Monday, February 17, 2014

11:54 PM
Menuju Jalan Pengetahuan
Pertemuan kedua ini banyak sekali ilmu yang saya dapatkan. Merasa bersemangat  untuk mengikuti pertemuan kali ini karena ini merupakan pertemuan kedua yang banyak membahas tentang materi dari writing. Ketika kelas di mulai, semua mata tertuju pada mr.lala. Tak ada satupun yang tidak memperhatikannya. Dengan gayanya yang berwibawa, beliau mulai menerangkan materi. Serius tetapi masih diselingi dengan selera humor beliau. Kelas tidak terasa bosan dan merasa hidup. Apapun yang beliau katakan semuanya menarik untuk di dengar. Apalagi ketika membicarakan tentang pengalaman-pengalaman beliau ketika kuliah. Semuanya menarik untuk di simak.
Menulis itu seperti bentuk meditasi. Membutuhkan ketenangan ketika menulis dan dengan tidak ada gangguan dari luar. Sama halnya dengan berdzikir pula. Pusat energi kalian ketika menulis semuanya tertuju pada jari-jari tangan kalian. Kalian harus memusatkan energi dari tubuh kalian ke jari-jari. Menulis merupakan scientific writing yang didapatkan melalui academic writing. Menulis juga harus mampu critical thinking. Harus berfikir kritis ketika menulis agar tulisan tersebut lebih menarik untuk dibaca.
 Menulis itu bersifat mengikat.Ketika kita menulis maka semuanya itu akan tersimpan secara rapih dalam buku ataupun artikel. Ways of knowing something itu seperti seorang chef. Ketika mau tahu cara chef memasak itu harus gimana dulu? Bumbu-bumbu apa yang akan di masak. Bahan-bahannya apa saja. Bagaimana cara memasaknya. Semuanya harus kita ketahui jika ingin memasak. Adapun yang membedakan masakan pinggir jalan dengan masakan-masakan restoran itu bisa kita lihat dari segi kebersihannya. Harga makanan di restoran lebih mahal dibandingkan makanan di pinggir jalan karena chef yang ada di restoran lebih mengetahui keinginan pelanggannya seperti apa. Jadi akan mempunyai sense yang berbeda dengan makanan pinggir jalan. Sama halnya dengan menulis. Ketika kalian ingin menulis, maka kalian harus tahu betul topik atau tema apa yang akan kalian tulis.
Menulis juga harus ways of representing something. Ketika menulis pasti membutuhkan informasi. Informasi pendukung untuk tulisan kita. Ketika menulispun membutuhkan banyak informasi yang akan dijadikan bahan dalam bentuk tulisan tersebut. Menulis juga ways of reproducing something. Artinya bahwa sebelum kita memproduksi suatu tulisan. Kita harus mecari informasi sebanyak-banyaknya sebagai acuan untuk tulisan kita. Dengan kita mengetahui banyak informasi dari berbagai sumber. Maka informasi itu bisa menjadi pengetahuan untuk kita. Pengetahuan akan bisa menciptakan suatu pengalaman.
Kalian itu sebenarnya mempunyai status yang luar biasa yaitu sebagai mahasiswa yang bisa menulis. Memahami bahasa L1 dan bisa memahami L2. Penulis juga bisa dikatakan bisa merubah dunia karena tulisan-tulisannya yang mendunia. Mencerdaskan bangsa-bangsa. Contoh kecil untuk penulis seperti kita cobalah untuk merubah pembaca dengan hasil karya tulisan kalian. Kita bisa melihat negara-negara maju seperti amerika, jepang, korea, china. Mereka hebat karena mereka mempunyai roh pendidikan literasi. Tingkat membacanya sangat tinggi. Teknologi yang mereka hasilkan karena mereka banyak membaca dan menulis. Sehingga produk yang mereka hasilkan berkualitas tinggi. Contohnya saja seperti negara korea. Mereka itu bisa menciptakan produk-produk besar seperti KIA, SAMSUNG, HYUNDAI dan bisa menguasai pasar dunia terutama di ASIA.
Sebagai mahasiswa kita harus bisa  multilingual writing yaitu seseorang yang efektif menulis dalam dua bahasa dan juga harus bisa menjadi critical reader dalam dua bahasa tersebut yaitu L1 dan L2 yang akan merubah kita dari student of language menjadi student of writing. Yang dapat memilih sendiri pilihan informasi yang ia dapatdan dengan tulisan atau karya yang kita buat bisa merubah dunia. Merubah dunia dengan tulisan-tulisan kita yang menarik, berkualitas dan bisa mempengaruhi pembaca dengan hasil karya tersebut. Menulis harus berdasarkan ekspetasi kita. Siapa kalian di kelas ini? Apakah hanya duduk diam di kelas tanpa mempunyai tujuan. Ataukah hanya untuk menyelesaikan setiap tugasnya tanpa ada manfaat sedikitpun untuk dirinya. Apakah hanya untuk mendapatkan nilai yang besar. Apakah datang hanya untuk memenuhi kontrak belajar saja. Semua jawaban ada pada diri kalian.
Hubungan antara reader dengan writer saling berhubungan karena keduanya akan menghasilkan suatu information meaning. Menurut Hoey (2001), seperti dikutip dalam Hyland (2004), mengibaratkan para pembaca dan penulis sebagai penari mengikuti langkah-langkahnya, setiap rasa pembuatan dari teks dengan mengantisipasi kemungkinan lain yang akan dilakukan dengan membuat koneksi ke teks. Dengan kata lain, pembaca dan penulis membuat sambungan yang disebut dengan seni.
Menurut artikel Hawe Setiawan masayrakat indonesia sudah mulai kritis. Dengan semakin modernya negara kita. Semakin canggihnya alat komunikasi. Semuanya akan terasa mudah. Kita bisa membaca dimanapun yang kita inginkan. Kita bisa membaca apapun yang kita inginkan. Untuk mendapatkan suatu informasi kita tidak dibatasi oleh lembaran koran saja, tetapi kita bisa berselancar di dunia maya sesuai keinginan kita. Menurutnya  masyarakat sudah kritis karena sudah mampu update dalam internet secara langsung. Menulis bukan secara formal, dengan adanya media sosial sedikit demi sedikit sudah bisa menulis. Sumber-sumber bacaan kian banyak dan terbuka untuk di akses.Sebenarnya hawe bertolak belakang dengan pak haedar. Menurut beliau  menulis itu berbentuk artikel tetapi menurut hawe menulis itu bisa dimana saja. Seperti di jejaring sosial, lama kelamaan akan bisa mangasah ketrampilan menulis kita.
Lehtonen (2004:74) dari barthes menyatakan bahwa:
Bahasa Saussure adalah salah satu sistem yang didefinisikan sendiri maknanya, Barthes melihat peran orang-orang yang berlatih aktifitas linguistik juga sebagai pusat dalam pembentukan makna. Barthes menyatakan bahwa kematia penulis, sekaligus menandakan kelahiran pembaca.
Lehtonen lebih jauh lagi berpendapat bahwa:
·      Reader atau pembaca adalah nukleus inti dalam pembentukan makna dan membaca merupakan tempat dimana meaning tersebut berada.
·      Teks dan pembaca tidak pernah berdiri sendiri satu sama lain tetapi keduanya saling membutuhkan.
·      Membaca termasuk memilih apa yang harus dibaca, mengorganisasi dan menghubungkan untuk membentuk makna sehingga dapat membawa pengetahuan pembaca.
Teks itu berada diantara pembaca dan penulis. Teks merupakan bentuk fisik dan multiplicity meaning. Teks juga merupakan bahan baku dalam pembentukan makna. Sedangkan pembaca sebagai inti dari pembentukan makna. Konteks tidak mungkin ada sebelum adanya teks dan penulis. Konteks mencakup semua faktor-faktor seperti penulis dan pembaca membawa proses ke pembentukan makna. Konteks juga membantu interaksi dengan pembaca. Meaning ini letaknya selalu di akhir, melibatkan pembaca,penulis,teks,konteks.

Kesimpulannya adalah sebagai mahasiswa bahasa inggris bagaimana caranya agar kita juga bisa menjadi penulis. Penulis merupakan seseorang yang bisa mencerdaskan bangsa berkat hasil karya tulisannya. Bisa memberitahukan sesuatu yang kita tidak tahu. Sesuatu yang tidak nyata menjadi nyata. Tentunya apabila kita ingin menjadi penulis, mulailah dengan menjadi seorang pembaca. Apabila tidak banyak membaca maka akan sulit untuk menuangkan buah pemikirannya dalam suatu tulisan. Mari kita rawat literasi bahasa Indonesia dengan giat membaca, menulis dan melahirkan karya-karya literasi yang lebih kaya dan berkualitas.

0 comments:

Post a Comment