Sunday, February 16, 2014

12:11 AM

Pada hari senin tanggal 3 februari 2014, merupakan hari pertama Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon mulai memasuki kelas dan aktif kembali. Setelah 1 bulan lebih menghabiskan waktu untuk berlibur, kini saatnya mereka kembali berjuang untuk belajar. Menjadikan diri mereka yang pintar dan cerdas serta jauh dari kebodohan.
Satu bulan lebih adalah waktu yang cukup lama untuk berlibur. Karena itu saya pribadi memanfaatkan waktu luang ini untuk untuk pergi belajar di Pare selama satu bulan. Ada periode 10 dan periode 25, menurut kalender akademik tepat tepat tanggal 31 adalah hari terakhir  UAS. Jadi, saya mengambil periode 10. Ini berarti kurang lebih tangga 10 februari saya baru bisa kembali ke kampong halaman.
Merasa terbebani harus menunda kuliah saya selama1 minggu, tetapi ketka itu saya sudah yakin mengambil paket 1 bulan di Pare. Mau tidak mau saya harus menyelesaikan dan menjalani apa yang sudah menjadi pilihanku sendiri.
Setelah menyelesaikan belajarku di Pare, tanggal 10 februari saya kembali ke Cirebon. Dengan perasaan yang masih belum tenang  karena merasa ketinggalan di mata kuliah ini, saya kembali ke kost saya yang berada di sekitar kampus. Sesampai di tempatku yang tinggal bersama teman-teman saya, sesegera saya menanyakan dan mencari tahu tentang Mata Kuliah Writing4 ini, kedua teman terdekat saya yang merupakan Mahasiswi Bahasa Inggris juga, mencoba menjelaskan dan menceritakan ulang tentang pertemuan pertama dengan Pak Lala.
Hanya modal optimis yang saya coba pupuk pada diri saya ini, karena sebenarnya saya pribadi selalu kepikiran dan sangat  kesusahan menghilangkan rasa takut ketika mendengar nama dosen yang sangat famous di kalangan Mahasiswa kampus ini. Pertama, karena saya masih belum lulus Writing2 yang lalu bersama beliau. Ketika semester 3 beliau sebagai pembimbing Mata Kuliah Phonology, dan saya tidak mengambil  mata kuliah ini, saya sengaja untuk menundanya semester atas nanti.
Ketika sudah berada di kost bersama teman-teman, saya dan kedua teman saya berbagi cerita satu sama lain. Saya menceritakan pengalaman saya selama menghabiskan liburan terakhir di Pare. Mereka menceritakan banyak informasi selama satu minggu ini, tepatnya ketika saya masih belum bisa berangkat ke kampus. Teman saya Nurmala memberikan soft copy dari Pak Lala dan Suneti meminjamkanku yang harus saya photo copy ketika malam itu juga. Setelah selesay memphoto copy semuanya, kemudian saya mulai membuka file berupa power point first meeting di mata kuliah ini, saya membaca-baca untuk kemudian dijadikan bahan class review saya nanti.
Selanjutnya memasuki power point pertama ada beberapa has yang perlu perhatian, menurut teori (Hyland 2003) bahwa belajar bagaimana menulis dalam bahasa kedua adalah salah satu aspek yang sangat menantang pembelajaran bahasa kedua. Sangat jelas yang dikatakannya, karena kita terlebih dahulu harus mampu menulis dengan bahasa kita terlebih dahulu, sebelum kita nanti menulis dalam bahasa kedua. Bagaimana kita akan menulis dalam bahasa kedua dengan baik apabila menggunakan bahasa kedua saja belum mampu. Jadi, persiapan dulu dengan baik.
Ia juga mengatakan, mereka saja yang berbahasa inggris pertama. Ketika mereka menulis secara efektif ini membutuhkan khusus intruksi dan extensive yang tinggi . terlebih kita yang bahasa inggris bukanlah bahasa yang pertama, otomatis kita butuh usaha yang lebih extra lagi dibanding mereka. Tapi apapun jangankan bahasa internasional yang sudah kita pelajari dari sekolah dasar asalkan ada niat dankeinginan yang benar-benardari hati dan disertai usaha yang maksimal, kita pasti dapat mencapai itu semua.

Dalam writing 4 ini ada tantangan-tantangan yang harus dihadapi, seperti:
·         Meneliti bagaimana teori-teori penulisan dan pengajaran menulis yang telah melakukakan perubahan.
·         Mempunyai sifat-sifat penulis yang baik.
·         Mampu mengidentifikasi sifat teks dan genre dan memahami penggunanya dalam wacana tertentu.
·         Menghubungkan antara menulis pertama dan kedua.
·         Mengetahui bagaimana kurikulum dapat dikembangkan dalam pembelajaran menulis.
·         Mengembangkan bahan atau metode mengajar untuk kelas menulis.
·         Penggunaan komputer dalam menulis instruksi.
·         Pendekatan untuk umpan balik dan penelitian.

Dengan kita belajar menulis, Hyland mempunyai beberapa harapan, yaitu:
ü  Dapat membantu guru bahasa menjadi guru menulis.
ü  Apabila kita menjadi guru yang efektif, berarti kita harus mampu membuat pilihan informasi tentang metode, material, dan prosedur untuk digunakan dalam kelas yang berdasarkan pada pemahaman.
ü  Apabila kita menjadi guru yang kuat, kita juga harus reflektif, dan refleksi . untuk pengetahuanyang berhubungan dengan kegiatan kelas dan untuk penelitian dan teori yang relevan.

Dalam menulis juga ada beberapa hal sederhana yang perlu kita ingat:
ü  Ketika menulis itu berarti kita sedang menyusun keterampilan dan pengetahuan tentang teks, konteks dan pembaca. Dalam proses menyusun keterampilan otomatis dibutuhkan adanya pengetahuan yang lebih dan itu kita dapati dari yang namanya membaca. Kita juga harus mengetahui terlebih dahulu sebelum menulis. Tulisan kita ini ditunjukan untuk siapa dan bertujuan untuk apa ? nah .. jadi kita harus memperhatikan konteks juga.
ü  Serajin apapun itu. Lebih baik menulis dengan praktik. Jadi, sebanyak apapun pengetahuan atau teori-teori yang kita miliki, apabila tidak dituangkan dalam bentuk tulisan itu sama saja tidak afdol dan belum dikatakan sempurna.
ü  Bahasa pertama kita (L1) adalah dasar untuk bahasa kedua (L2). Jadi, pastikan perbaiki bahasa pertama terlebih dahulu sebelum melangkah ke bahasa kedua. Karena bahasa pertama merupakan bahasa dasar yang menentukan bahasa kedua nantinya. (L1) adalah kunci sebelum lanjut ke (L2).

Pengajaran dasar menulis bahasa kedua (L2). Yaitu:
ü  Perlu diperhatikan struktur bahasanya.
ü  Fungsi dari teks.
ü   Dilihat tema dan topiknya.
ü  Mampu mengekspresikan dengan kreatif.
ü  Berproses menulis dengan baik.
ü  (Content) isi atau kadar yang berkualitas.
ü  Genre dan konteks penulisan yang tepat sasaran.
Dengan adanya banyak hal yang perlu diperhatikan serta tantangan-tantangan yang cukup kompleksitas kita harus siap dengan kembali menulis. Mampu menampilkan apa yang menjadi pemikiran kita. Dasar menulis bahasa yang kedua kita harus mampu menulis dengan bahasa yang pertama dengan baik dahulu. Kemudian kita mulai berfikir keras mengaktifkan otak dan kecerdasan kita dalam menulis. Sehingga, kita mampu menulis dengan bahasa kedua yang baik.
“Welcome to writing 4. Semoga kita dapat melewati tantangan-tantangan yang ada.”


0 comments:

Post a Comment