Perfection is Like Writing a Critical Review
Hari pertama memasuki perkuliahan membuat saya panic dan bingung
karena matakuliah yang pertama di hari pertama adalah Writing and
Composition 4. Dalam hal ini akan dipegang oleh dosen Lala Bumela,
M.Pd. Saya berfikir ada sesuatu yang akan membuat saya ketar-ketir dalam
matakuliah ini, disebabkan sudah banyak virus yang merasuki jiwa saya pada saat
liburan di semester ganjil ini. Namun semua itu harus segera mungkin diatasi
supaya tidak menghambat perkuliahan pada semester empat ini.
Saya sudahi problematika yang ada,
sekarang saya akan melanjut pada hal berikutnya. Pada pertemuan tanggal
03-Februari-2014, Sang dosen menjelaskan perihal silabus Writing 4 hingga pada
tahap terakhir Sang dosen menanyakan kepada mahasiswa, apakah mereka
(mahasiswa) siap untuk menghadapi kepelikan dan kerumitan pada Writing 4 kali
ini? Tak lama kemudian saya beserta teman-teman menjawab siap!
Dimulai dari wawasan yang disarankan
oleh Maria Popova, ia mengatakan bahwa “kesempurnaan itu layaknya
memburu ufuk. Tetaplah bergerak.” Ada sesuatu yang mesti direnungkan pada
Writing empat ini bahwa Writing empat maksudnya adalah kurang tidur malam, mata
kesakitan, kaku-kaku jarinya, buku-buku yang berserakan di setiap sisi kamar,
selalu selamanya berbicara mengenai kekampusan, selalu ditemani sepotong coklat
dan secangkir kopi. Tapi, hal-hal tersebut sesungguhnya bahwa menulis dapat
membuat dirimu menjadi mahasiswa yang lebih baik, individu yang lebih baik, dan
tentunya menjadi warganegara yang lebih baik pula.
Dituliskan pula bahwa peringkat di
kelas PBI-b berada pada peringkat 3 dengan nilai rata-ratanya adalah 82,87.
Sebetulnya jarak antara satu peringkat dengan yang lainnya sangat dekat, hal
ini yang musti direnungi dan dicari solusinya oleh saya serta teman-teman agar
supaya nantinya untuk ke depannya mampu berpindah posisi yang lebih baik.
Kemudian hal yang disoroti pada mata
pelajaran Writing empat adalah sebagai berikut: Belajar bagaimana menulis dalam
bahasa kedua adalah salah satu aspek yang sangat menantang sekali belajar
bahasa kedua (hayland 2003).
Tantangan kita sekarang diantaranya
sebagai berikut: pertama, menelaah bagaimana teori-teori menulis dan pengajaran
menulis mampu berevolusi. Kedua, kealamiahan meulis baik. Ketiga, hubungan
antara menulis dalam bahasa pertama dan bahasa kedua. Keempat, bagaimana
kurikulum dapat berkembang melalui matapelajaran menulis. Kelima, berkembangnya
materi-materi instruksional untuk sebuah kelas writing. Keenam, penggunaan
computer dalam menulis instruksi. Dan terakhir, pendekatan-pendekatan untuk
timbal-balik dan taksiran.
Hayland berkata bahwa harapan saya
adalah menjadi jujur atau tulus ikhlas. Harapan-harapannya adalah harapan untuk
menolong guru bahasa menjadi guru menulis. Harapan lainnya adalah seorang guru
yang efektif adalah salah satu yang mampu membuat pilihan-pilihan yang
diinformasikan tentang metode-metode, materi-materi, dan prosedur-prosedur
untuk digunakan dalam ruang kelas berdasarkan pemahaman yang jelas dari sikap dan
praktek sekarang ini dalam profesinya. Juga harapannya pun adalah seorang guru
yang kuat adalah guru yang reflektikf, kereflektifannya membutuhkan pengetahuan
untuk mengkaitkan aktifitas-aktifitas ruang kelas pada riset dan teori yang
relevan.
Selanjutnya adalah mengenai
peringatan yang sederhana yaitu menulis melibatkan penyusunan
keterampilan-keterampilan dan pengetahuan tentang teks, konteks, dan pembaca.
Seperti halnya keterampilan atau pun keahlian, menulis pun dapat berkembang
dengan praktek. Bahasa pertamamu adalah dasar untuk bahasa keduamu.
Apa itu teks? Teks merupakan produk, dalam arti bahwa teks
itu merupakan keluaran (output) ; sesuatu yang dapat direkam atau dipelajari
(berwujud). Teks juga merupakan proses, dalam arti merupakan proses pemilihan
makna yang terus-menerus, maksudnya ketika kita menerima atau memberi informasi
dalam bentuk teks (lisan atau tulis) maka tentunya di dalam otak kita terjadi
proses pemahaman (pemilihan makna) terhadap informasi tersebut, jangan sampai
terjadi kesalahpahaman.
Apa itu
konteks? Konteks adalah sesuatu yang menyertai atau yang bersama teks. Secara
garis besar, konteks wacana dibedakan atas dua kategori, yakni konteks
linguistik dan konteks ekstralinguistik. Konteks linguistik adalah konteks yang
berupa unsur-unsur bahasa. Konteks linguistik itu mencakup penyebutan kata
depan, kata sifat, kata kerja, kata kerja bantu, dan proposisi positif. Konteks
ekstralinguistik adalah konteks yang bukan berupa unsur-unsur bahasa. Konteks
ekstralinguistik itu mencakup praanggapan, partisipan, topik atau kerangka
topik, latar, saluran, dan kode. Partisipan adalah pelaku atau orang yang
berpartisipasi dalam peristiwa komunikasi berbahasa. Partisipan mencakup
penutur, mitra tutur. dan pendengar. Latar adalah tempat dan waktu serta
peristiwa beradanya komunikasi. Saluran adalah ragam bahasa dan sarana yang
digunakan dalam penggunaan wacana. Kode adalah bahasa atau dialek yang
digunakan dalam wacana. Halliday dan Hasan (1992: 14) menandai
konteks bahasa / koteks itu sebagai konteks internal wacana (internal discourse
context) sedangkan segala sesuatu yang melingkupi wacana, baik konteks situasi
maupun konteks budaya sebagai konteks eksternal wacana(external discourse
contex). Senada dengan uraian di atas, Saragih dalam Persfektif LFS (2006: 4),
juga memaparkan bahwa konteks merupakan wahana terbentuknya teks. Tidak ada
teks tanpa konteks. Konteks mengacu pada segala sesuatu yang mendampingi teks.
Siapa itu pembaca?
Pembaca adalah seseorang yang melisankan, mencerna, memprediksi, melafalkan,
dan memperkirakan. Namun bila kita ambil kata membaca saja menurut Mikkel Birkegaard Membaca adalah sebuah proses
rumit, mulai dari kata di halaman di hadapanmu sampai suara yang meninggalkan
bibirmu. Membaca adalah kombinasi dari mengenali simbol dan pola,
menghubungkannya dengan suara dan mengumpulkannya menjadi suku kata sampai
akhirnya kita mampu menginterpretasikan arti sebuah kata.
Pegajaran menulis bahasa kedua meliputi struktur bahasa,
fungsi teks, tema atau topic, ekspresi yang kreatif, menyusun proses, isi, dan macam (genre) dan
konteks menulis. Kesemua ini adalah hal-hal yang rumit yang ada pada Writing empat, oleh karenanya
kesiapan untuk menghadapinya harus lebih ditingkatkan lagi baik mental, tenaga,
niat, kepekaan, ketulusan hati, dan lain sebagainya.
Pada Writing 4 ini ada sedikit
perbedaan dengan Writing 2 karena di dalamnya saya beserta teman-teman mesti
mengikuti prosedur baru yaitu membuat blog. Perihal ini banyak alasan-alasan
yang dipertimbangkan, diantaranya adalah blog melayani sebagai perantara baru
untuk cara baru pada interaksi antara dosen dan mahasiswa sebagaimana blog
mencapai melewati waktu dan ruang. Alsan lainnya adalah blog untuk melayani
sabagai perantara untuk kamu supaya menampilkan atau memamerkan hasil karya,
hal ini adalahh waktu yang agung untuk mahasiswa IAIN untuk menunjukkan
keterampilan-keterampilan mereka pada orang-orang luar.
Melanjut pada pembahasan berikutnya
mengenai critical review. Apa yang dimaksud dengan critical review?
Ia adalah meringkas dan evaluasi ide-ide dan informasi di dalam sebuah artikel.
Hal ini mengungkapkan pandangan Si penulis dalam cahaya apa yang telah
diketahui pada subjek dan apa yang dibutuhkan dari teks-teks yang berkaitan.
Meninjau ulang secara kritik maknanya berfikir secara hati-hati dan secara
jelas dan mempertimbangkan kedua hal baik itu keunggulan maupun kelemahan dalam
materi di bawah tinjauan ulang.
Dua keterampilan yang digunakan
ketika ditanya untuk menulis sebuah review: a. mencari informasi, yaitu
menyeken daftar bacaan secara effisien untuk menjadi informasi yang baik pada
sunjeknya. b. meninjau ulang secara effektif, yaitu menanyakan innformasi dalam
teks dan mempresentasikan sebuah evaluasi, atau keputusannya.
Meninjau ulang yang effisien atau
evaluasi memerlukan sebuah kesadaran intisari, tujuan dan kehendaknya tertuju
pada audiensi teksnya. Teks tersebut terlihat dari beberapa perspektif dan
dievaluasi dalam hubungannya pada teori-teori, pendekatan-pendektan dan
kerangka-kerangka tugas yang diharapkan. Evaluasi ini melibatkan penelitian isi
dan konsep sebuah teks, memisahkannya kedalam bagian-bagian utamanya, dan
kemudian pemahaman bagaimana hal-hal tersebut berkaitan, berhubungan dan
mempengaruhi yang lainnya.
Beberapa pertanyaan untuk ditanya
ketika memulai menulis critical review: a) apa area utama di
bawah pendiskusian peninjauan ulang? b) berasal dari mana data dan fakta Si
penulis? c) apa isu utama yang diangkat oleh Si penulis? d) apa tafsiran utama
yang dibuat oleh penulis dalam istilah-istilah isu yang diiangkat? e) apakah
teks tersebut seimbang? Adil? Berat sebelah? f) seberapa baik kesemua ini
berhubungan pada daftar bacaan yang lain pada sebuah topic? Pengalaman milikmu?
g) bagaimana kamu meringkas semua poini-poin di atas tadi?
Isi sebuah critical
review adalah biasanya satu samapai
empat halaman panjangnya dan memiliki struktur yang sama satu yang
diberikan disini.
Pendahuluan, dimulai
dengan kalimat-kalimat pembuka yang menyatakan Si penulis, judulnya dan
memberikan penjelasan yang singkat sebuah topic pada teks. Tujuan dari teks dan
ringkasan dari hasil penelitian-penelitian utama atau pendapat kunci yang dipresentasikan.
Pada akhir perkenalan, pernyataan yang singkat dari evaluasi teks yang diberikan.
Ringkasan, memberikan sebuah ringkasan dari setiap
poin-poin utama pada sebuah artikel dan beberapa contoh. Penjelasan yang
singkat dari tujuan Si penulis dan organisasi teksnya dapat juga ditambahkan.
Pada bagian ini critical review ini seharusnya lebih panjang dari pada
sepertiga dari semuanya.
Bagian utama
(tinjauan/kupasan), mendiskusikan dan mengevaluasi
keunggulan-keunggulan, kelemahan-kelemahan dan keitiimewaan yang penting pada
sebuah teks. Pendiskusian seharusnnya berdasarkan kriteria yang spesifik dan
termasuk sumber-sumber lainnya untuk mendukungnya (dengan referensi).
Kesimpulan, meninjau
ulang dengan sebuah pernyataan ulang dari seluruh opini teks. Hal ini juga
termasuk rekomendasi dan beberapa penjelasan lebih lanjut pada keputusan untuk
menunjukkan bahwa kesimpulan tersebut adil dan masuk akal.
Terakhir adalah referensi adalah daftar
referensi-referesnsi yang harus dimasukkan diterakhir jika memang sumber-sumber
yang lainnya telah diigunakan.
Jadi dapat saya simpulkan
bahwa dari kesemuanya itu bahwa Writing empat pada semester empat ini mengajak
dan menawarkan berbagai macam kerumitan-kerumitan yang mesti dihadapi oleh
mahasiwa. Olehkarenanya sikap dan tingkah laku yang baik akan mendorong
mahasiswa akan lebih mudah dalam melaksanakan segala tuga-tugas yang diberikan
oleh dosen matakulian Writing empat. Kesiapan mental, jasmani, rohani, dzhohir,
dan bathin akan membantu saya dan teman-teman lebih rileks tidak merasa tegang,
panic, dan bingung bila mengerjakan sesuatu yang ada di depan kelopak mata.
Tujuannya dari semua ini adalah agar mahasiswa mampu mengenal dirinya, apa yang
mesti dilakukan, dan untuk siapa.
Dan dapat saya simpulkan pula bahwa
menulis sebuah kritikan peninjauan ulang tidaklah mudah layaknya membalikan
telapak tangan, namun dengan berlatih yang berkelanjutan maka akan memberikan
efek atau tiimbal balik yang baik bagi yang melakukan. Keterbiasaan akan
memudahkan kerumitan dan kepelikan. Thank you.
0 comments:
Post a Comment