Monday, February 10, 2014

10:08 PM
Class Review 1
February, 03rd 2014
Writing and Composition 4
By: Nofi Maryana

Let’s Begin to Write Again
            Writing 4. Perjalanan panjang dan menegangkan selama satu semester kedepan dimulai. Kembali bertemu dengan Mr.Lala menggugah hati dan fikiran untuk membayangkan akan apa yang akan terjadi nanti. Awalnya tak menyangka bahwa beliau akan kembali mengajar mata kuliah writing . Menyadari ini mental dan fisik harus saya persiapkan agar siap dan kuat mengikuti setiap pembelajarannya. Hari ini atau bahkan minggu ini saya masih bekerja keras mengumpulkan nyawa semester 4 ini. Memori masa liburan masih hangat terasa, membuat malas untuk belajar. Inilah hal pertama yang harus saya benahi.
            Selanjutnya ketika SAP (Satuan Acara Perkuliahan) writing 4 dan beberapa article yang mesti dibaca itu dibagikan,  hal itu kembali terjadi. Strong hearbeat. Materi apa saja yang akan menjadi makanan saya nanti, adakah aturan-aturan baru mengenai tugas, berapa banyak tugas yang akan diberikan, berapa banyak halaman yang harus saya isi dengan ukiran-ukiran indah penuh makna disetiap baris log book nantinya. Semua pertanyaan  itu layaknya sebuah fantasi sesaat saya.
            Diawal pertemuan ini, pak Lala sedikit banyaknya telah memberikan gambaran akan perjalanan satu semester kedepan bersama beliau. Wejangan-wejanganpun tak luput ia berikan. Salah satunya yakni seluruh mahasiswanya harus menyadi orang yang Resourceful. Beliau berkata bahwa kita sebagai Golden Generation PBI ini dalam konteksnya dengan Academic Writing  yang berporos pada Academic Purposes haruslah resourceful. Resourceful disini maksudnya dalam pembelajaran akademik di kampus, kita tidak harus belajar dengan dosen saja. Kita bisa saja belajar ataupun sharing lintas semester baik dengan semester atas atau bawah.
            Berbicara tentang Golden Generation yang diharapkan Mr.Lala, secara tidak langsung beliau menginginkan kita menjadi penggerak generasi lain diluar semester kita.  Dengan segudang persiapan dan usaha perubahan itu dimulai periode/saat ini juga, saat dimana kita yang menjadi pemeran utamanya. Oleh karena tujuan itu beliau kembali mengampu dan mentrainning kita lewat Writing 4 ini.
Pak Lala berkata bahwa metode beliau dalam mengajar akan berevolusi setiap waktu karena berevolusi  itu harus. Ketika jaman itu berubah maka kitapun harus berevolusi. Termasuk waktu belajar yang harus kita tingkatkan, karena sejatinya “jarak tempuh belajar lah yang membuat kita sempurna”.
            Berbeda dengan writing 1,2, dan 3, writing 4 ini dikhususkan untuk Academic Purposes. Jika di writing 1,2, dan 3 mempelajari writing  secara general tentang bagaimana membuat teks, sedangkan di writing 4 ini adalah tentang Academic Writing yang mana writing ini digunakan untuk tujuan pendidikan seperti menulis makalah, essay, skripsi, thesis, disertasi, ataupun jurnal dan sebagainya. Dalam academic writing kita sebagai penulis berperan sebagai object. Semua yang kita tulis harus bersifat objektif.
            Meskipun sekarang kita belajar writing dalam bahasa inggris,  bukan berarti kita akan  selalu menggunakan bahasa inggris dan meniadakan bahasa pertama kita. Memang sudah marak virus english-oriented dimana semua yang kita lakukan berorientasi pada bahasa inggris. Contohnya seperti english area yang ada di kampus-kampus. Apakah harus seperti itu? Apa salahnya jika kita berbicara dengan bahasa ibu kita?  Kemudian kita diharuskan membuat makalah atau essay dalam bahasa inggris. Apakah kita yakin, sedangkan menulis dalam bahasa indonesiapun tak semua orang bisa.
            Seperti yang dikatakan Hylland “Even for those who speak english as a firts language, the ability to write effectively is something that requires extensive and speialised instruction (Hylland 2003 ; Hylland 2004). “ Jadi orang-orang yang bahasa inggrisnya  sebagai L1 nya saja membutuhkan instruksi luas dan khusus, apalagi kita yang bahasa inggrisnya sebagai L2, kita pasti membutuhkan lebih banyak waktu, tenaga, pikiran, dan usaha untuk menguasainya.
Sejatinya bahasa ibu kita, bahasa indonesia (L1) adalah fondasi dari bahasa kedua kita bahasa Inggris (L2). Setidaknya jika kita menguasai menulis dalam bahasa indonesia, kita sudah mempunyai bekal untuk bisa menulis dalam bahasa inggris. Disamping itu “learning how to write in a second language is one of the most challenging aspects of second language learning (Hyland 2003), oleh karena itu kita harus tahu betul apa challenges itu agar  bisa menaklukkannya.
Menurut Mr.Lala challenges kita saat ini adalah pertama, examining how theories of writing and the teaching of writing have evolved,  contohnya bagaimana teknologi berkembang dan mempengaruhi segala aspek kehidupan termasuk menulis. Kedua,  the nature of good writing. Academic writing yang kita tahu berbeda dengan wraiting sebelumnya tentu memiliki spesifikasi sendiri tentang penulisannya. Salah satunya dan yang paling penting adalah objective serta menggunakan bahasa formal, contohnya jangan menulis " In my opinion, this a very interesting study”, tapi "This is a very interesting study." Then avoid "you" to refer to the reader or people in general. Ketiga, the nature of texts and genres and how they reflect their use in particular discourse communities.
Beberapa genre of academic writing antara lain:
1.      Essays,
2.      Reports,
3.      Case study (studi kasus),
4.      Research proposal (proposal penelitian),
5.      Book reviews (resensi buku),
6.      Brief research reports (laporan penelitian singkat),
7.      Literature  reviews (ulasan sastra),
8.      Reflective writing (menulis reflektif )
9.      Introductions (Introduksi)
10.  Research methods (metode penelitian)
11.  Research results (hasil penelitian )
12.  Research discussions (diskusi penelitian )
13.  Writing conclusions (menulis kesimpulan)
14.  Research abstracts (abstrak penelitian)
15.  Research Dissertations & Theses (Penelitian Disertasi & Theses)

Keempat,  the relationship between writing in the first and second language. Kelima, how curriculum can be developed for a writing course. Keenam, development of instructional materials for a writing class. Ketujuh, the uses of computer in writing instructions and approaches to feedback and assessment. Kesemua challenges ini harus kita cari tau jawabannya.
Writing melibatkan keterampilan dan pengetahuan tentang teks, konteks dan pembaca. Ketiganya tidak bisa dipisahkan karena saling membangun. Seorang penulis harus benar-benar memperhatikan tulisannya dengan baik. Sebelum menulis ia harus mempersiapkan tentang teks, konteks yang berupa makna dan reader yang menunjukkan untuk siapa teks itu diajukan
Tulisan yang baik, makna yang dihadirkan oleh penulis akan sampai kepada pembacanya, bisa saja terjadi missunderstanding antara makna yang dihadiekan penulis dan makna yang ditafsirkan oleh pembaca. Oleh karena itu, seperti craft atau kerajinan, menulis membutuhkan praktek dan latihan.
Academic writing yang kita pelajari  semester ini adalah critical review dan assignment essay. Critical review adalah kesempatan bagi kita untuk menganalisis isi sebuah buku atau artikel secara objektif. Apa yang penulis ungkap, siapa yang diuntungkan ataupun dirugikan oleh tulisan tersebut harus ada dalam sebuah critical review.
Jadi yang dapat saya simpulkan adalah language structure dari academic writing L2 adalah bahasa formal, fungsi teksnya adalah untuk tujuan pendidikan, proses menulisnya bisa dengan observasi, penelitian dan sebagainya. Objectivitas sangat mempengaruhi penulisan akademik.

0 comments:

Post a Comment