Segalanya Selalu
Berhubungan Dengan Literasi
By: Nunuy Nurlaifah
Untuk class review yang ketiga ini, saya awali terkait dengan
praktek literasi, yakni mencakup bidang sosial, politik, ekonomi dan psikologi.
Semua itu tak lepas dari culture / budaya dan peradaban. Kata Bapak kemarin,
apa sih peradaban itu? Apakah negara yang banyak memiliki perusahaan mobil? Jawabannya
itu juga adalah tidak salah, karena peradaban itu adalah kemajuan zaman.
Dan seorang penulis yang multi bahasa atau multi lingual writter
berkaitan dengan vitality. Apa itu vitality? Vitality disini yaitu daya hidup
seorang penulis tersebut. Kemdian kata Bapak minggu lalu, sebuah karya sastra
itu juga terkait dengan vitality.
Selanjutnya pada minggu lalu, Bapak juga membahas atau mereview
kembali mengenai rekayasa literasi. Berbicara tentang rekayasa literasi, pasti
erat kaitannya dengan “Reading” dan “Writing”.
Kaitan literasi dengan reading yaitu yang jadi bahan analisis itu
adalah teks. Nah lalu apakah melakukan rekayasa literasi itu hanya dengan
membaca saja? Menurut Bapak kaitannya literasi dengan reading, teks itu dibaca,
kemudian direspon, dibaca lagi, dibaca kemudian baru didiskusikan. Ini adalah
salah satu contoh cara rekayasa literasi yang dilakukan oleh Bapak.
Kemudian kita juga harus memperhatikan jenis teks yang direkayasa.
Contoh kita memilih Al-Qur’an untuk direkayasa, disini kita harus memahami
strategi membaca, memahami menulis teks yang ingin direkayasa tersebut.
Jenis teks itu ada yang verbal, writter dan visual.teks itu sangat
dinamis. Selain merekayasa teks, semiotik atau sistem tanda juga harus
direkayasa. Contohnya kita rekayasa sebuah gambar, apa makna simbol-simbol yang
ada pada gambar tersebut. Disana terus dilakukan analisis sehingga kita
mengetahui makna satu per satunya. Dan semua apa yang kita lihat dengan mata
telanjang kita ini adalah semiotik simbol.
Kemudian kaitan literasi dengan writing, dalam writing juga
dilakukan rekayasa literasi, tetapi kita juga harus memahami maksud rekayasa disini itu seperti
apa. Maksud rekayasa disini itu berkaitan dengan bagaimana cara kita mengambil
sesuatu dari suatu tulisan atau apapun itu. Misalnya, dari suatu gambar,
bagaimana kita memaknai bentuk gambar tersebut setelah dilakukan rekayasa
literasi. Jadi semua yang kita lakukan modal utamanya ada di literasi.
Maksudnya, untuk membangun segala sesuatu maka kita harus berliterasi dulu.
Selanjutnya, pembahasan saya alihkan pada materi yang berikan dari
power point. Pertama-tama saya mereview kembali mengenai kutipan dari Danica
Hubbard yang dikutip ulang oleh Alwasilah (2012) “ sharing teks dengan satu
sama lain setiap hari, membuka pintu menuju sukses. Menjelajahi tantangan dalam
kelas tradisional dan pengaturan online menarik. Menjelajahi cara yang berbeda
untuk bertukar informasi, mempertahankan pengetahuan dan menganalisis ide-ide
dalam beberapa genere memunculkan inovasi dan kreatifitas dalam mengajar”. Saya
rasa kutipan tersenut sangat dialamatkan kepada para pengajar dan kita sebagai
calon pengajar.
Kemudian juga ada kutipan dari Michael Barber “pada abad ke- 21
standar kelas dunia akan menuntut bahwa setiap orang akan melek huruf, sangat
berhitung, baik dalam informasi, mampu belajar terus menerus, percaya diri dan
mampu memainkan peran mereka sebagai warga masyarakat yang demokratis.” Dan itu
semua adalah kandungan dari berliterasi.
Selanjutnya, sebuah appetizer (hidangan pembuka) dalam
elemen-elemen akademik writing yaitu meliputi cohesion, clarity, logical order,
consistency dan unity. Akan saya uraikan satu per satu sebagai berikut:
·
Cohesion : gerakan halus atau “arus” antara
kalimat dan paragraf. Yaitu kepaduan, nyambung atau tidaknya suatu tulisan
·
Clarity
: jelas atau tidaknya suatu
makna ketika anda berniat berkomunikasi
·
Unity
: yang paling tepat untuk ditampilkan dalam tulisan
·
Logical
order : mengacu pada urutan logis dari
informasi dalam penulisan akademik dan enulisan cenderung bergerak dari umum ke
khusus
·
Consistency : konsisten mengacu pada keseragaman gaya
penulisan
Di slide berikutnya masih membahas mengenai elemen-elemen akademik
writing yaitu ada yang disebut dengan conciseness, completeness, variety dan
formality. Penjelasannya sebagai berikut:
·
Conciseness
(keringkasan) : yaitu ekonomis dalam
penggunaan kata-kata. Atau biasa disebut paket kecil, artinya ketika menulis
biasakan to the point, tidak bertele-tele (not flower)
·
Completeness
(kelengkapan) : sementara informasi
berulang-ulang atau yang tidak perlu harus dihilangkan, penulis juga memiliki
kewajiban untuk memberikan informasi penting mengenai suatu topik tertentu
·
Variety
(ragam) : membantu pembaca dengan menambahka beberapa “bumbu”
untuk teks.
·
Formalitas
:akademi menulis adalah formal dalam
nada. Ini berarti kosa kata canggih dan struktur tata bahasa yang digunakan.
Selain itu, penggunaan kata ganti seperti “I” dan konstraksi dihindari.
Selain itu, literasi menurut Key Hyland (2006) adalah sesuatu yang
kita lakukan. Hamilton (1998) seperti dikutip dalam Hyland (2006:21) melihat
keaksaraan sebagai kegiatan yang terletak pada interaksi antara manusia.
Hyland berpendapat “melek akademik menekankan bahwa cara kita
menggunakan bahasa, disebut sebagai praktik keaksaraan berpola oleh lembaga
sosial dan hubungan kekuasaan. Keberhasilan akademis berarti representing dari
diri kita dengan cara dihargai oleh disiplin kita, mengadopsi nilai-nilai,
keyakinan dan identitas yang discourse akademik mewujudkan.
Kemudian ada poin penting dalam rekayasa literasi. Literasi adalah
raktik kultural yang berkaitan dengan artikel baru tentang persoalan politik.
Jelasnya, negara baru literasi terus menjamur sesuai dengan tuntunan artikel “
zaman edan” sehingga tuntunan mengenai perubahan pun regular tidak bisa
dihindari.
Model literasi ala Freebody dan Lukas (2003) : memecahkan kode
teks, berpartisipasi dalam makna teks, menggunakan teks fungsional, kritis
menganalisis dan mengubah teks. Prof. Dr. A. Chaedar Alwasilah meringkas lima
ayat diatas menjadi: memahami, melibati, menggunakan, menganalisis dan
mentransformasi.
Rujukan literasi terus berevolusi, sedangkan rujukan linguistik
relatif konstan. Studi literasi tumpang tindih (overlapping) artikel baru objek
studi menjabarkan budaya (cultural studies) artikel baru yang dimensinya
barisan aritmetik pendidikan yang berkualitas tinggi pasti menghasilkan
orang-orang literat yang berkualitas hebat pula, dan sebaliknya.
Membaca,, menulis, berhitung dan penalaran sama dengan modal hidup.
Orang yang multi literat, akan mampu berinteraksi dalam berbagai situasi.
Kemudian pengajaran berbahasa harus mengajarkan keterampilan berpikir kritis.
Dan menurut saya, sebagai contohnya kami mahasiswa bahasa, diberi tugas
khususnya dalam pelajaran ini, karena tugas-tugas yang diberikan memaksa kami
untuk berpikir kritis.
Terakhir dapat saya simpukan bahwa pada class review kali ini,
Bapak menjelaskan segala sesuatu yang kita lakukan modal utamanya adalah
literasi. Kemudian rekayasa itu merupakan suatu upaya yang dilakukan sengaja
dan sistematis serta bertujuan untuk menjadikan manusia terdidik dan berbudaya melalui penguasaan bahasa. Karena menurut Prof. Chaedar bahasa adalah pintu
masuk menuju pendidikan dan pembudayaan. Dan pada class review ini saya juga
membahas mengenai elemen-elemen akademik writing, meliputi cohesion, clarity,
logical order, unity, consistency, conciseness, completeness, variety dan
formality. Demikian yang menjadi penutup class review kali ini.
0 comments:
Post a Comment