan rajin juga.
Guru
yang menjadi pondasi awal pembentukan karakter bangsa yang ada peran guru SD.
Pendidikan liberal juga sangat baik jika di terapkan dalam pembelajaran di sekolah.
Pendidikan liberal juga tidak membeda-bedakan. Begitu pun dengan sikap
toleransi. Sikap toleransi ini muncuk kelika masa KH. Abdurrahman Wahid (gus
dur) dan kenapa sikap toleransi itu penting karena dengan bertoleransi kita bisa
saling menghargai, dan menghormati terhadap agama lain. Walaupun ragam agama di Indonesia
sangat banyak dan sebagai aset bangsa
bukan sebagai konflik, sehingga muncul lah sikap toleransi. Dengan
adanya agama konghucu, sikap toleransi itu muncul dan toleransi juga muncul
dari diri kita sendiri.
0 comments:
Post a Comment