Wednesday, February 12, 2014

TIKET MENUJU PERLINTASAN WRITING

Pertemuan perkuliahan hari ini merupakan pertemuan pertama pada tanggal 03 februari dengan dosen yang sama, yaitu Mr. Lala Bumela. Pada Writing Composition 2 yang lalu sebagian besar membahas  mengenai literasi terhadap baca dan tulis. Kali ini tidak jauh berbeda karena masih menyinggung mengenai menulis dalam pendidikan.
Menulis merupakan suatu garis besar dalam lintasan pertandingan. Di sini kita semua dituntut untuk dapat melewatinya. Bagi kalangan pelajar, kegiatan menulis merupakan salah satu bagian yang memang seharusnya bahkan bersifat wajib bagi mereka untuk membantu kegiatan belajar. Dalam Writing Composition 4 kali ini kami di ajarkan agar mampu berevolusi dari writing sebelumnya.
Menurut para pakar ilmu yang memang mengerti dalam bidangnya, menulis merupakan suatu tantangan terbesar dalam pengekspresian bahasa kedua (L2). Dari Hyland 2003 memaparkan bahwa : “Learning how to write in a second language is one of the most challenging aspects of second language learning”. Dari pernyataan tersebut sudahjelas bahwa Mr. Hyland memandang suatu tantangan yang sangat besar terhadap menulis. Karena tiap individu melakukan interaksi dari bahasa pertama (L1) atau bahasa hati ke dalam bahasa kedua (L2) atau bahasa yang di ekspresikan. Dalam hal ini, tidak semua orang dapat melakukannya karena disinilah letak tantangan terbesarnya.




Menulis adalah Sebuah Tantangan
Dari Mr.Hyland juga memaparkan kembali argumennya terhadap menulis bahwa bagi sebagian besar orang yang berbahasa inggris menjadikannya sebagai L1, sehingga kemampuan untuk menulis merupakan sesuatu yang memerlukan instruksi khusus dari seseorang yang lebih mengerti. (“ Even for those who speak English as a first language, as ability to write effectively is something that requires exensive and specialized instruction (Hyland 2003 ; Hyland 2004))”.

Tidak hanya penulis yang berperan di sini, akan tetapi pembaca juga berperan sangat penting karena memiliki pengaruh besar demi menunjangnya kapasitas dari penulis. Karena antara konteks, teks, dan pembaca adalah satu-kesatuan yang saling berkaitan. Dapat diibaratkan terhadap gambar di bawah ini: 

Segitiga Elemen Writing

         Sesuatu tulisan tidak akan menjadi tulisan yang sempurna tanpa adanya pembaca (reader) yang melakukan critical reading. Suatu karya dari tulisan akan terbangun apabila di dalamnya terdapat konteks maupun teks yang saling membangun. Karena pembaca yang pandai merupakan mereka yang pandai memberikan kritikan terhadap tulisan yang memang seharusnya berhak untuk dikritik.
Pembaca bias mencakup siapa saja yang memiliki ilmu maupun kemampuan mengkritik terhadap suatu wacana baik karya tulis, jurnal, maupun artikel. Isi yang terdapat dalam tulisan dapat mencakup apa saja tergantung dari penulisnya yang mengeksplorasikan hasil pikirannya karena tulisan merupakan suatu kejujuran yang dituangkan oleh penulisnya.
Mengenai hal ini, saya pun akan satu kalimat yang telah saya baca dari power poin pembahasan pertama kali ini yang berjudul “Writing for Academic”  yang terdapat sebuah pernyataan dari Mr. Hyland 2003 :” My expectation is to be honest “. Dapat dijabarkan karena posisi kita adalah sebagai calon guru kelak, jadi pernyataan tersebut dapat membantu para guru terhadap bahasa yang menjadikan beliau pandai dalam menulis. Salah satu guru yang pandai ialah yang memiliki banyak pilihan dalam proses mengajar seperti metode, bahan ajar, dan prosedur yang harus digunakan di dalam kelas. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :


An expectation is to be honest (Hyland 2002) :
  • To help teacher of language became teacher of writing.
  • A strong teacher is a reflective teacher
  • A teacher can make informed choice about a teaching.

Belum cukup sampai di sini, dalam menulis juga memiliki komposisi tersendiri sehingga dapat membangun suatu tulisan yang utuh. Writing like any craft. Kenapa dinyatakan seperti itu? Perlu kita ingat kembali, karena writing merupakan bentuk pengekspresian dari hati penulis (writer) yang dituangkan kembali di atas kertas sehingga menghasilkan suatu karya yang dapat diabadikan dan diketahui oleh pembacanya (reader)
.
Menulis (writing) mencakup berbagai aspek yang tidak terlepas dari mengasah kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge) yang terdiri dari texts, contexts dan readers. Seperti karya lainnya, writing juga menunjukkan isinya melalui practice Dari pembacanya bahkan penulis itu sendiri. Menulis juga dapat dijadikan suatu pusat pertahanan dari L1 dan L2.  
  • L2 Writing teaching includes :
v   Language Structures 
v   Texts functions 
v   Themes or topics 
v   Creative expression 
v   Composing processes 
v   Content 
v   Genre and contexts of writing 
Sepert yang sudah diuraikan di atas bahwa L2 meliputi struktur bahasa, fungsi teks, tema atau topik, pengekspresian dan sebagainya. semuanya itu tidak dapat dipisahkan karena akan membentuk suatu tulisan yang koheren dan memiliki struktur yang lengkap.

keluhan kita sebagtai individu adalah sulitnya menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan. sebagian besar orang menganggap bahwa menulis merupakan hal tersulit yang harus dilakukan. padahal apabila kita memiliki kemauan dan mau mengasah kemampuan, pasti kata-kata susah itu akan berubah ke dalam kata mudah. Ibarat menaiki tangga, menulis pun seperti itu dan semuanya membutuhkan proses. Awalnya mengalami kesulitan dan tahap demi tahap akan menjadi suatu kemudahan yang akan dilewati sampai kita bisa.

Menulis bagaikan menaiki sebuah tangga

Selain menulis, terdapat satu hal yang harus ditinjau dari seorang penulis yaitu reader karena suatu tulisan tidak ada artinya tanpa reader. Dalam kegiatan ini akan terjadi suatu komunikasi yang tersurat maupun tersirat dari apa yang dibaca. 




Jadi, dari penjelasan singkat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis itu harus dituju melalui suatu tiket yang dinamakan kemauan untuk mengasah kemampuan yang juga harus didukung oleh adanya reader yang akan ,mendukung, mengkritik, dan member saran dari apa yang telah di tulis oleh writer. Dari penulisan tersebut akan menghasilkan sesuatu yang dinamakan meaning yang akan benar-benar dipertimbangkan kembali oleh reader yang akan menghasilkan suatu karya. 
 

0 comments:

Post a Comment