Class Review 1
February, 03rd 2014
Writing and Composition 4
By: Nofi Maryana
Let’s Begin to Write Again
Writing 4. Perjalanan
panjang dan menegangkan selama satu semester kedepan dimulai. Kembali bertemu
dengan Mr.Lala menggugah hati dan fikiran untuk membayangkan akan apa yang akan
terjadi nanti. Awalnya tak menyangka bahwa beliau akan kembali mengajar mata
kuliah writing . Menyadari ini mental dan fisik harus saya persiapkan agar siap
dan kuat mengikuti setiap pembelajarannya. Hari ini atau bahkan minggu ini saya
masih bekerja keras mengumpulkan nyawa semester 4 ini. Memori masa liburan
masih hangat terasa, membuat malas untuk belajar. Inilah hal pertama yang harus
saya benahi.
Selanjutnya ketika
SAP (Satuan Acara Perkuliahan) writing 4 dan beberapa article yang mesti dibaca
itu dibagikan, hal itu kembali terjadi. Strong
hearbeat. Materi apa saja yang akan menjadi makanan saya nanti, adakah
aturan-aturan baru mengenai tugas, berapa banyak tugas yang akan diberikan,
berapa banyak halaman yang harus saya isi dengan ukiran-ukiran indah penuh
makna disetiap baris log book nantinya. Semua pertanyaan itu layaknya sebuah fantasi sesaat saya.
Diawal pertemuan ini,
pak Lala sedikit banyaknya telah memberikan gambaran akan perjalanan satu
semester kedepan bersama beliau. Wejangan-wejanganpun tak luput ia berikan.
Salah satunya yakni seluruh mahasiswanya harus menyadi orang yang Resourceful.
Beliau berkata bahwa kita sebagai Golden Generation PBI ini dalam
konteksnya dengan Academic Writing yang berporos pada Academic Purposes haruslah
resourceful. Resourceful disini maksudnya dalam pembelajaran akademik di
kampus, kita tidak harus belajar dengan dosen saja. Kita bisa saja belajar
ataupun sharing lintas semester baik dengan semester atas atau bawah.
Berbicara tentang
Golden Generation yang diharapkan Mr.Lala, secara tidak langsung beliau
menginginkan kita menjadi penggerak generasi lain diluar semester kita. Dengan segudang persiapan dan usaha perubahan
itu dimulai periode/saat ini juga, saat dimana kita yang menjadi pemeran
utamanya. Oleh karena tujuan itu beliau kembali mengampu dan mentrainning kita
lewat Writing 4 ini.
Pak Lala berkata bahwa metode beliau
dalam mengajar akan berevolusi setiap waktu karena berevolusi itu harus. Ketika jaman itu berubah maka kitapun
harus berevolusi. Termasuk waktu belajar yang harus kita tingkatkan, karena
sejatinya “jarak tempuh belajar lah yang membuat kita sempurna”.
Berbeda dengan
writing 1,2, dan 3, writing 4 ini dikhususkan untuk Academic Purposes. Jika di
writing 1,2, dan 3 mempelajari writing
secara general tentang bagaimana membuat teks, sedangkan di writing 4
ini adalah tentang Academic Writing yang mana writing ini digunakan untuk
tujuan pendidikan seperti menulis makalah, essay, skripsi, thesis, disertasi,
ataupun jurnal dan sebagainya. Dalam academic writing kita sebagai penulis
berperan sebagai object. Semua yang kita tulis harus bersifat objektif.
Meskipun sekarang
kita belajar writing dalam bahasa inggris, bukan berarti kita akan selalu menggunakan bahasa inggris dan
meniadakan bahasa pertama kita. Memang sudah marak virus english-oriented dimana
semua yang kita lakukan berorientasi pada bahasa inggris. Contohnya seperti
english area yang ada di kampus-kampus. Apakah harus seperti itu? Apa salahnya jika
kita berbicara dengan bahasa ibu kita?
Kemudian kita diharuskan membuat makalah atau essay dalam bahasa
inggris. Apakah kita yakin, sedangkan menulis dalam bahasa indonesiapun tak
semua orang bisa.
Seperti yang
dikatakan Hylland “Even for those who speak english as a firts language, the
ability to write effectively is something that requires extensive and
speialised instruction (Hylland 2003 ; Hylland 2004). “ Jadi orang-orang yang bahasa
inggrisnya sebagai L1 nya saja
membutuhkan instruksi luas dan khusus, apalagi kita yang bahasa inggrisnya
sebagai L2, kita pasti membutuhkan lebih banyak waktu, tenaga, pikiran, dan
usaha untuk menguasainya.
Sejatinya bahasa ibu kita, bahasa
indonesia (L1) adalah fondasi dari bahasa kedua kita bahasa Inggris (L2). Setidaknya
jika kita menguasai menulis dalam bahasa indonesia, kita sudah mempunyai bekal
untuk bisa menulis dalam bahasa inggris. Disamping itu “learning how to write
in a second language is one of the most challenging aspects of second language
learning (Hyland 2003), oleh karena itu kita harus tahu betul apa challenges
itu agar bisa menaklukkannya.
Menurut Mr.Lala challenges kita saat
ini adalah pertama, examining how theories of writing and the teaching
of writing have evolved, contohnya
bagaimana teknologi berkembang dan mempengaruhi segala aspek kehidupan termasuk
menulis. Kedua, the nature of
good writing. Academic writing yang kita tahu berbeda dengan wraiting
sebelumnya tentu memiliki spesifikasi sendiri tentang penulisannya. Salah
satunya dan yang paling penting adalah objective serta menggunakan
bahasa formal, contohnya jangan menulis " In my opinion,
this a very interesting study”, tapi "This is a very interesting
study." Then avoid "you" to refer to the reader or people in
general. Ketiga, the nature of texts and genres and
how they reflect their use in particular discourse communities.
Beberapa genre of academic writing
antara lain:
1.
Essays,
2.
Reports,
3.
Case study (studi kasus),
4.
Research proposal (proposal penelitian),
5.
Book reviews (resensi buku),
6.
Brief research reports (laporan penelitian
singkat),
7.
Literature reviews (ulasan sastra),
8.
Reflective writing (menulis reflektif )
9.
Introductions (Introduksi)
10. Research
methods (metode penelitian)
11. Research
results (hasil penelitian )
12. Research
discussions (diskusi penelitian )
13. Writing
conclusions (menulis kesimpulan)
14. Research
abstracts (abstrak penelitian)
15. Research
Dissertations & Theses (Penelitian Disertasi & Theses)
Keempat, the relationship between writing in the first
and second language. Kelima, how curriculum can be developed for a writing
course. Keenam, development of instructional materials for a writing class. Ketujuh,
the uses of computer in writing instructions and approaches to feedback and
assessment. Kesemua challenges ini harus kita cari tau jawabannya.
Writing melibatkan keterampilan dan
pengetahuan tentang teks, konteks dan pembaca. Ketiganya tidak bisa dipisahkan
karena saling membangun. Seorang penulis harus benar-benar memperhatikan
tulisannya dengan baik. Sebelum menulis ia harus mempersiapkan tentang teks,
konteks yang berupa makna dan reader yang menunjukkan untuk siapa teks itu
diajukan
Tulisan yang baik, makna yang dihadirkan
oleh penulis akan sampai kepada pembacanya, bisa saja terjadi missunderstanding
antara makna yang dihadiekan penulis dan makna yang ditafsirkan oleh pembaca.
Oleh karena itu, seperti craft atau kerajinan, menulis membutuhkan praktek dan
latihan.
Academic writing yang kita pelajari semester ini adalah critical review dan
assignment essay. Critical review adalah kesempatan bagi kita untuk
menganalisis isi sebuah buku atau artikel secara objektif. Apa yang penulis
ungkap, siapa yang diuntungkan ataupun dirugikan oleh tulisan tersebut harus
ada dalam sebuah critical review.
Jadi yang dapat saya simpulkan
adalah language structure dari academic writing L2 adalah bahasa formal, fungsi
teksnya adalah untuk tujuan pendidikan, proses menulisnya bisa dengan observasi,
penelitian dan sebagainya. Objectivitas sangat mempengaruhi penulisan akademik.
0 comments:
Post a Comment