Monday, February 10, 2014

9:49 PM


Name  : Nurul Khayan
NIM    : 14121310844
Class / Semester   : PBI B/4
Study : Writing and Composition

Class Review
Assalamu’alaikum. Wr. wb.
            Alhamdulillahirobbil’alamin, kita semua masih bisa di beri nikmat oleh Allah SWT sampai kita telah kembali lagi (aktif) kuliah di kampus tercinta IAIN Syekh Nurjati Cirebon, yang bertepatan pada tanggal 3 februari 2014. Pada semester 4 di jurusan Tadris Bahasa Inggris ini dalam mata kuliah Writing 4 yang dipimpin oleh Mr.Lala Bumela. Tak terasa sebulan lamanya kita menikmati masa-masa liburan kuliah pada semester ganjil, sampai sekarang kita sudah mulai belajar aktif lagi.
Melihat  posisi klasmen terakhir dari sekian kelas A, B, C, D, di kelas kita (PBI-B) pada semester 3 menduduki posisi ke-3. Suatu hal yang sangat kurang memuaskan melihat posisi kelas kita pada peringkat ke-3, untuk itu pada semester sekarang  dan selanjutnya lebih giat dan disiplin lagi. Mudah-mudahan harapan dan usaha kita membuahkan hasil yang maksilmal. Pada semester sebelum-sebelumnya dijadikan suatu bahan pengalaman dan koreksi, introspeksi bagi kita semua, agar nanti pada hasil akhirnya memuaskan.
Pada semester sebelumnya, Mr.Lala Bumela memimpin mata kuliah Phonology yang penuh warna metode-metode baru yang disajikan buat mahasiswanya. Sekarang beliau mengampu Mata Kuliah Writing 4 semoga dengan hari pertama kita mulai belajar lagi, akan lebih semangat dan mendapatkan ilmu yang lebih bermanfaat untuk semua dan mengajarkan atau mengamalkannya.
Beliau dipercayai untuk mengampu Mata Kuliah Writing 4 ini, agar para mahasiswanya lebih kreatif dan penuh dengan ide-ide baru dalam menulis. Terutama pada metode pelajaran bassic inggrisnya (Writing). Writing sangat menunjang bagi para pelajar atau mahasiswa untuk memiliki dasar pokok pada jurusan Tadris bahasa inggris ini. Selain itu, dengan Writing juga skill dan kemampuan kita akan lebih meningkat lagi dalam proses mempelajarinya.
Semester baru semangat baru, itulah yang membuat kita selalu giat untuk melakukan aktifitas-aktifitasnya dan juga membuat pemicu semangat kita semua dalam menjalani perkuliahan di semester 4 ini. Dijadikan suatu perjalanan selanjutnya untuk menempuh hasil yang maksimal. Apalagi dengan dosen yang sudah banyak pengalaman mengajar membuat kita lebih-lebih giat dan semangat lagi. Start kita pada semester 4 ini pada tanggal 3 februari 2014 aktif kembali di kampus kita untuk berlomba-lomba dalam belajar yang fokus dan konsen lagi.
Perjuangan seorang pelajar tak akan pernah lelah, bahkan tak akan ada kata menyerah dalam  belajar. Bagi saya pribadi menyerah suatu hal yang tidak ada, yang ada hanyalah koreksi, introspeksi, dan bangkit berusaha. Bertahap adalah suatu hal yang positif dalam merintis karir apa saja. Dengan demikian juga, perjuangan adalah suatu harga mati untuk tetap berusaha dan semangat, bangkit dalam level-level peningkatan, serta kemajuan. Apalagi dalam proses pembelajaran.
Pada semester sebelumnya (semester 3) beliau mengajarkan Mata Kuliah Phonology yang levelnya sangat tinggi, berbeda dengan Mata Kuliah Writing. Semakin tinggi level yang kita jalani, semakin tinggi pula harapan Mr.Lala Bumela agar para mahasiswanya belajar lebih keras dan lebih giat lagi. Seperti berbagai tugas yang harus dikerjakan (Class Review, Chapter Review, Appetizer, dan yang lainnya). Semua itu akan menjadikan makanan dan nutrisi sehari-hari agar menjadi mahasiswa yang kritis, discipiner dan berkualitas.
Daya berfikir kritis seseorangf mahasiswa dalam pembelajaran akan benar-benar di uji. Mahasiswa akan terus meneliti dan menganalisis berbagai jurnal, artikel, dan sebagainya yang berkaitan dengan menulis. Seperti halnya pada pemulaan tugas ini, beberapa artikel yang ditulis oleh Mr.Chaidar akan menjadi pembahasan pada bagian appetizer. Serta pendapat kita akan menjadi salah satu kunci untuk menanggapi pemikiran-pemikiranyang harus ada sumber atau bahkan yang relevan sebagai referensinya.
Belajar Writing juga harus siap untuk dirubah pola pikir atau Mind set kita, karena belajar Writing merupakan salah satu fondasi dan langkah awal untuk menyusun Skripsi. Karena kita sudah terbiasa menulis dan menganalisis pada semester kali ini, supaya nanti ketika penyusunan Skripsi menjadi lebih mudah  dan tidak kaget ketika proses penyusunannya. Selanjutnya di semester sekarang ini setiap ksli mengerjakan tugas kita harus memasukkan tugas tersebut kedalam Blogging masing-masing perkelasnya dan pada saat di sela-sela pembelajarannya mempresentasikan selama 2 menit. Tujuan dari Blogging tersebut bahwasanya kita bisa menunjukkan pada publik bahwa kami itu mahasiswa modern dan mempunyai poin belajar yang aktif, khususnya pada jurusan Bahasa Inggris ini. Dan juga bahwakami itu bisa atau mempunyai kemampuan dalam menulis. Gunanya dimasukkan kedalam blogging juga sebagai salah satu media untuk bertukar pendapat dan dokumentasi kelas kita. Karena itu kita bisasaling perbendapat atau sharing di blogging tersebut.
Pada syllabus Writing yang bisa dikatakan tebal isinya, dibandingkan dengan Mata Kuliah lain. Yang tujuannya yaitu Critical Writing dan Reading. Kemudian kita akan survive pada pembahasan Critical Review dan Argumentative Essay di Mata Kuliah Writing and Composition 4 ini, serta sebagai langkah awal untuk memperdalami yang ada di syllabus tersebut.
Dari sebagian mahasiswa di kelas kita, sudah muncul dalam benak hatinya untuk menanyakan Critical Review dan Argumentative Essay. Karena dalam menulis kita dibutuhkan kecerdasan dan bahkan harus pintar dalam mencari gagasan dan menyusunnya dengan baik yang memenuhi standar. Untuk itu juga harus lebih mengkritisi lagi pada seorang penulisnya, tujuannya untuk mengetahui letak dimana kesalahan-kesalahan yang ada para penulisnya. Critical Review merupakan rangkuman dan evaluasi dari ide-ide dan informasi yang ada pada sebuah artikel. Tentu saja hal ini adalah sabagai pemula dan membuka mata, serta fikiran kita agar banyak wawasan dan pengalaman yang baru lagi. Pada sebelumnya saya berfikir Critical Review itu hanya sebatas kritikan belaka saja yang ada pada artikel, akan tetapi pada Critical Review juga hal terkecil yang ada pada artikel juga di bahas.
Kemampuan yang harus kita miliki untuk menulis sebuah Review itu ialah mencari informasi dan meriview dengan efektif. Mencari informasi ini tentu sangat kita butuhkan, hal ini dimaksudkan agar kita bisa mengolah data menjadi tulisan yang berkualitas setelah membaca literatur dengan efisien. Sedangkan meriview dengan efektif itu maksudnya informasi pertanyaan yang ada dalam teks dan mempresentasikannya sebagai sebuah evaluasi atau bahkan pendapat.
Di dalam menulis Critical Review langkah awaln kita bisa dimulai dari pertanyaan-pertanyaan, seperti : Apa inti dari kajian yang sudah dibahas?, Darimana data dan bukti penulis?, Isu yang dibahas oleh penulis, interpretasi apa yang dibuat oleh penulis dalam isu yang beredar?, Apakah seimbang teks tersebut?, dan apakan benar yang ada pada pembahasan tersebut?, serta apakah semua berhubungan dengan topik?.
Mr.Lala Bumela juga menjelaskan hubungan-hubungan yang saling berkaitan. Hubungan tersebut dapat digambarkan dalam bagan dibawah ini.


 
Theory                 research                                 texts                contexts
      Classroom admin                                                    reader
Pada segitiga pertama diatas ada tiga hal yang saling berkaitan yaitu theory, research, dan classroom admin. Permulaan dari theory yangdiajarkan kita akan melakukan penelitian apakah benar atau tidak, dan terakhirnya room admin. Sedangkan pada segitiga yang kedua itu hubungan antara texts. Contexts, dan reader. Sebuah teks itu pasti akan melihat konteksnya juga, kemudian akan kembali ke reader. Pada gambar tersebut sangat berhubungan besar antara thinking, reading, dan writing. Menghubungkannya berawal dari berfikir kita yang berimajinasi, kritis, dan pada ketika membaca berbagai literatur untuk mencari tahu dan mendukung cara berfikir kita, dari hal itulah kita bisa menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Jadi kita dapat menyimpulkan dari pembahasan tersebut yang akan dipelajari pada semester kali ini yaitu Critical Writing dan Reading. Serta ditekankan untuk menganalisanya dari berbagai sumber bacaan. Bentuk reviewnya itu Critical Review dab Argumentative Essay.
Dan perlu di perhatikan juga, langkah awal adalah langkah semangat perjuangan dalam menyelesaikan hal apapun. Jadi, jangan pernah menyerah dan berhenti untuk berkarya.

Appetizer
(Bukan) Bangsa Penulis
            Menulis bukanlah suatu hal yang mudah bagi kalangan pelajar, karena menulis itu mencakup struktur bahasa, sistematika penulisan dan ide-ide. Menulis itu terdapat level dan porsinya masing-masing, karena setiap jenjang pendidikan mempunyai tahapan-tahapan yang berbeda. Seperti contohnya disekolah dasar. Belajar menulis narasi, sedangkan di perguruan tinggi belajar menulis karya ilmiah untuk di presentasikan.
            Pengertian menulis adalah suatu rangkaian ide dan kata yang dituangkan kedalam sebuah lembaran kertas. Sejarah tulisan sudah ada sejak zaman dahulu kala seperti tertera pada buku sansekerta yang menggunakan aksara jawa. Sedangkan pada orde lama dan orde baru, menulis yaitu sesuatu yang sangat jarang, karena pada pemerintahan soeharto untuk menulis saja diperlukan tekad  yang kuat. Karena jika sedikit saja di dalam tulisan kita terdapat kata-kata yang mengkritik pemerintah, walaupun itu benar maka akan di anggap salah, dikarenakan penulis pada orde lama itu dibatasi oleh pemerintah dan apabila mengelak maka akan berakibat fatal pada keselamatan jiwa sang penulis. Sedangkan pada zaman reformasi hingga sekarang, menulis adalah hal yang biasa atau bahkan banyak dikalangan bangsa indonesia. Sebab, kebebasan menulis atau mengungkapkan pendapat sudah termaktub dalam UUD 1945 nya. Serta kemajuan teknologi yang sangat pesat, mempermudah para penulis mencari referensi sebanyak mungkin. Namun hal yang sangat disayangkan bagi kalangan mahasiswa dengan adanya kemajuan teknologi masih belum dapat menggunakannya dengan baik, ternasuk dalkam menulis sebuah jurnal, bahkan mereka lebih suka menjiplak milik orang lain daripada berfikir dan mengembangkan sendiri.
            Dirjen menyatakan pada sekarang ini jumlah karya ilmiah dari perguruan tinggi indonesia secara total masih rendah jika dibandingkan dengan malaysia, yakni hampir sepersepuluh. Dan jika terbitan rata-rata buku di indonesia sekarang 8 ribu judul pertahun, maka untuk mengimbangi malaysia, mestinya kita mampu menerbitkan buku 10 kali lipat, yakni 80 ribu buku pertahun. Kutipan tersebut membuktikan bahwa bangsa indonesia dalam menulis lebih rendah dibandingkan denganmalaysia, dikarenakan bangsa indonesia masih kurang akan menerbitkan buku-buku.
            Selanjutnya pada Genre tulisan akademik (accademic writing) terdiri atas skripsi, tesis dan disertasi. Perbedaan antara skripsi dengan disertasi, dengan menulis skripsi mahasiswa belajar menulis akademik, sedangkan dengan tesis mahasiswa belajar meneliti, dan dengan disertasi mahasiswa membangun teori atau rumus baru. Semuanya melaporkan hasil telaahan, pengamatan, atau eksperimen.
            Dalam proses membuat skripsi diperlukan banyak referensi yang sangat mendukung, contohnya sebut saja panjang skripsi ilmu sosial sebanyak 100 halaman, tesis 200 halaman, dan disertasi 400 halaman, sedangkan artikel jurnal hanya 15-20 halaman. Maka dari itu tidaklah mudah bagi penulis untuk mengubah tesis dan disertasi menjadi artikel jurnal, sehingga untuk menjadi artikel jurnal yang baik, naskah saja harus diseleksi dengan ketat.  Semakin ketat semakin bergengsi pula. Dengan demikian, sebuah artikel jurnal terdiri dari ketiga aspek tersebut. Namun tidaklah mudah untuk menyederhanakan tulisan dari ratusan halaman menjadi belasan halaman. Diperlukan kemampuan yang ekstra untuk menyusunnya secara sisitematis. Oleh sebab itu, banyak diantara kalangan mahasiswa gagal dalam membuat artikel jurnal sebagai bahan disertasinya. Adapun jika sudah mendapat gelar dokter maka harus lebih meningkatkan kinerjanya dan mengamalkan ilmunya dengan semaksimal mungkin. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka gelar tersebut yang sudah didapat akan lengser atau di copot.
            Sebagai data yang mendukung diperkirakan setiap tahun ada 800 mahasiswa yang Wisuda jadi sarjana di 3.150 kampus dibawah bendera asosiasi perguruan tinggi swasta (Apatisi). Sementara rata-rata satu jurnal memuat 7-10 artikel. Pertanyaannya, berapa banyak jurnal yang diperlukan dan siapakah yang akanmengolahnya, dan siapa target pembacanya?.
            Sistem perkuliahan di Indonesia dan Amerika memang sangat berbeda. Jika di Indonesia mewajibkan mahasiswa menulis skripsi, tesis dan disertasi. Karena itulah ajang yang jituuntuk mengasah keterampilan menulis untuk diterapkan pada bidang atau profesinya masing-masing. Sedangkan kalau di AS memaksa mahasiswabanyak menulis essay, seperti laporan observasi, ringkasan bab, review buku dan sebagainya. Tugas-tugas itu selalu dikembalikan dengan komentar kritis dari dosen, sehingga nalar dan argumen mahasiswa benar-benar terasah dan terbiasa. Hal tersebut lebih efektif jika dibandingkan harus menulis tesis, skripsi, apalagi artikel jurnal contohnya mewajibkan menulis artikel jurnal untuk kelulusan S-1 dan S-2 rasanya tidak tepat, karena akan menyebabkan penumpukkan mahasiswa diakhir program yang pasti menuntu banyak biaya. Pada kenyataannya adalah mewajibkan para dosen setiap tahun menulis artikel jurnal dan menerbitkan buku setiap tahunnya. Karena perbandingan itulah angka kelulusan sarjana di Indonesi lebih dibandingkan dengan di AS. Kini di Indonesia mungkin ada sekitar 60 ribu orang mahasiswa pada prodi sastra budaya., yakni sekitar 2,22 % dari total mahasiswa. Akan lebih baik mereka untuk kelulusannya diwajibkan menulis cerita pendek atau bahkan novel dari pada menulis artikel jurnal. Maka dari itu mahasiswa harus dipaksa jatiuh cinta pada karya sastra.
            Pada penelitian Krahsen (1984) menunjukkan bahwa para penulis produktif adalah mereka yang sewaktu di SMAnya antara lain banyak membaca karya sastra, berlangganan koran atau majalah dan dirumahnya ada perpustakaan. Jadi untuk memproduksi mahasiswa dan dosen yang produktif menulis, perlu pembenahan belajar baca-tulis yang benar di tingkat SMA. Dan juga jika dianalogikan dengan jenjang pendidikan dari mulai SD sampai Perguruan Tinggi mempunyai level dan porsinya masing-masing. Maka tidaklah logis apabila pada tingkatan SD sudah diajarkan cara menulis sebuah jurnal karena kemampuan otak mereka belumlah siap menerima informasi yang diluar batas kemampuan mereka. Hal itu juga dihubungkan dengan siapa target pembacanya.
            Dari sekian banyak penjelasan dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi mahasiswa yang produkltif  haruslah bisa menulis. Karena dengan menulis kita akan mendapatkan semua hal dalam bidang akademik maupun non-akademik. Dan menulis merupakan suatu cara untuk mengikat bagaimana kita ingin dikembangkannya dan dituangkan kedalam buku yang tertulis, serta tidak sembarangan untuk menerapkan kata per katanya.

                                         Study


     Listening                  Speaking               Writing    

0 comments:

Post a Comment