Indicator
pada suatu bangsa digambarkan pada sebuah pohon, keberagaman setiap spesies
atau genusnya itu akan berbeda. Hanya saja bagaimana kita merawat, memberi
pupuk ataupun menyirami, itu semua akan sama kesamaan hidup yang berarti.
Perbedaan ini sebagai konflik dalam trouble a friends, yaitu dalam spesies dan
genus yang sama akan tetapi terlihat satu yang subur, hidup dengan hijau.
Sedangkan konflik selanjutnya yang dipancing dengan suatu kebencian yang akan
memacu datangnya benalu, sehingga bujuk datangnya mempengaruhi kehidupan suatu pohon. Adanya inflasi di
negara Indonesia tercinta, dapat memicu bongkahan hati yang gundah seketika
meledak secara perlahan. Evaluasi dalam statementnya kurangnya penglihatan
penuh dengan konflik penggambaran langsung dengan draw ataupun slide dan
lain-lainnya.
Dalam
buku yang ditulis oleh A. Chaedar Alwasilah yang berjudul : Classroom discourse to foster religious
harmony. Jika Anda ingin mengetahui
kualitas suatu bangsa, hanya melihat kualitas dan praktek sistem pendidikan.
Bahwasannya benar terlihat dari kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari
kemajuan pendidikannya, karena suatu pendidikan yang merupakan sarana yang
tepat untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa. Opini saya Sudah tidak asing
lagi kemajuan di beberapa negara di seluruh dunia ini tidak akan terlepas dari
suatu kemajuan yang berawal dari yang terpenting yaitu pendidikan, yang kita
tahu dalam suatu negara, pendidikan itu sebagai inventasi yang akhirnya
seseorang yang akan memulai suatu apapun, akan datang dari pendidikan. My argument
ibarat kita sedang berada disuatu toko sepatu akan tetapi kita akan mencari
hiasan kamar, dan itu sama halnya suatu pendidikan tidak harus sesuai dengan
atmosfir belajar yang sesuai dengan keinginan mereka. Jangan sampai praktek
pengajaran membuat para siswa tidak sesuai ketika arrival dan landing in a
class, itu pun dapat mempengaruhi suatu pengajaran yang kurang efektif.
Sekarang
ini tujuan untuk menulis artikel yang penuh aspirasi ini , dukungan sosok
pada tanah air tercinta ini untuk begitu
peduli dengan rakyat yang literate. Kecurigaan yang aneh, jika susah mencari
pekerjaan dikarenakan harus mempunyai keterangan kelulusan setelah mengampuh
pendidikan yang melalui beberapa prosedur dahulu. Dan itu juga sudah diyakini
oleh negara kita tercinta ini, yakni kualitas negara bisa dilihat dari
pendidikannya. Negara yang begitu mempentingkan adanya suatu pendidikan yaitu
Finlandia,karena negara tersebut banyak membuka alokasi pendidikan yang
cuma-Cuma dengan biaya pendidikan gratis dan pengajarnya pun hanya guru yang
terbaik. Rendahnya pendidikan dinegara kita ini kurangnya alokasi dana yang
seharusnya untuk mempentingkan pendidikan dan kebutuhan sekolah lainnya. Keterampilan
dasar untuk lebih lanjut, mungkin maksudny dalam mengajar yang berkenaan dengan
beberapa kemampuan atau keterampilan yang sifatnya mendasar dan harus
diaktualisasikan oleh setiap pendidik dalam melakasanakan tugasnya. For example
: penyesuaian itu penting, karena dimana kita bekerja kita akan menentukan
nasib kedepan yang cerah. Melihat hal ini membuatku shock stadium akhir karena
masalah yang dinilai sepele itu berbah besar dan berubah dalam hal yang member suatu
masukan. Adapun didalamnya terdapat konflik social yang berkenaan dalam
kehidupan lingkungan sekitar sekolah maupun rumah, itu akan membawa dampak
negative.
Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai
cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok
sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial. Hal
ini kutipan artical Berbagai
penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak usia sekolah lebih memilih untuk
berinteraksi dengan rekan-rekan mereka. Dalam konteks sekolah, itu adalah
hubungan ini di mana menghormati rekan, bantuan, berbagi, dan umumnya sopan
terhadap satu sama lain. Konsep interaksi dengan rekan sebaya adalah komponen
penting dalam teori pembangunan sosial ( Rubin , 2009). Memang suatu hal yang
tidak asing lagi bahwa dominan remaja saat ini kurang baik untuk diikuti, dalam
konteks dalam sekolah nyatanya lebih perhitungan didalam mechine otaknya. Hal
ini berawal dari mengasah supaya yang terlihat. Perjuangan bangsa ini berujung
pada keterpurukan makhluknya yang apresiasi dalam diri dan hatinya. Bahkan
kecenderungan ini dipengaruhi oleh diri seseorang dalam kerohanian atau
keagamaan yang dangkal, jatuh akibat diri personalia tentang pendidikan yang
dangkal. Kita harus terjun langsung jangan beranggapan kepada orang lain dengan
cerita kebohongan dalam indikasi pemikiran pendidikan ataupun bersangkutan
dengan keagamaan. Mereka sudah gemar menghancurkan yang berbeda atas nama
tuhan.
Berbeda dengan statement Mohammad
Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, mengatakan bahwa terdapat tiga penyakit
sosial di dalam masyarakat yang mampu membawa kita kurang baik, apapun
bangsanya itu pasti sangat tidak terpandang. Oleh karena itu tiga penyakit
social itu menjadi musuh kita, dan secepatnya itu penyakit di basmikan karena
akan cepat tertular. Tiga penyakit
sosial tersebut, pertama; kurang tahu, akibat kurangnya pengetahuan dapat
berimplikasi yang sangat luar biasa, karena ketidak tahuan tersebut pengetahuan
kita sangat terbatas pada suatu yang kita ketahui, akan memakan kesulitan pada
keterampilan seseorang itu sendiri, bahkan kompetensi-kompetensi yang lainnya
juga akan sangat terbatas. Kemudian penyakit sosial kedua; adalah kemiskinan,
karena miskin itu berat dan tidak enak. Jadi rumus yang paling ampuh
untuk memotong mata rantai kemiskinan tersebut adalah dengan pendidikan. Adapun
penyakit sosial ketiga yaitu; kurangnya sosialisasi, sekarang ini Indonesia
sedang terjebak dengan kurangnya bersosialisasi. Indikasinya dapat dilihat dari
bahasa yang digunakan, yang saat ini sering sekali kita mendengar atau melihat
banyak orang berbicara kasar. Penyakit sosial merupakan bentuk kebiasaan
masyarakat yang berperilaku tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial,
sehingga menghasilkan perilaku yang tidak patut dicontoh bukan. Hal ini muncul
karena kurangnya nilai-nilai agama. Dan kini kita harus membuang jauh-jauh tiga
penyakit social itu. Hal ini beranggapan di dalam keterampilan dan perilaku siswa
akan bergantung pada contoh atasan, alangkah lebih baik untuk terus mempunyai
ambisi yang tinggi
Masyarakat di Indonesia memiliki perbedaan-perbedaan dalam identitas
social, seperti identitas keagamaan. Pemikiran masyarakat yang mempunyai
konsekuensi dalam kehidupan social yang mana akan adanya persaingan identitas
dalam lingkup social. Dalam ruang lingkup identitas social menurut kita harus
peka didalamnya, jangan sampai kepekaan kita terkubur dengan orang-orang yang
merasa dirinya benar sendiri. Di dalam buku Classroom
discourse to foster religious harmony, bahwasannya konflik sosial dan tidak
harmonis dalam agama ini sebagai tantangan bagi pendidik untuk memberikan suatu
hal yang lebih baik, tanpa adanya perbedaan yang dapat menciptakan
generasi-generasi sebagai negara yang
demokratis yang terdapat pada UU Sisdiknas. Adapun dalam sosok penulis yang
sama A. Chaedar Alwasilah judul lain yaitu politik
bahasa dan pendidikan, bahwa di nusantara ini kita berdampingan dengan
berlainan agama adalah warisan sejarah para leluhur kita. Dalam hal ini kita
harus mewujudkan kerukunan beragama sejak usia dini, karena jika usia dewasa
akan mudah berpengaruh pada hal yang tidak diinginkan. Selaras dengan contoh di
Aceh, peristiwa di Sampit, Sambas, Ambon dan lain-lainnya yang kalau kita lihat
sungguh sangat memalukan, memilukan hati dan perasaan kita. Dari contoh
peristiwa yang tidak semuanya disebutkan itu, bagaimana menurut pendapat Anda?
Pasti Anda tidak menghendaki peristiwa itu terjadi bukan? Karena peristiwa itu yang
pasti akan menghancurkan masa depan anak-anak bangsa, serta harga diri bangsa.
Pikiran kita tidak ingin semuanya terpecah belah begitu saja dengan konflik
agama, dalam bangsa ini ingin tercapainya suatu keinginan dengan hidup nyaman,
damai saling menghormati dengan bertoleransi satu sama lain. Kita ciptakan
bangsa yang terdidik baik dalam agama maupun yang lain.
Menurut pemahaman berbagai persoalan yang
berkaitan dengan agama yang sesungguhnya bukan karena agama yang gagal dalam
mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan manusia, akan tetapi para pemeluk
agamalah yang gagal dalam memahami dan memaknai agama yang dianutnya.
Selanjutnya untuk melihat lebih objektif terhadap berbagai persoalan yang
berkaitan dengan agama, maka agama harus dilihat dari dua dimensi. Agama
sebagai sebuah keyakinan yang dianut oleh sekelompok orang, baik secara
individual maupun kelompok. Agama sebagai sebuah fenomena sosial. Agama sebagai
sebuah keyakinan, akidah kemudian direduksi. Kalau itu terjadi maka akan timbul
suatu masalah, terutama masalah pandangan dari kalangan yang berasal dari luar
lingkungan sebuah agama. Sebaliknya juga agama sebagai sebuah fenomena sosial
kemudian diinterpretasi sebagai doktrin agama itu sendiri sehingga timbul
tudingan agama sebagai penyebab kerusuhan.
Tujuan ini untuk melatih logika kita untuk secara aktif cenderung fokus
pada sebuah ide-ide yang relevan, agar lebih memberi dukungan dengan memfasilitasi
kenyamanan untuk penumpang, semua akan mendapat giliran untuk tampil dengan
berdiri dan berbicara. Pendidikan formal dapat diselesaikan untuk keberhasilan
setiap individu, untuk mengangkat suatu prestasi pendidikan yang selayaknya di
apresiasikan. Miris melihat pendidikan di indonesia ini terbelit kata kecewa,
yang mana akan muncul konflik sosial didalamnya. Berdasarkan cerita tersebut
bahwa itu adalah akar masalah dari konflik bukan persoalan agama, melainkan
persoalan ekonomi, politik. Afrika Tengah, seperti diketahui merupakan negara
yang terdiri dari 50 persen Kristiani, 35 persen agama tradisional dan
selebihnya 15 persen Muslim. Dan kini, kaum minoritas menjadi target kekerasan
kelompok milisi Kristiani. Dengan itu, untuk mengakhiri perang yang tak
berujung ini, Presiden Djotodia memilih mundur dari jabatannya dalam surat
kabar yang telah beredar. Dan kini agama selalu diperdebatkan dalam selubung
politik untuk menggencarkan perpecahan, ini dianggap sebagai hal yang tidak
mudah dipeengaruhi oleh para pengusaha dalam berpolitik, sebbnya setiap agama
menyongsong perdamaian bukan malah adanya peperangan.
Gencar dengan konflik ini kembali hadir, yang mengganggu kohesi sosial
akibatnya tidak terlalu percaya diri dalam kelompok-kelompok sosial dalam
masyarakat. Adanya suati kejadian disaat bersamaan membuat muncul terjadinta
konflik antar gama besar didalamnya. (Homans Ali, 2004: 87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran
atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi
pasangannya. Adanya definisi interaksi ini akan berhubungan dengan suatu
kegiatan atau activity, memperkuat pembicaraan, selamanya tidak akan maju
dengan interaction juga. Sehubungan dengan kontak sosial dan komunikasi sosial,
hal tersebut tidak berkenaan dengan fisik saja, dengan ini pendidik memberi
kesempatan berinteraksi dengan yang lain untuk membagi tugas-tugas kelompok dan
untuk melatih pemikiran kita dalam bersaingan suatu masyarakat yang demokratis.
Dikemukakan oleh Direktur Pendidikan Badan Perencanaan dan Pembangunan
Nasional (Bappenas), Subandi Sardjoko. Menurut Subandi, Indeks tingkat
pendidikan tinggi Indonesia juga dinilai masih rendah yaitu 14,6 persen,
berbeda dengan Singapura dan Malaysia yang sudah mempunyai indeks tingkat
pendidikan yang lebih baik yaitu 28 persen dan 33 persen. Di Indonesia kualitas
SDM nya sudah cukup tinggal bagaimana cara pemerintah dan perguruan tinggi, dan
ini akkan sebagai ajang berkolaborasi mencetak SDM yang hebat dan luar biasa,
hasilnya akan mempengaruhi kualitas didiknya. Pendidikan kita ini sudah
diambang kegagaln dengan kurangnya memberikan suatu amunisi bagi para siswa
dengan kompeten, sebagian besar kekuasaan yang mendapatinya oleh politisi,
merasa miris ketika itu mereka tidak memiliki kompetensi yang diharapkan. Masih
ingat terjadi perilaku yang “tidak senonoh” dalam lingkup orang besar, terlihat
tidak mempunyai etittude yang untuk dicontoh dengan berbicara kasar ataupun
kotor. Itu yang terlihat suatu hal yang dapat memperburuk image bangsa kita.
Keunggulan dalam buku ini memprseskan suatu pendidikan tingkat tinggi
yang dapat membangun amunisi yang luar biasa. Orang-orang tidak semuanya untuk
menuntun kita, karena seseorang didalamnya pada dirinya miskin perilaku,
sehingga politisi dan birokrat gagal untuk mendidik seluruh masyarakat, maka
dari itu kini pendidikan harus benar-benar diberdayakan dengan mencetak
anak-anak bangsa yang kaya ilmu, kaya kepercayaan agama, kaya perilaku atau
sikap. Memulainya dari usia dini yaitu, SD dengan memberikan kesempatan kepada
anak didik untuk mendorong suatu yang bermakna, yaitu adanya interaksi sesama
agama atupun berbeda agama dan dengan etnis sosial yang berbeda satu sama lain.
Dalam suatu sekolah biasanya ada kebijakan dari tempat didik itu sendiri,
atau yang dikelola oleh guru dan tenaga kerja yang berbeda itu akan memupuk
suatu etnis sosial yang saling toleran. Dalam buku ini juga terdapat konteks
saling toleran yang mana dalam sebuah sekolah harus adanya tempat ibadah dagi
siswa dari semua agama yang berbeda. Dan kini akan membentuk suatu sekolah yang
multicultural. Terkadang suatu pengajaran agama tellah banyak dikritik karena
menekankan aspek ritual yang terlihat mistik, hal ini tidak memberatkan agama
yang lain, inilah keberagaman dan keserasian antar umat beragama. Filsuf Amerika pendidikan , Emerson ( 1837
) pernah berkata , " Seorang pria harus menjadi seorang pria sebelum ia
bisa jadi petani yang baik, pedagang, atau insinyur. " Dalam hal
ini menunjukkan pentingnya negara yang liberal dengan antusiasm masyarakat,
untuk membangun usaha perjuangan kebebasan.
Mencakupi dalam pendidikan yang liberal melalui aliran dalam pendidikan
dewasa ini yang mulai berfikir dalam memahami suatu makna dari pendidikan itu
sendiri, kita kita berusaha menyesuaikan pendidikan dengan keadaan
disampingnya, yaitu ekonomi dan politik untuk diluar hal dunia pendidikan.
Mengubah mainset kita sebagai peserta didik dalam kompetensi peserta didik yang
sudah dikuasai, upaya untuk menyesuaikan tuntutan pekerjaan dengan terbitnya
kurikulum yang keluaran terbaru. Dalam konteks pendidikan liberal di Indonesia
mereka memiliki pengetahuan yang mayoritas ada adalah bahasa dan budaya,
terlepas dari kenyataan para petinggi, bawahan petani atau pengusaha dan siswa haru diberikan amunisi pengetahuan
yang lebih untuk memadai kenyataan yang ada.
Dengan
demikian pendidikan liberal itu mempunyai tujuan yang dapat membebaskan siswa
dari sikap yang ada terhadap orang lain, Pada dasarnya , dalam insan kamil, yaitu
orang yang ideal yang memenuhi kriteria untuk mengasumsikan setiap pekerjaan
atau penunjukan sebagai warga negara yang demokratis.
sistem pendidikan kita telah merusakkan sendi-sendi negara bangsa Indonesia,
banyak sebagian media berbicara bahwa pendidikan bangsa ini sudah rusak adanya,
dan termasuk didalamnya Depdiknas yang merupakan dari dua departemen terkorup
di Indonesia, Departemen Agama selanjutnya, dari mulai yang terkecil maupun
yang besar, yaitu dana beasiswa dan BOS, hal ini sudah bukan barang laama lagi
sampai saat ini juga tersebar luas meruat. Ini sebagian efek negative yang
muncul dipermukaan masyarakat. Indonesia saat ini bisa disebut dengan bangsa
yang beradab dengan memiliki peradaban, Indonesia ini juga mempunyai
keselarasan dalam berbagai perbedaan yang toleran dengan karakteristik yang
begitu khas. Begitu pula dengan pendidikannya, karena Indonesia berbeda dengan
negara yang lain, memiliki kebijakan local (local wisdom) yang jauh lebih
memumpuni baik dari negara manapun. Semoga pendidikan di Indonesia ini
berhasil, maka pendidikan dinegara tercinta ini harus mengutamakan berorientasi
kepada kebijakan local dengan budi luhur yang dimiliki oleh negara ini.
Fisolofinya pendidikan yang liberal bermuara pada konsep modernisasi
dibarat, karena itulah salah satu faktor yang sepenuhnya terhadap kebebasan
individu. Ketika suatu pendidikan diperlakukan seperti pasar bebas, dengan
meningkatnya permintaan pendidikan akan mengakibatkan mahalnya biaya
pendidikan. Kini bangsa sudah kehilangan logikanya yang berfikir transparan,
cara berfikir bangsa ini yang terbuka dan kritis semakin jauh dari lingkungan
pendidikan dan dalam pembelajarannya. Bhinneka
Tunggal Ika hanya menjadi sekadar patung atau gambar yang tertempel di
suvenir Garuda. Terasa sedih yang kini sibuk dengan modernisasi yang membawa
kita kurang baik untuk diikuti, terlihat tidak pantas untuk dilihat maupun
ditonton dengan banyak link yang membuka luasnya modernisasi di Indonesia yang
sudah terbebas diluar sana. Terbebas luas mengatur model baju, seragam sekolah,
dan lain-lain, tetapi lupa bahwa pengalaman belajarlah yang paling penting
harus terjadi di sekolah.
Akhir dari semua kenyatan bangsa Indonesia ini merekomendasikan bahwa
banyaknya amunisi-amunisi baru dengan kebebasan berfikir dan kemerdekaan
berpendapat merupakan impian banyak orang di dunia, Kompetisi misi agama harus
berjalan secara sehat dan menaati hukum yang disepakati. Kita harus
berlomba-lomba menjalankan kebaikan dalam umat beragama, didalam pentingnya
suatu kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya suatu kehidupan
masyarakat yang damai dan harmonis, tidak adanya permasalahan agama yang mana
adanya ingin seperti itu untuk menyatukan bangsa Indonesia yang hampir retak
yang terlewat oleh zaman dengan stabilitas kemajuan negara. Masyarakat yang berpendidikan, ibarat kopiah dan
sandal. Kopiah terlihat biasa tapi mempunyai arti yang luar biasa, dapat
menghargai sebuah sandal karena dalam suatu agama atau pendidikan tidak dilihat
mana yang pantas untuk mengikutinya. Akan tetapi itu semua tidak berarti
begitu, jika seseorang yang mempunyai keseriusan akan lebih matang untuk
belajar. So, akar pendidikan itu terasa pahit, namun buahnya akan terasa manis.
REFERENCES
Alwasilah, A. Chaedar. 2004.
Politik dan Bahasa Pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial diakses pada tanggal 21 Februari 2014
pukul 13.00 WIB
http://myquran.org/forum diakses
pada tanggal 22 Februari 2014 pukul 19.00 WIB
Dewi Motik P, Toleransi dan cara Bergaul, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan,1997.
Ide utama di par satu nyantol ga tuh ke bawahnya? kamu menggunakan karya Perez (2003) tapi nampaknya belum mampu menjadikan artikel kamu lebih berbobot ya
ReplyDeleteJudul artikel juga ga banget deh
ReplyDelete