Nama : Maftuhah
Rizqiyah
Nim : 14121310315
Kelas : PBI – B /IV
Dosen : Mr.
Lala Bumela M.pd
Appetezer
Artikel 1
“ Arti Sebuah Tulisan “.
Setelah saya membaca dan mengamati sebuah artikel
dari Prof. Dr. A. Chaedar yang berjudul ( Bukan ) Bangsa Penulis. Saya merasa
tidak setuju dengan artikel dari Prof. Dr. A. Chaedar walaupun judul ini sesuai
dengan kalangan perguruan tinggi pada saat ini. Jika kita melihat Indonesia
pada masa lalu yang mana banyak para penulis hebat pada angkatan 45-90 an. Di
Indonesia pun banyak melahirkan penulis yang hebat seperti Mochtar Lubis,
Hilman Hariwijaya ( Penulis Cerpen Lupus ).
Kemudian dari penelitian di
perguruan tinggi yang menunjukkan seorang penulis produktif di mulai dari masa
SMA. Tapi di zaman yang sekarang ini, banyak orang yang sulit untuk menulis
sebuah essay dan karya ilmiyah. Kenapa bisa terjadi? Dan kenapa kita malas
untuk menulis?. Jawabannya adalah karena paradigma pemikirannya selalu berfikir
bisa bicara dan tidak harus menulis. Dengan adanya jaringan informasi di zaman
sekarang yang sangat cangggih, membuat banyak orang memilih plagiatisme tanpa
harus menulis sedikitpun. Dalam hal ini membuat mereka bagi para pelajar tidak
bisa produktif dalam menulis. Dan orang yang suka membaca pasti bisa menulis.
Akan tetapi sebelum berkembangnya jaringan informasi dan komunikasi yang
modern, contoh pada pengguna gadget, handphone, dan iasl internet. Kegiatan
positif bagi anak-anak SMA dalam menulis cukup tinggi, dan dengan media
perantaranya melalui surat dan diary. Tetapi di zaman yang modern ini, mereka
malah memilih menggunakan sms ( pesan pendek ) untuk berkomunikasi dengan
siapapun karena lebih praktis, murah, bahkan lebih cepat. Berbeda dengan orang
zaman dahulu yang memilih surat karena lebih murah daripada menelpon.
Jadi untuk memproduksi dosen dan mahasiswa ang produktif menulis, perlu
adanya latihan dan pengembangan baca-tulis yang baik dan benar. Kemudian untuk
menyiapkan para ilmuan dan peneliti yang produktif menulis, maka harus ada rasa
jatuh cinta terhadap karya sastra dan kita harus dipaksa untuk ias menulis
juga.
Latar Belakang :
Alasan mengapa orang
Indonesia tidak suka menulis ?. jawabanya yaitu :
·
Alasan pertama adalah Karena paradigma rakyat
Indonesia yang selalu berfikir bahwa menulis itu sulit dan menyebalkan. Selain itu ada yang paling utama
yaitu kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap kita, mulai dari kurikulum
ang menekankan untuk bisa menulis. Dengan kita giat membaca, banyak
pengetahuan,wawasan yang baru yang akan
kita dapatkan dan bisa juga menuangkan ide kita melalui menulis. Rakyat
indonesia bila dikatakan sebagai bukan bangsa penulis itupun salah, karena
banyak penulis di tahun 30an yang sangat berbakat. Pemerintah Belanda saat itu
sangat mensuport para penulis dan munculnya sastrawan di daerah-daerah. Bahkan
pada saat kemerdekaan Indonesia juga di dapat dari pemikiran para penulis. Tapi
setelah merdeka, para sastrawan yang minat dengan menulis semakin menurun.
Salah satu penyebabnya adalah adanya pengekangan dari pemerintah terhadap
rakyat terutama dalam hal kebebasan berpendapat. Dari faktor inilah yang
menyebabkan menurunya prokuktifitas para sastrawan di Indonesia.
Artikel 2
·
Alasan kedua: karena banyak para pembaca yang tidak
mengerti tentang buku yang dibacanya.
Intinya adalah tentang mahasiswa Indonesia
yang suka menyalahkan dirinya sendiri gara-gara tidak punya background menulis
dengan baik. Dan penulisnya pun terlalu ahli sehingga tidak sesuai dengan
kapasitas dia sebagai pemula. Kemudian dosen yang selalu memaksakan mahasiswa
untuk membaca buku import yang bahasanya kurang dimengerti. Sehingga menjadi
mahasiswa menjadi intelektual reader dari pada writer.
·
Alasan ketiga: kurangnya buku yang berkualitas yang
berbahasa indonesia sehingga kita lebih percaya pada buku asing atau luar.
Akibatnya banyak yang tidak mengerti dari buku yang mereka baca.
·
Alasan keempat: karena penulis selalu merasa benar
terhadap tulisan nya sendiri, tetapi belum tentu menurut pembaca isi buku itu
benar.
·
Penulis tidak dihargai.
Artikel 3
Setelah saya membaca artikel yang ketiga dari buku prof. chaedar yang
isinya mengungkapkan tentang sistem pendidikan yang mengutamakan keaktifan
siswa di kelas. Contohnya siswa yang di anggap pintar atau cepat dalam
menangkap materi, dan jika dia aktif
berbicara. Namun apakah bisa di anggap sebagai satu faktor bahwa bangsa
kita bukan bangsa penulis.? Jawabannya adalah bisa karena faktor tersebut lebih
mengutamakan bagi para murid untuk aktif dalam berbicara, berdebat daripada
menulis materi ang sudah dipelajari.
Sedangkan di Indonsia para guru lebih memperhatikan keaktifan siswa,
terutama dalam hal aktif berbicara dan
bahkan sisw tidak bisa menulis.
Di Indonesia dalam dunia pendidikan yang
lebih penting adalah bukan hasil melainkan apa yang mereka tulis
( proses). Contohnya yang mempengaruhi
kelulusan siswa adalah dilihat dari hasil UN. Sedangkan di negara maju dalam
kelulusan siswa dilihat dari proses pembelajaran yang sudah dilakukan oleh
siswa tersebut. Jadi di Indonesia lebih efektifitas berbicara daripada menulis.
Contohnya dosen memberikan pengajaran melalui berbicara saja, daripada
meningkatkan pengembangan dalam menulis, seperti membuat essay dan membuat
jurnal. Dengan hal tersebut membuat mahasiswa bebas untuk beragumen dan bebas
berimajinasi sesuai dengan nalar mereka.
Kemudian banyak orang yang belum bisa berbicara dengan benar, kalaupun
bisa bicara belum tentu bisa menulis. Dan inti dari artikel ketiga ini adalah
lebih baek mahasiswa dilatih untuk mengkritik daripada fokus untuk UN.
Kesimpulan dari ketiga artikel ini saling berkaitan dan memotifasi
seseorang untuk minat membaca, dan bisa juga menuangkan ide mereka melalui
tulisan. Membahas juga tentang pentingnya menulis, karena dengan menulis kita
lebih berkreatif lagi dengan ide yang bagus yang akan di tulis. Bahkan banyak
orang yang lebih memilih berbicara dari pada menulis, dan banyak juga lulusan
di perguruan tinggi yang tidak bisa menulis. Menulis itu sangat bermanfaat dan
dengan menulis kita tidak akan lupa dengan pengalaman, pengetahuan yang udah
kita dapatkan.
.
0 comments:
Post a Comment