Nama : Maftuhah
Rizqiyah
Nim : 14121310315
Kelas : PBI – B
/ IV
Class
Review 2
Pagi yang sangat cerah, Senin, 10-02-2014. Di
pertemuan yang kedua ini dalam pembelajaran writing and conversation 4, Pak
Lala seperti biasanya masih menjelaskan materi yang ada pada power point. Pada
pertemuan kedua ini akan membahas tentang literasi, dan kenapa kita harus
menulis?. Karena dengan menulis kita dapat menuangkan ide yang kita punya
tentang banyak hal.
Tentu
dengan belajar yang membutuhkan proses
panjang. Saya pun harus yakin bahwa saya bisa melakukannya walaupun tantangan
yang kita hadapi itu sulit. Kemudian
guru yang efektif adalah salah sattu
yang dapat membuat pilihan informasi tentang metode, material dan prosedur
untuk di gunakan dalam kelas yang di dasarkan pada pemahaman yang jelas.
Tentunya guru juga harus ada prakek dalam profesinya.
Untuk menulis itu sulit. Dalam menulis yang
mana melibatkan pengubahan keterampilan dan pengetahuan tentang teks, konteks
dan praktek. Dan contohnya seperti kajian apapun, kita harus selalu dilatih
untuk praktek menulis, agar kita bisa menulis dengan baik. Dan bahasa pertama
anda ( L1) adalah dasar untuk bahasa kedua. Dapat disimpulkan bahwa pentingnya
kita sebagai pelajar untuk bisa menulis dan tidak menjadi plagiator. Dengan
menulis kita bisa menuangkan ide yang kita punya, dan menjadi seorang penulis
juga harus mempunyai topik yang menarik.
Tentu belajar juga harus dengan hati
yang ikhlas agar apa yang kita inginkan bisa terwujud.
Pada pertemuan kedua ini Pa
Lala masih menjelas power point, yang mana isinya dalam lembaran Hany Setiawan
memberitahukan bahwa masyarakat Indonesia lebih statistik tidak krisis lagi. Menurut setiawan masyarakat
sudah krisis karena sudah update dalam internet secara langsung, menulis bukan
secara formal dengan adanya jejaring sosial sudah bisa menulis. Setiawan yang
meresensi buku terakhir dengan judul Rekayasa Literasi. Jadi hawe bertolak
belakang dengan pak Haedar, menurut Pa Haedar menulis itu
berbentuk artikel dan sedangkan menurut hawe menulis itu bisa dimana
saja, seperti di jejaring sosial, update status akan mengasah keterampilan kita
lewat menulis.
Pembelajaran writing pada
semester 4 ini berbasiskan akademik writing yaitu bagaimana kita mampu untuk
mengekspresikan tulisan kita yang bersifat ilmiah, akademis, dan writing yang
bergerak pada area critical thingking, artinya teks yang disajikan tidak
langsung, dan tidak langsung dibenarkan seluruhnya. Pada pembahsan berikutnya
Pa Lala menjelaskan mengapa kita harus menulis ?. Pertanyaan ini bisa kita
jawab beberapa alasan yang logis. Mengingat dengan tulisan, kita dapat
mengeluarkan gagasan atau ide tentang banyak hal.
Dengan menulis seseorang takan pernah mati
karena tulisan itu cerminan dari diri kita. Secara spesifiknya, dalam writing
kali ini kita akan bergerak pada area writing academic. Disamping itu kita
menjadi multingual writing yaitu seseorang yang efektif menulis dalam dua bahasa, dan menjadi
kritikal reader dalam dua bahasa yaitu L1 dan L2 yang merubah kita dari student
of language menjadi student of writing yang dapat memilih sendiri pilihan informasi yang ia dapatkan.
Mengikat disini menghubungkan 3 cara yang satu sama lain saling berkaitan. 3
cara tersebut adalah :
·
Ways
Of Knowing
·
Ways
Of Representation
·
Ways
Of Reproducing
Ways of knowing. Menulis menginterprestasikan cara atau pendekatan
yang kita gunakan. Ketika kita menulis di tuntut untuk mengetahui terlebih
dahulu background masalah yang terjadi. Ways
of representing. Menulis merpakan salah satu cara untuk mewakilkan, dan
mencurahkan apa yang kita rasakan. Sedangkan Ways of reproducing experience. Pada dasarnya menulis itu
memproduksi pengetahuan.
Menuut Lethonen ( 2000 : 74 ),
pembaca naik ke inti pembentukan atau penyusunan suatu makna. Teks dan pembaca
tidak pernah berada secara bebas. Tapi sesungguhnya mereka ( teks dan pembaca )
satu sama lain menghasilkan (makna). Jika (reader) sedang mengkaji tulisan atau
teks maka pada saat itulah dia sedang bernegosiasi dengan makna teks tersebut.
Antara si penulis terdapat suatu keterkaitan. Mereka di ibaratan seperti dancer
yang harus mampu menyesuaikan step per step setiap berirama. Reader – writer =
Dancer. Yang mana harus saling melengkapi satu sama lain, saling membantu,
karena itulah meaning akan terbentuk. Bagan dari barisan struktur teks seperti
berikut :
“ TEXT – KONTEKS – WRITER – READER ”.
Jadi meaning akan terbentuk dari
keempat komponen tersebut ada. Dan sebuah sistem meaning akan terjadi ketika
ada writer, reader, konteks dan teks. Jika kehilangan
salah satunya maka akan hilangan meaning. Pendidikan bahasa harus melalui pendidikan
literasi dahulu, lalu ada writer dan reader. Seseorang disebut pembaca hanya
ketika sedang disugukan dengan teks. Penulis akan mati karyanya jika tidak ada pembaca. Meaning akan
terbangun jika ada kolaborasi antara writer-reader.
0 comments:
Post a Comment