Monday, February 10, 2014

Nanda Qurrotul ‘Aini
14121310329
PBI-B
Writing 4

Class Review              
ESENSI MENULIS
            Pertemuan pertama dalam writing 4, pada tanggal 03 februari 2014, berjumpa dengan membawa semangat baru. Hal yang harus selalu ada ialah semangat itu sendiri, seperti adanya antusias untuk menerima materi. Disamping itu bersamaan dengan semangat tentunya adanya niat dalam hati. Tercapainya segala keinginan, sesungguhnya hal yang baik terjadi dari hal yang terkecil. Suatu keinginan tanpa adanya niat dan usaha tidak akan tercapai, hal itu sebagai acuan yang seharusnya didasari dalam diri ini.
            Berawal dari pembahasan silabus yang ada pada semester 4. Terasa berbeda dengan atmosfir kelas yang seketika berubah, memberi motivasi yang tinggi, sehingga antusias dalam belajar dapat memacu lebih baik. Menulis terlihat suatu hal yang mudah, akan tetapi tergantung bagaimana kita menerapkan pemikiran yang akan dituangkan sesuai keinginan kita atau ketentuan yang seharusnya. Beliau menekankan bahwa kita harus lebih baik lagi, menulis dengan sebuah kata atau isi yang dikemas lebih menarik untuk dibaca, dalam balutan yang mengena. Kalaupun begitu kita harus berlatih seperti halnya beliau yaitu pak Lala, dengan bias karena terbiasa.
            Penjelasan tentang writing 4 syllabus, yang mana terisi dengan my current works and professional activities. Dalam kegiatan beliau akan menjadi presenter maupun adjudicator disebuah university, yang tersebut membuat kita bangga kepada beliau, dengan kegiatan yang penuh beliau dapat membagi waktu. Saya harus lebih belajar dari keseriusan beliau, dengan begitu banyak cerita yang menginspirasi, membuat kita agar lebih mengeksplorasi tulisan kita. Sebuah pengalaman membaca dari kecil hingga dewasa, akan mendapat kesan menulis yang luar biasa. Dengan menulis kita dapat mengekspresikan diri, memberi opini, penulis itu perlu digali secara dalam dan jelas, dalam kegiatan tersebut kita akan melewati rintangan selama proses menulis berlangsung.
            Dalan suggested from Maria Popova : perfection is like chasing the horizon, keep moving. Sesuatu yang sempurna seperti halnya mengejar cakrawala, so jangan berhenti bergerak. Penjelasan beliau mengatakan bahwasannya hari-hari kedepan, kita akan merasakan kembali, bagaimana tidur larut malam, badan terasa capek ataupun buku yang tengah berserakkan. Kita juga dapat mengetahui course work evaluation, yang didalamnya terlihat ada yang berbeda dalam point 4 yaitu terdapat blogging. Dan perbedaan yang terasa selanjutnya class review have to complete is five pages, dan chapter minimal 10 pages in bahasa.
            Writing 4 untuk sekarang bertujuan agar lebih intens, terdapat suatu hal yang paling menarik pada writing course, menurut Hyland 2003 : bagaimana belajar dengan dua bahasa yaitu yang pertama, suatu aspek yang sangat sulit dan yang kedua, mempelajari bahasa tersebut. (Hyland 2003 ; Hyland 2004) adapun dengan berbicara bahasa inggris harus memiliki kemampuan menulis secara efektif, ialah dengan sesuatu yang membutuhkan exensive and specialized instruction. Team position on the table last season adalah posisi ke 3 dari 4 kelas dengan point 82,87, nilai tersebut turun dari semester sebelumnya. Nilai tersebut membuat pak Lala heran, kita juga merasa akan itu jika semester 3 kemarin ini kurang maksimal dan beliau menanyakan, kalian ingin posisi naik atau turun ? teman-teman menjawab, yang tentunya kita harus diposisi atas. Dengan ini kita harus belajar ekstra lagi.
            Dengan itu our current challenges, dapat melalui ujian teori dalam menulis dan belajar menulis sehingga melibatkannya. Menulis yang baik secara alami, dengan text dan genre menulis secara almi dan diantara relasi menulis dengan satu dan dua bahasa sekaligus. Yang mana kurikulum dapat dikembangkan dalam writing course, melalui computer lebih dari satu menulis instruction. Suatu harapan yang tulus menurut Hyland, untuk membantu teachers dari bahasa menjadi guru terkhusus menulis. Sebagai guru yang efektif adalah sesuatu yang dapat memilki informasi tentang metode, materials dan proses didalam ruangan mendasarkan pada clear understanding dalam sikap dan latihan agar kita professional. Seorang pengajar yang kuat adalah guru yang cekatan dan member ilmu dengan tidak membosankan dalam ruangan.
            Peringatan yang sederhana yaitu yang melibatkan menulis mengubah ketrampilan dan knowledge melalui texts, contexts dan penulis diibaratkan seperti :
           
Ø  Texts
Ø  Context
Ø  Reader

Menulis juga dapat diperbaiki dengan latihan dalam first language (L1), didalam suatu lembaga dan second language (L2). Dan selanjutnya L2 writing teaching digolongkan sebagai berikut :
Ø  Language structures
Ø  Text functions
Ø  Themes or topics
Ø  Creative expression
Ø  Composing processes
Ø  Content
Ø  Genre and contexts of writing.

            Tidak hanya itu menulis dapat dikembangkan melalui berbagai cara, dengan hasil yang baik, karena memilki pengalaman yang banyak. Jadi jangan heran ketika orang yang sukses, ia menuntut dari hal yang terkecil. Oleh karena itu jangan cepat putus asa, hal ini dipahami oleh berbagai pembicara atau orang besar karena sebagian orang itu masih kekurangan dalam budaya menulis. Bisa kita survey, seperti banyak yang kita lihat yaitu pada mahasiswa/I yang sedang menulis skripsi, tesis maupun disertasi, terlihat sangat sulit karena kurangnya pengalaman dan tertinggalnya budaya menulis yang sedikit diterapkan.
            Ajaran menulis dapat merancang bahasa dengan sedemikian rupa, agar menjadi menarik yang menuju ranah menulis. Kita dapat menggunakan fungsi text dengan tema atau topic, sehingga terlihat ekspresif dan kreatif. Menyusun bahasa dalam proses dengan kadar yang mencukupi, dengan tulisan menjadi menarik dapat member imbuhan dalam genre apa yang sesuai konteks dalam menulis. Dalam ceritanya beliau mengulas tentang craftsmanship, yang mana tersebut adalah good work di negara Finlandia, dengan menggunakan seni dia bekerja dengan baik. Dalam hal tersebut bahwa menganalisis bahasa tidak hanya dengan mengulas pengalaman, informasi dan pengetahuan.

            Disini kita mengharapkan progress yang signifikan dalam menulis, agar terciptanya penulis-penulis hebat. Jangan berharap kita sering membaca itu bakal dapat mempermudah menulis, tapi yang saya rasakan seringnya membaca tidak mempengaruhi karena tidak dipraktekkan, dan dapat merespon dengan baik. So, kesimpulannya adalah tergambar jelas kurangnya budaya menulis dapat menghambat generasi penulis hebat. Tidak hanya itu, menulis didalamnya terlihat memilki banyak bagian yang sulit, tergantung kita bagaimana mengeksplorasikannya. Yang saya ambil dalam beliau mengatakan, bahwa orang-orang yang memilki kualitas tinggi yaitu orang-orang yang menulis. Kita dapat membentuk karakter penulis dengan sesuai cita rasa yang berbeda, dengan kreatif expression yang dapat memacu generasi penulis lainnya. 

0 comments:

Post a Comment