Pada hari senin tanggal 3 februari 2014, merupakan hari pertama Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon mulai memasuki kelas dan aktif kembali. Setelah 1 bulan lebih menghabiskan waktu untuk berlibur, kini saatnya mereka kembali berjuang untuk belajar. Menjadikan diri mereka yang pintar dan cerdas serta jauh dari kebodohan.
Satu bulan lebih adalah waktu yang cukup
lama untuk berlibur. Karena itu saya pribadi memanfaatkan waktu luang ini untuk
untuk pergi belajar di Pare selama satu bulan. Ada periode 10 dan periode 25,
menurut kalender akademik tepat tepat tanggal 31 adalah hari terakhir UAS. Jadi, saya mengambil periode 10. Ini
berarti kurang lebih tangga 10 februari saya baru bisa kembali ke kampong
halaman.
Merasa terbebani harus menunda kuliah
saya selama1 minggu, tetapi ketka itu saya sudah yakin mengambil paket 1 bulan
di Pare. Mau tidak mau saya harus menyelesaikan dan menjalani apa yang sudah
menjadi pilihanku sendiri.
Setelah menyelesaikan belajarku di Pare,
tanggal 10 februari saya kembali ke Cirebon. Dengan perasaan yang masih belum
tenang karena merasa ketinggalan di mata
kuliah ini, saya kembali ke kost saya yang berada di sekitar kampus. Sesampai
di tempatku yang tinggal bersama teman-teman saya, sesegera saya menanyakan dan
mencari tahu tentang Mata Kuliah Writing4 ini, kedua teman terdekat saya yang
merupakan Mahasiswi Bahasa Inggris juga, mencoba menjelaskan dan menceritakan
ulang tentang pertemuan pertama dengan Pak Lala.
Hanya modal optimis yang saya coba pupuk
pada diri saya ini, karena sebenarnya saya pribadi selalu kepikiran dan
sangat kesusahan menghilangkan rasa
takut ketika mendengar nama dosen yang sangat famous di kalangan Mahasiswa
kampus ini. Pertama, karena saya masih belum lulus Writing2 yang lalu bersama
beliau. Ketika semester 3 beliau sebagai pembimbing Mata Kuliah Phonology, dan
saya tidak mengambil mata kuliah ini,
saya sengaja untuk menundanya semester atas nanti.
Ketika sudah berada di kost bersama
teman-teman, saya dan kedua teman saya berbagi cerita satu sama lain. Saya
menceritakan pengalaman saya selama menghabiskan liburan terakhir di Pare.
Mereka menceritakan banyak informasi selama satu minggu ini, tepatnya ketika
saya masih belum bisa berangkat ke kampus. Teman saya Nurmala memberikan soft
copy dari Pak Lala dan Suneti meminjamkanku yang harus saya photo copy ketika
malam itu juga. Setelah selesay memphoto copy semuanya, kemudian saya mulai
membuka file berupa power point first meeting di mata kuliah ini, saya
membaca-baca untuk kemudian dijadikan bahan class review saya nanti.
Selanjutnya memasuki power point pertama
ada beberapa has yang perlu perhatian, menurut teori (Hyland 2003) bahwa
belajar bagaimana menulis dalam bahasa kedua adalah salah satu aspek yang
sangat menantang pembelajaran bahasa kedua. Sangat jelas yang dikatakannya,
karena kita terlebih dahulu harus mampu menulis dengan bahasa kita terlebih
dahulu, sebelum kita nanti menulis dalam bahasa kedua. Bagaimana kita akan
menulis dalam bahasa kedua dengan baik apabila menggunakan bahasa kedua saja belum
mampu. Jadi, persiapan dulu dengan baik.
Ia juga mengatakan, mereka saja yang
berbahasa inggris pertama. Ketika mereka menulis secara efektif ini membutuhkan
khusus intruksi dan extensive yang tinggi . terlebih kita yang bahasa inggris
bukanlah bahasa yang pertama, otomatis kita butuh usaha yang lebih extra lagi
dibanding mereka. Tapi apapun jangankan bahasa internasional yang sudah kita
pelajari dari sekolah dasar asalkan ada niat dankeinginan yang benar-benardari
hati dan disertai usaha yang maksimal, kita pasti dapat mencapai itu semua.
Dalam
writing 4 ini ada tantangan-tantangan yang harus dihadapi, seperti:
·
Meneliti bagaimana teori-teori penulisan
dan pengajaran menulis yang telah melakukakan perubahan.
·
Mempunyai sifat-sifat penulis yang baik.
·
Mampu mengidentifikasi sifat teks dan
genre dan memahami penggunanya dalam wacana tertentu.
·
Menghubungkan antara menulis pertama dan
kedua.
·
Mengetahui bagaimana kurikulum dapat
dikembangkan dalam pembelajaran menulis.
·
Mengembangkan bahan atau metode mengajar
untuk kelas menulis.
·
Penggunaan komputer dalam menulis
instruksi.
·
Pendekatan untuk umpan balik dan
penelitian.
Dengan kita belajar menulis, Hyland
mempunyai beberapa harapan, yaitu:
ü Dapat
membantu guru bahasa menjadi guru menulis.
ü Apabila
kita menjadi guru yang efektif, berarti kita harus mampu membuat pilihan
informasi tentang metode, material, dan prosedur untuk digunakan dalam kelas yang
berdasarkan pada pemahaman.
ü Apabila
kita menjadi guru yang kuat, kita juga harus reflektif, dan refleksi . untuk pengetahuanyang
berhubungan dengan kegiatan kelas dan untuk penelitian dan teori yang relevan.
Dalam
menulis juga ada beberapa hal sederhana yang perlu kita ingat:
ü Ketika
menulis itu berarti kita sedang menyusun keterampilan dan pengetahuan tentang
teks, konteks dan pembaca. Dalam proses menyusun keterampilan otomatis
dibutuhkan adanya pengetahuan yang lebih dan itu kita dapati dari yang namanya
membaca. Kita juga harus mengetahui terlebih dahulu sebelum menulis. Tulisan
kita ini ditunjukan untuk siapa dan bertujuan untuk apa ? nah .. jadi kita harus
memperhatikan konteks juga.
ü Serajin
apapun itu. Lebih baik menulis dengan praktik. Jadi, sebanyak apapun
pengetahuan atau teori-teori yang kita miliki, apabila tidak dituangkan dalam
bentuk tulisan itu sama saja tidak afdol dan belum dikatakan sempurna.
ü Bahasa
pertama kita (L1) adalah dasar untuk bahasa kedua (L2). Jadi, pastikan perbaiki
bahasa pertama terlebih dahulu sebelum melangkah ke bahasa kedua. Karena bahasa
pertama merupakan bahasa dasar yang menentukan bahasa kedua nantinya. (L1) adalah
kunci sebelum lanjut ke (L2).
Pengajaran
dasar menulis bahasa kedua (L2). Yaitu:
ü Perlu
diperhatikan struktur bahasanya.
ü Fungsi
dari teks.
ü Dilihat tema dan topiknya.
ü Mampu
mengekspresikan dengan kreatif.
ü Berproses
menulis dengan baik.
ü (Content)
isi atau kadar yang berkualitas.
ü Genre
dan konteks penulisan yang tepat sasaran.
Dengan
adanya banyak hal yang perlu diperhatikan serta tantangan-tantangan yang cukup
kompleksitas kita harus siap dengan kembali menulis. Mampu menampilkan apa yang
menjadi pemikiran kita. Dasar menulis bahasa yang kedua kita harus mampu
menulis dengan bahasa yang pertama dengan baik dahulu. Kemudian kita mulai
berfikir keras mengaktifkan otak dan kecerdasan kita dalam menulis. Sehingga,
kita mampu menulis dengan bahasa kedua yang baik.
“Welcome to writing 4. Semoga kita dapat melewati tantangan-tantangan yang ada.”
“Welcome to writing 4. Semoga kita dapat melewati tantangan-tantangan yang ada.”
0 comments:
Post a Comment