Kenapa setiap orang harus memiliki literasi yang tinggi? Pada
hakekatnya literasi itu mencakup 2 hal
yaitu Read (membaca) dan Writing (menulis) lalu kenapa kita harus menguasai
baca-tulis sedangakan saat disekolah dasar sampai disekolah menengah atas, kita
susah pernah belajar baca-tulis dengan baik.
Tentu saja jawabannya terletak pada diri kita sendiri,
apakah kita mau menjadi orang bodoh dengan sedikit tahu? Ataukah menjadi orang
yang cerdas dengan banyak tahu.
Orang yang cerdas
tidak mungking hanya duduki berdiam diri tanpa melakkan apapun. Dengan membaca
kita akan banyak tahu, kita akan memperoleh pengetahuan yang lebih dari mereka
yang hanya duduk berdiam diri.
Orang yang cerdas pula dia akan banyak menulis untuk
mengeksplor pengetahuan yang dia dapat dari membaca. Istilahnya orang yang banyak
membaca itu adalah orang-orang yang akan menguasai dunia dan sedangkan orang yang
suka menulis dan menjadikan menulis sebagai bagian dari kebutuhan hidupnya adah
orang-orang yang akan merubah dunia.
Lalu bagaimana sih cara merubah dan menguasai dunia lewat
literasi? Seperti yang dikatakan oleh pak Chaedar Alwasilah, salah satu cara
untuk menjadikan masyarakat literasi itu adalah melalui rekayasa literasi.
Memangnya apasih yang dimaksud literasi itu? Rekayasa literasi
adalah upaya yang disengaja dan sistematis untuk menjadikan manusia yang
terdidik dan berbahaya lewat penguasaan bahasa adalah pintu masuk menuju
kependidikan dan pembudayaan.
Lantas apa saja yang harus direkayasa dalam literasi?
Dalam rekayasa literasi tentu saja hanya ada 2 hal yang
harus direkayasa yaitu Reading (membaca) & Writing (menulis) pada
masyarakat dan generasi penerus bangsa kita.
Ada 5 method ntuk merekayasa reading dalam dunia
pendidikan diantaranya yaitu :
1.
Reading
Pada masyarakat kita, budaya membaca itu sangat
intensitasnya sangat rendah jika harus dibandingkan dengan negara tetangga
maupun negara lain. Jika kita membuat prosentase, bisa dicontohkan bahwa anak
yang suka membaca presentasenya 15%, prosentase untuk yang gemar menulis yaitu
10%, prosentase untuk yang gemar mendengarkan musik yaitu 25%, lalu sisanya
yang 50% itu cenderung menyukai menonton sinetron dan drama korea.
Bagaimana generasi muda kita akan berkualitas jika minat
baca-tulisnya sangat rendah. Melalui rekayasa literasi ini para pendidik
ditekankan untuk memaksa ataumembiasakan budaya membaca pada peserta didiknya
sejak dini.
2.
Merespon
Selain membudayakan kebiasaan membaca pada peserta
didiknya, kita sebagai pengajar tentu harus menerapkan sikap kritis pada
mereka, sehingga mereka tidak hanya membaca saja akan tetapi mereka akan
berpikir kritis dengan cara merespn buku yang dibacanya, pro ataukah kontra dengan
pendapat penulis dalam bukunya.
3.
Membaca
Ulang
Kenapa sih kita harus membaca ulang teks maupun artikel
yang sudah kita baca? Membaca ulang sangat berguna bagi kita untuk memperdalam
pemahaman kita tentang artikel yang sedang kita kaji. Untuk memahami artikel
dengan kadar bahasa atau diksi yang berat memang membutuhkan konsentrasi yang tinggi,
juga tidak akan bisa dipahami dengan sekali baca. Contohnya: seperti buku “Rekayasa
Literasi” milik pak Chaedar Alwasilah, untuk menangkap poin utamanya saja
sampai membutuhkan 5 kali baca ulang.
4.
Menulis
Ulang
Selain membaca ulang, kita juga ditekankan untuk menulis
kembali apa yang kita pahami dalam suatu wacana atau teks yang sebelumnya kita
kaji. Menulis ulang ini bukan meringkas bacaan, namun menulis kembali pemahaman
kita tentang teks yang kita baca dengan disertai respon terhadap teks itu.
5.
Diskusikan
Mendiskusikan hasil tulisan kita seperti yang sedang
berlangsung dalam mata kuliah writing ini, kami sebagai penulis semi aktif
dituntut untuk mempertanggung jawabkan hasil tulisan yang kita buat.
Setiap pertemuan, kami akan mengadakan sesi diskusi
dengan dosen mata kuliah writing ini yaitu pak Lala. Setiap pertemuan, beliau
akan berkeliling dan mengecek hasil tulisan kita lantas memberi sebuah
pertanyaan guna mengecek apakah kita paham terhadap apa yang kita tulis atau
tidak. Sesi ini termasuk contoh nyata diskusi kecil antara dosen dan mahasiswa.
0 comments:
Post a Comment