Name : Nurul Khayan
NIM : 14121310844
Class
/ Semester : PBI B/4
Study
: Writing and Composition
Class
Review
Assalamu’alaikum. Wr. wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin, kita
semua masih bisa di beri nikmat oleh Allah SWT sampai kita telah kembali lagi
(aktif) kuliah di kampus tercinta IAIN Syekh Nurjati Cirebon, yang bertepatan
pada tanggal 3 februari 2014. Pada semester 4 di jurusan Tadris Bahasa Inggris
ini dalam mata kuliah Writing 4 yang dipimpin oleh Mr.Lala Bumela. Tak terasa
sebulan lamanya kita menikmati masa-masa liburan kuliah pada semester ganjil,
sampai sekarang kita sudah mulai belajar aktif lagi.
Melihat posisi klasmen terakhir dari sekian kelas A,
B, C, D, di kelas kita (PBI-B) pada semester 3 menduduki posisi ke-3. Suatu hal
yang sangat kurang memuaskan melihat posisi kelas kita pada peringkat ke-3,
untuk itu pada semester sekarang dan selanjutnya
lebih giat dan disiplin lagi. Mudah-mudahan harapan dan usaha kita membuahkan
hasil yang maksilmal. Pada semester sebelum-sebelumnya dijadikan suatu bahan
pengalaman dan koreksi, introspeksi bagi kita semua, agar nanti pada hasil
akhirnya memuaskan.
Pada
semester sebelumnya, Mr.Lala Bumela memimpin mata kuliah Phonology yang penuh
warna metode-metode baru yang disajikan buat mahasiswanya. Sekarang beliau
mengampu Mata Kuliah Writing 4 semoga dengan hari pertama kita mulai belajar
lagi, akan lebih semangat dan mendapatkan ilmu yang lebih bermanfaat untuk
semua dan mengajarkan atau mengamalkannya.
Beliau
dipercayai untuk mengampu Mata Kuliah Writing 4 ini, agar para mahasiswanya
lebih kreatif dan penuh dengan ide-ide baru dalam menulis. Terutama pada metode
pelajaran bassic inggrisnya (Writing). Writing sangat menunjang bagi para
pelajar atau mahasiswa untuk memiliki dasar pokok pada jurusan Tadris bahasa
inggris ini. Selain itu, dengan Writing juga skill dan kemampuan kita akan
lebih meningkat lagi dalam proses mempelajarinya.
Semester
baru semangat baru, itulah yang membuat kita selalu giat untuk melakukan
aktifitas-aktifitasnya dan juga membuat pemicu semangat kita semua dalam
menjalani perkuliahan di semester 4 ini. Dijadikan suatu perjalanan selanjutnya
untuk menempuh hasil yang maksimal. Apalagi dengan dosen yang sudah banyak
pengalaman mengajar membuat kita lebih-lebih giat dan semangat lagi. Start kita
pada semester 4 ini pada tanggal 3 februari 2014 aktif kembali di kampus kita
untuk berlomba-lomba dalam belajar yang fokus dan konsen lagi.
Perjuangan
seorang pelajar tak akan pernah lelah, bahkan tak akan ada kata menyerah
dalam belajar. Bagi saya pribadi
menyerah suatu hal yang tidak ada, yang ada hanyalah koreksi, introspeksi, dan
bangkit berusaha. Bertahap adalah suatu hal yang positif dalam merintis karir
apa saja. Dengan demikian juga, perjuangan adalah suatu harga mati untuk tetap
berusaha dan semangat, bangkit dalam level-level peningkatan, serta kemajuan.
Apalagi dalam proses pembelajaran.
Pada
semester sebelumnya (semester 3) beliau mengajarkan Mata Kuliah Phonology yang
levelnya sangat tinggi, berbeda dengan Mata Kuliah Writing. Semakin tinggi
level yang kita jalani, semakin tinggi pula harapan Mr.Lala Bumela agar para
mahasiswanya belajar lebih keras dan lebih giat lagi. Seperti berbagai tugas
yang harus dikerjakan (Class Review, Chapter Review, Appetizer, dan yang
lainnya). Semua itu akan menjadikan makanan dan nutrisi sehari-hari agar
menjadi mahasiswa yang kritis, discipiner dan berkualitas.
Daya
berfikir kritis seseorangf mahasiswa dalam pembelajaran akan benar-benar di
uji. Mahasiswa akan terus meneliti dan menganalisis berbagai jurnal, artikel,
dan sebagainya yang berkaitan dengan menulis. Seperti halnya pada pemulaan
tugas ini, beberapa artikel yang ditulis oleh Mr.Chaidar akan menjadi
pembahasan pada bagian appetizer. Serta pendapat kita akan menjadi salah satu
kunci untuk menanggapi pemikiran-pemikiranyang harus ada sumber atau bahkan
yang relevan sebagai referensinya.
Belajar
Writing juga harus siap untuk dirubah pola pikir atau Mind set kita, karena
belajar Writing merupakan salah satu fondasi dan langkah awal untuk menyusun
Skripsi. Karena kita sudah terbiasa menulis dan menganalisis pada semester kali
ini, supaya nanti ketika penyusunan Skripsi menjadi lebih mudah dan tidak kaget ketika proses penyusunannya.
Selanjutnya di semester sekarang ini setiap ksli mengerjakan tugas kita harus
memasukkan tugas tersebut kedalam Blogging masing-masing perkelasnya dan pada
saat di sela-sela pembelajarannya mempresentasikan selama 2 menit. Tujuan dari
Blogging tersebut bahwasanya kita bisa menunjukkan pada publik bahwa kami itu
mahasiswa modern dan mempunyai poin belajar yang aktif, khususnya pada jurusan
Bahasa Inggris ini. Dan juga bahwakami itu bisa atau mempunyai kemampuan dalam
menulis. Gunanya dimasukkan kedalam blogging juga sebagai salah satu media
untuk bertukar pendapat dan dokumentasi kelas kita. Karena itu kita bisasaling
perbendapat atau sharing di blogging tersebut.
Pada
syllabus Writing yang bisa dikatakan tebal isinya, dibandingkan dengan Mata
Kuliah lain. Yang tujuannya yaitu Critical Writing dan Reading. Kemudian kita
akan survive pada pembahasan Critical Review dan Argumentative Essay di Mata
Kuliah Writing and Composition 4 ini, serta sebagai langkah awal untuk
memperdalami yang ada di syllabus tersebut.
Dari
sebagian mahasiswa di kelas kita, sudah muncul dalam benak hatinya untuk
menanyakan Critical Review dan Argumentative Essay. Karena dalam menulis kita
dibutuhkan kecerdasan dan bahkan harus pintar dalam mencari gagasan dan
menyusunnya dengan baik yang memenuhi standar. Untuk itu juga harus lebih
mengkritisi lagi pada seorang penulisnya, tujuannya untuk mengetahui letak
dimana kesalahan-kesalahan yang ada para penulisnya. Critical Review merupakan
rangkuman dan evaluasi dari ide-ide dan informasi yang ada pada sebuah artikel.
Tentu saja hal ini adalah sabagai pemula dan membuka mata, serta fikiran kita
agar banyak wawasan dan pengalaman yang baru lagi. Pada sebelumnya saya
berfikir Critical Review itu hanya sebatas kritikan belaka saja yang ada pada
artikel, akan tetapi pada Critical Review juga hal terkecil yang ada pada
artikel juga di bahas.
Kemampuan
yang harus kita miliki untuk menulis sebuah Review itu ialah mencari informasi
dan meriview dengan efektif. Mencari informasi ini tentu sangat kita butuhkan,
hal ini dimaksudkan agar kita bisa mengolah data menjadi tulisan yang
berkualitas setelah membaca literatur dengan efisien. Sedangkan meriview dengan
efektif itu maksudnya informasi pertanyaan yang ada dalam teks dan
mempresentasikannya sebagai sebuah evaluasi atau bahkan pendapat.
Di
dalam menulis Critical Review langkah awaln kita bisa dimulai dari
pertanyaan-pertanyaan, seperti : Apa inti dari kajian yang sudah dibahas?,
Darimana data dan bukti penulis?, Isu yang dibahas oleh penulis, interpretasi
apa yang dibuat oleh penulis dalam isu yang beredar?, Apakah seimbang teks
tersebut?, dan apakan benar yang ada pada pembahasan tersebut?, serta apakah
semua berhubungan dengan topik?.
Mr.Lala
Bumela juga menjelaskan hubungan-hubungan yang saling berkaitan. Hubungan
tersebut dapat digambarkan dalam bagan dibawah ini.
Theory research texts contexts
Classroom admin
reader
Pada
segitiga pertama diatas ada tiga hal yang saling berkaitan yaitu theory,
research, dan classroom admin. Permulaan dari theory yangdiajarkan kita akan
melakukan penelitian apakah benar atau tidak, dan terakhirnya room admin.
Sedangkan pada segitiga yang kedua itu hubungan antara texts. Contexts, dan
reader. Sebuah teks itu pasti akan melihat konteksnya juga, kemudian akan
kembali ke reader. Pada gambar tersebut sangat berhubungan besar antara
thinking, reading, dan writing. Menghubungkannya berawal dari berfikir kita
yang berimajinasi, kritis, dan pada ketika membaca berbagai literatur untuk
mencari tahu dan mendukung cara berfikir kita, dari hal itulah kita bisa
menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Jadi
kita dapat menyimpulkan dari pembahasan tersebut yang akan dipelajari pada
semester kali ini yaitu Critical Writing dan Reading. Serta ditekankan untuk
menganalisanya dari berbagai sumber bacaan. Bentuk reviewnya itu Critical Review
dab Argumentative Essay.
Dan
perlu di perhatikan juga, langkah awal adalah langkah semangat perjuangan dalam
menyelesaikan hal apapun. Jadi, jangan pernah menyerah dan berhenti untuk
berkarya.
Appetizer
(Bukan)
Bangsa Penulis
Menulis bukanlah suatu hal yang
mudah bagi kalangan pelajar, karena menulis itu mencakup struktur bahasa,
sistematika penulisan dan ide-ide. Menulis itu terdapat level dan porsinya
masing-masing, karena setiap jenjang pendidikan mempunyai tahapan-tahapan yang
berbeda. Seperti contohnya disekolah dasar. Belajar menulis narasi, sedangkan
di perguruan tinggi belajar menulis karya ilmiah untuk di presentasikan.
Pengertian menulis adalah suatu
rangkaian ide dan kata yang dituangkan kedalam sebuah lembaran kertas. Sejarah
tulisan sudah ada sejak zaman dahulu kala seperti tertera pada buku sansekerta
yang menggunakan aksara jawa. Sedangkan pada orde lama dan orde baru, menulis
yaitu sesuatu yang sangat jarang, karena pada pemerintahan soeharto untuk
menulis saja diperlukan tekad yang kuat.
Karena jika sedikit saja di dalam tulisan kita terdapat kata-kata yang
mengkritik pemerintah, walaupun itu benar maka akan di anggap salah,
dikarenakan penulis pada orde lama itu dibatasi oleh pemerintah dan apabila
mengelak maka akan berakibat fatal pada keselamatan jiwa sang penulis.
Sedangkan pada zaman reformasi hingga sekarang, menulis adalah hal yang biasa
atau bahkan banyak dikalangan bangsa indonesia. Sebab, kebebasan menulis atau
mengungkapkan pendapat sudah termaktub dalam UUD 1945 nya. Serta kemajuan
teknologi yang sangat pesat, mempermudah para penulis mencari referensi
sebanyak mungkin. Namun hal yang sangat disayangkan bagi kalangan mahasiswa
dengan adanya kemajuan teknologi masih belum dapat menggunakannya dengan baik,
ternasuk dalkam menulis sebuah jurnal, bahkan mereka lebih suka menjiplak milik
orang lain daripada berfikir dan mengembangkan sendiri.
Dirjen menyatakan pada sekarang ini
jumlah karya ilmiah dari perguruan tinggi indonesia secara total masih rendah
jika dibandingkan dengan malaysia, yakni hampir sepersepuluh. Dan jika terbitan
rata-rata buku di indonesia sekarang 8 ribu judul pertahun, maka untuk
mengimbangi malaysia, mestinya kita mampu menerbitkan buku 10 kali lipat, yakni
80 ribu buku pertahun. Kutipan tersebut membuktikan bahwa bangsa indonesia
dalam menulis lebih rendah dibandingkan denganmalaysia, dikarenakan bangsa
indonesia masih kurang akan menerbitkan buku-buku.
Selanjutnya pada Genre tulisan
akademik (accademic writing) terdiri atas skripsi, tesis dan disertasi.
Perbedaan antara skripsi dengan disertasi, dengan menulis skripsi mahasiswa
belajar menulis akademik, sedangkan dengan tesis mahasiswa belajar meneliti,
dan dengan disertasi mahasiswa membangun teori atau rumus baru. Semuanya
melaporkan hasil telaahan, pengamatan, atau eksperimen.
Dalam proses membuat skripsi
diperlukan banyak referensi yang sangat mendukung, contohnya sebut saja panjang
skripsi ilmu sosial sebanyak 100 halaman, tesis 200 halaman, dan disertasi 400
halaman, sedangkan artikel jurnal hanya 15-20 halaman. Maka dari itu tidaklah
mudah bagi penulis untuk mengubah tesis dan disertasi menjadi artikel jurnal,
sehingga untuk menjadi artikel jurnal yang baik, naskah saja harus diseleksi
dengan ketat. Semakin ketat semakin
bergengsi pula. Dengan demikian, sebuah artikel jurnal terdiri dari ketiga
aspek tersebut. Namun tidaklah mudah untuk menyederhanakan tulisan dari ratusan
halaman menjadi belasan halaman. Diperlukan kemampuan yang ekstra untuk
menyusunnya secara sisitematis. Oleh sebab itu, banyak diantara kalangan
mahasiswa gagal dalam membuat artikel jurnal sebagai bahan disertasinya. Adapun
jika sudah mendapat gelar dokter maka harus lebih meningkatkan kinerjanya dan
mengamalkan ilmunya dengan semaksimal mungkin. Apabila hal tersebut tidak dilakukan,
maka gelar tersebut yang sudah didapat akan lengser atau di copot.
Sebagai data yang mendukung
diperkirakan setiap tahun ada 800 mahasiswa yang Wisuda jadi sarjana di 3.150
kampus dibawah bendera asosiasi perguruan tinggi swasta (Apatisi). Sementara rata-rata
satu jurnal memuat 7-10 artikel. Pertanyaannya, berapa banyak jurnal yang
diperlukan dan siapakah yang akanmengolahnya, dan siapa target pembacanya?.
Sistem perkuliahan di Indonesia dan
Amerika memang sangat berbeda. Jika di Indonesia mewajibkan mahasiswa menulis
skripsi, tesis dan disertasi. Karena itulah ajang yang jituuntuk mengasah keterampilan
menulis untuk diterapkan pada bidang atau profesinya masing-masing. Sedangkan
kalau di AS memaksa mahasiswabanyak menulis essay, seperti laporan observasi,
ringkasan bab, review buku dan sebagainya. Tugas-tugas itu selalu dikembalikan
dengan komentar kritis dari dosen, sehingga nalar dan argumen mahasiswa
benar-benar terasah dan terbiasa. Hal tersebut lebih efektif jika dibandingkan
harus menulis tesis, skripsi, apalagi artikel jurnal contohnya mewajibkan
menulis artikel jurnal untuk kelulusan S-1 dan S-2 rasanya tidak tepat, karena
akan menyebabkan penumpukkan mahasiswa diakhir program yang pasti menuntu
banyak biaya. Pada kenyataannya adalah mewajibkan para dosen setiap tahun
menulis artikel jurnal dan menerbitkan buku setiap tahunnya. Karena
perbandingan itulah angka kelulusan sarjana di Indonesi lebih dibandingkan
dengan di AS. Kini di Indonesia mungkin ada sekitar 60 ribu orang mahasiswa
pada prodi sastra budaya., yakni sekitar 2,22 % dari total mahasiswa. Akan
lebih baik mereka untuk kelulusannya diwajibkan menulis cerita pendek atau
bahkan novel dari pada menulis artikel jurnal. Maka dari itu mahasiswa harus
dipaksa jatiuh cinta pada karya sastra.
Pada penelitian Krahsen (1984)
menunjukkan bahwa para penulis produktif adalah mereka yang sewaktu di SMAnya
antara lain banyak membaca karya sastra, berlangganan koran atau majalah dan
dirumahnya ada perpustakaan. Jadi untuk memproduksi mahasiswa dan dosen yang
produktif menulis, perlu pembenahan belajar baca-tulis yang benar di tingkat
SMA. Dan juga jika dianalogikan dengan jenjang pendidikan dari mulai SD sampai
Perguruan Tinggi mempunyai level dan porsinya masing-masing. Maka tidaklah
logis apabila pada tingkatan SD sudah diajarkan cara menulis sebuah jurnal
karena kemampuan otak mereka belumlah siap menerima informasi yang diluar batas
kemampuan mereka. Hal itu juga dihubungkan dengan siapa target pembacanya.
Dari sekian banyak penjelasan dapat
disimpulkan bahwa untuk menjadi mahasiswa yang produkltif haruslah bisa menulis. Karena dengan menulis
kita akan mendapatkan semua hal dalam bidang akademik maupun non-akademik. Dan
menulis merupakan suatu cara untuk mengikat bagaimana kita ingin
dikembangkannya dan dituangkan kedalam buku yang tertulis, serta tidak
sembarangan untuk menerapkan kata per katanya.
Study
Listening Speaking Writing
0 comments:
Post a Comment