Monday, February 10, 2014

Appetizer Essay

PEMBACA YANG PASIF TIDAK AKAN SELEVEL DENGAN PENULIS

Seorang penulis harus dapat menuangkan apa arti tulisan pada pembaca yang kira-kira isi dan arti tulisannya dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca. Seandainya penulis tidak dapat melakukan hal tersebut maka bisa dipastikan pembaca tidak akan mengerti sama sekali apa yang sebenarnya dimaksud oleh penulis itu sendiri. Pada akhirnya satu sama lain tidak akan terjalin saling pengertian terlebih lagi para pembaca yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan. Berarti inilah pembaca yang pasif yang bisa menerima hasil karya penulis tanpa bisa menganalisanya.
Saya setuju dengan pendapat Pak Haidar bahwa penulis itu diposisikan diatas pembaca yang mana menurut Pak Haidar mereka atau para pembaca yang tidak mempunyai latar belakang yang baik dalam membaca, bahwa posisi penulis atau penulis keahlian lebih tinggi dari pembaca yang tidak memahami atau tidak menghayati tentang teks yang mereka baca tentang hasil tulisan penulis itu atau mereka yang tidak berkonsentrasi dan fokus dalam membaca.
Ketika pembaca mengutarakan bahwa tidak mempuntai kemiripan pengetahuan dari seorang penulis, karena penulis itu sendiri mempunyai kelebihan untuk menyimpulkan isi karangannya agar dapat dicerna dan dimengerti oleh semua kalangan pembaca tanpa terkecuali. Ketika para pembaca tidak bisa mencapai level tertinggi dari seoran penulis karena itu masalah yang besar untuk diri saya. Pembaca menyadari bahwa kalau pembaca itu tidak mempunyai pemasukan pengetahuan atau kapasitas untuk berinteraksi denfan penulis maka posisi mereka pasti dibawah para penulis. Pengetahuan itu diakumulasikan melalui membaca, sementara menulis itu sendiri dituangkan ke dalam selembar kertas. Selaku penulis yang berkompeten dan selalu mempunyai akses menuju kesempurnaan meskipun kadang-kadang masih saya temui kejanggalan-kejanggalan dalam tulisan.
Menjadi seoran penulis itu tidaklah semudah kita membalikkan telapak tangan, boleh berbangga hati karena bisa menjadi seorang penulis yang baik karena mendapat predikat sebagai penulis harus diawali dengan membaca yang baik juga. Hanya satu cara yang dapat mengantarkan kita ke jenjang keberhasilan sebagai seorang penulis tanpa melupakan titik awal ketika kita menyandang gelar seorang pembaca yang baik. Seiring hasil karya Pak Haidar yang mana beliau menyebutkan bahwa pada umumnya kebiasaan disekolah menunda menulis lebih lama dari pada membaca.
Dengan konsekuensinya kemampuan menulis itu sedikit membangun dari pada kemampuan membaca. Seperti penundaan untuk membangun etika dalam menulis ittu tingakatannya lebih tinggi dari pada membaca.Saya setuju dengan pendapat Pak Haidar yang mana pada hakekatnya para pembaca dari kalangan manapun tanpa paksaan dari salah satu pihak sepantasnya mengacungkan jempol pada penulis atas hasil karya usahanya yang tidak terkontamasi dari dunia luar. Perlu saya garis bawahi dan sekaligus mengikrarkan bahwa semestinya para penulis mempunyai kelebihan dan nilaio tambah dari pembaca. Sebenarnya kegiatan tulis menulis itu tentu tidak lepas dari aktivitas seorang manusia, padahal kegiatan tulis menulis itu sangat luas dan memang akan menjadi tambahan penghasilan yang lumayan. Hebatnya lagi menulis tidak membutuhkan modal yang besar yang terpenting adalah modal ketekunan.
Menulis bisa dilakukan oleh semua orang dan profesi manapun. Menulis adalah meninggalkan dari jejak rangkaian kata bisa berupa nasihat atau yang lainnya atau bahkan hanya sebatas buah pikiran. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam bidan apapun, siapapun kita sekarang tidak akan pernah bertentangan dengan dunia tulis menulis, justru dengan menulis kita bisa mendukung dan mengembangkan profesi kita. Padahal kegiatan tulis menulis dan membaca itu ibarat dua sisi logam, tidak pernah terpisahkan, dimana ada menulis disitu juga ada kegiatan membaca.Dengan menulis kita mau tidak mau akan dipaksa untuk membaca buku, semakin sering menulis, semakin kita sering pula membaca buku sehingga input akan semakin banyak dan wawasan akan semakin luas sehingga kita lebih siap dalam menghadapi permasalahan-permasalahan dalam dunia kususnya kependidika, sebagai seorang guru mari tanamkan dalam diri bahwa menulis dan membaca adalah suatu kebutuhan kita. Menulis akan sangat indah, jika aktivitas menulis selalu mencatat informasi, selalu melaporkan peristiwa, mendokumentasikan ilmu yang pernah kita peroleh dari pelajaran dikampus. Letak menyenangkannya ketika membuka ulang catatan, laporan atau dokumentasi itu pada suatu waktu kemudian, kemudian kita menemukan tanggal pembuatannya, seketika itu kita merasa menjadi saksi sejarah yang sedang melakukan pendokumentasian sejarah. Menulis juga memunculkan rasa ada pada diri kita, tidak hanya sebagai saksi sejarah sperti saya sebut diatas tetapi juga sebagai orang yang berpikir dan bersikap terhadap sejarah.
Menulis juga pasti membagikan ide, gagasan, pengalaman, ilmu dan keahlian yang kiat miliki kepada oranglain, saya akan merasa senang dengan aktivitas menulis karena kita merasa semakin mempunyai eksistensi dan harga diri sebab bisa menjadi guru yang bermanfaat bagi orang lain dibidang yang sangat disukai. Tulisan yang dibutuhkan bukan sekedar tulisan yang memenuhi sarat-sarat kepantasan keindahan berbahasa, tetapi yang lebih penting adalah tulisan yang sudah menjadi kenyataan hidup penulisnya. Letak menyenangkannya adalah karena kita bisa menjadi pemicu bagi kehidupan diri sendiri dan orang lain secara tulus dan penuh dedikasi mau berbagi apa yang sudah kita lakukan lewat sebuah tulisan atau goresan pena yang begitu indah Ketika Pak Haidar juga mengutarakan opininya ketika pembaca berkata penulis itu keahliannya lebih tinggi dari seorang pembaca yang pasif, setuju sekali karena pada umumnya para penulis memposisikan dirinya sebagai orang yang powerful dengan kata lain para penulis berusaha untuk dapat menyentuh hati para pembacanya sehingga tanpa disadari para pembaca itu sendiri spontan akan memuji para penulis tersebut dengan hasil karya terbaiknya. Pembaca dalam posisi agama islam jauh sebelumnya telah ditetapkan aturan-aturan yang terbagi dalam beberapa criteria diantaranya tercantum dalam surat AN-NISA ayat 63 bahwasannya hanya agama yang besar yang diperbolehkan untuk menafsirkan agama yang telah lalu percaya bahwa itu adalah keramat.
Sementara seseorang yang awam tidak melakukan untuk itu. Seperti mengaplikasikan untuk membangun ketidakkritikan pembaca yang mana tidak memungkinkan penulis yang kritis.Saya sepemahaman dengan argument Pak Haidar karena untuk bisa merealisasikan menjadi seorang penulis tidak hanya bermodalkan keahlian khusus namun alangkah baiknya bila dapat digabungkan antara pengalaman dan keahlian tersendiri barulah mereka berhak menerima pujian sebagai seorang penulis yang mempunyai ambisi positf dan sarat dengan berbagai macam pengalaman.
Pengkritik pembaca percaya bahwa kedua penulis tepatnya bertanggung jawab untuk membuat arti yang sebenarnya. Untuk pertanyaan bahwa statement ketika tidak bisa mengerti tentang teks yang kamu baca, menurutnya apa alas an yang muncul ketika pembaca tidak bisa memahami tentang teks yang mereka baca. Pastinya seorang pembaca akan menjawab bahwa penulis itu tidak bisa berkompetensi cukup untuk menyampaikan ide dan menghibur para pembaca.
Ketika para pembaca berkata tidak bisa mencapai level tertinggi dari seorang penulis karena itu masalah yang besar untuk diri saya. Pembaca menyadari bahwa kalau pembaca itu tidak mempunyai pemasukan pengetahuan atau kapasitas untuk berinteraksi dengan penulis maka posisi mereka pasti dibawah para penulis. Setuju sekali dengan pendapat Pak Haidar karena disatu sisi para penulis menobatkan dirinya sebagai orang yang powerful sedang disisi lain para penulis cenderung untuk mengekspos karangannya melebihi pengalaman-pengalaman para pembaca. Tidak hanya kaum intelektual yang dapat menikmati hasil karya penulis itu dari kalangan awampun sampai ke masyarakat pada umumnya hasil karya penulis itu dapat diterima dengan sangat baik dan antusias.
Jadi menurut Pak Haidar bahwa menjadi lulusan S1-S2-S3 harus disertai dengan kemampuan menulis karena dengan menghasilkan hasil karya adalah tempat untuk memberikan sentuhan hati lewat tulisan-tulisannya. Saya sependapat dengan Pak Haidar tentang pernyataan bahwa mahasiswa/I harus mempunyai skill dalam menulis yang baik. Tanpa menulis mahasiswa tidak akan menghasilkan sebuah maha karya yang mana tidak bisa diberikan atau tidak bisa dinikmati oleh para muridnya, maka sudah dikatakan belum bisa menjadi seorang dosen tanpa mempunyai kemampuan menulis yang hebat dan menghasilkan hasil karya.

0 comments:

Post a Comment