Writing kali ini sungguh berbeda dengan sebelumnya, kali
ini kita disuguhi dengan makanan yang menurut dokter gizi makanan sangatlah
kaya akan vitamin. Namun dalam dunia kebahasaan vitamin tersebut adalah melatih
dan berlatih terus menerus untuk membentuk sesuatu yang ideal sama halnya
perkataan dokter tadi. Hasil dari latihan tersebut, kita sedikit demi sedikit
bisa menulis.
Mr. Lala berkata bahwasanya kita dalam menulis kali ini
berada dalam posisi scientific writing bukan lagi dalam posisi yang hanya untuk
menulis saja. Sebelumnya kita berada dalam academic writing sekarang berubah
menjadi scientific writing.
Menulis adalah sesuatu meditasi yang membutuhkan sesuatu
yang difokuskan. Seperti halnya pada zaman kuno yang lalu, meditasi membutuhkan
pemusatan pemikiran. Jika meditasi kita tidak bisa memusatkan pemikiran,
meditasi kita bisa dikatakan gagal. Sama halnya dengan menulis, meditasi dunia
menulis adalah penuangan ide secara terpusat dan tepat.
Turun kebawah dari scientific muncul
critical thinking. Critical thinking tidak sepenuhnya bahan bacaan
ditelan sepenuhnya, namun setelah dibacakan diproses pengalaman tersebutlah
yang akan dituangkan menjadi critical writing. Critical writing pun menjadi
acuan penting kita dalam mengkritisi sesuatu dengan pondasi yang kuat. Dengan
itu semua, kita bisa membuat sesuatu pengalaman yang baru dan dari situlah kita
bisa menjadi penulis yang handal.
Mr. Lala berkata dalam power
pointnya, bahwasanya kita itu siapa di kelasnya beliau. Ada beberapa pertanyaan
dalam power point tersebut. Hayland mengatakan menulis adalah praktek didasarkan pada
harapan : peluang pembaca menafsirkan maksud penulis meningkat jika penulis
mengambil kesulitan untuk mengantisipasi apa yang pembaca mungkin mengharapkan
didasarkan pada teks-teks sebelumnya ia telah membaca dari jenis yang sama.
Dibawah dari critical
thinking ada student of lying. Dalam student of lying adalah dimana tingkatan
student of writing berada. Dikatakan juga bahwasanya writing adalah ilmu yang
mengikat antara satu dengan yang lainnya.
Writing
terbagi atas 3 tujuan, antara lain:
1.
Ways
of knowing something
2.
Ways
of representing
3.
Ways
of reproduction
Penjabaran bisa kita simak dibawah ini:
Writing dikatakan ways of knowing something karena writing
adalah jalan dari pengetahuan itu sendiri. Didalam writing kita bisa menemukan
hal yang mungkin kita tidak tahu, seperti halnya yang ada di dalam koran
ataupun media cetak lainnya.
Writing dikatakan ways of representing karena writing adalah
jalan dari menulis itu sendiri. Dimana seorang chef bisa membuat makanan yang
begitu lezat dan layak dikatakan master chef ketika bisa membuat penikmat
merasa senang dengan hidangannya. Begitu pula writing yang harus mempunyai
taste tersendiri.
Writing dikatakan ways of reproducting adalah writing
memproduksi kata-kata yang mempunyai makna begitu mendalam. Sehingga writing
adalah hal yang sukar kita baca seperti puisi. Puisi mempunyai makna yang
begitu mendalam maka dari situ pula puitis merasa senang akan hasilnya.
Mr.
Lala mengatakan dari informasi kita bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dan dari
pengetahuan tersebut kita akan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga.
Dikatakan juga pendidikan Bahasa mempunyai roh, dimana roh tersebut itu berasal
dari pendidikan literasi. Perndidikan literasi tersebut tercakup akan materi
reading dan writing.
Reading
pun akan menghidupkan teks tersebut, dimana ketika kita membaca, sipembaca akan
menikmati bacaan tersebut sehingga tulisan yang terlihat seperti biasa ketika dibaca
akan menghidupkan sesuatu yang berwarna.
Writing
dikatakan dalam power point Mr. Lala adalah sebuah art. Dikatakan seperti ini
pula karena writing tersebut adalah seni membuat hal menarik lewat penulisan
yang bagus. Dalam seni melukis pula ada saja yang melukis tidak tahu tujuannya
hanya seperti bercak-bercak namun menurut pembuatnya itu adalah seni. Art bisa
dikatakan hal yang lumrah kita sebut. Art dalam menulis adalah membuat pembaca
merasa senang itu saja sudah cukup.
Koneksi
antara teks, konteks, dan reader pun bagaimana bisa terhubung?, Keterhubungan
ini perlu kita tanyakan. Sebuah pertanyaan yang sangat sulit namun akan begitu
mudah bagi pakarnya. Konteks dalam dunia kita biasa disebut sebagai reader.
Pertanyaan pun muncul kembali. Lalu dimana letak meaningnya?. Sedangkan meaning
adalah hal yang penting. Ketika writer dan reader ditengahnya ada meaning. Jadi
writer dan reader itu diseimbangkan oleh meaning. Meaning pula tidak selamanya
ditentukan pula oleh pengalaman kita masing-masing.
Jadi
kesimpulan dari semua tadi adalah benar yang dikatakan Hayland. Hayland
mengatakan menulis adalah praktek didasarkan pada harapan: peluang pembaca
menafsirkan maksud penulis. Writing pula dihadapkan oleh 3 hal, yaitu :
0 comments:
Post a Comment