By
Nabillah PBI-B
Pena
ku berjalan diantara indahnya rembulan
memberikan sebuah sajak sang penakluk malam yang sendiri menyepi, yang tak
sempat termiliki laksana menjahit setiap bait yang payah tersusun begitu sangat lama, kemana arah sebuah makna akan
berlabuh, entah bagaimana mungkin terkoyak masa begitu saja, padahal dia ingin
ikut serta didalamnya.
Alhamdulilah
kita masih bisa bertemu dengan Mata Kuliah Writing and Composition 4 bersama
dosen tercinta kita Pak Lala Bumela yang senantiasa membimbing kita dan
mengajarkan apa arti hidup yang bermanfaat, dalam suasana yang cerah dan penuh
dengan passion ini, mudah-mudahan selalu mempunyai passion yang baik, yaitu
seperti yang sering beliau petuah kepada
kita agar senantiasa membiasakan membaca dan menulis, karena dengan membaca dan
menulis kita banyak mendapatkan informasi yang sangat yang belum pernah kita
tahu sebelumnya, tapi kita selalu tidak pernah membudayakan gemar membaca dan
menulis, padahal dari aktivitas itu kita banyak tau tentang segalanya, kita
tidak ketinggalan zaman, kita bisa melihat indahnya dunia melalui membaca dan
menulis.
Dalam subjek writing sekarang kita
juga menjadi multilingual writing, yaitu seseorang yang evektif menulis dalam
dua bahasa dan jug amenjadi critical reader dalam duabahasa tersebutyaitu L1
dan L2 yang merubah student of language
menjadi student of writing. Yang
dapat memilih sendiri pilihan informasi yang ia dapat. Dan bisa merubah dunia.
Merubah dunia oleh penulis adalah dengan mempengaruhi setiap pembacanya.
Writing bersifat mengikat, karena
writing sangat kompleks, diantaranya adalah: Cara mengetahui sesuatu, cara
untuk menafsirkan sesuatu, cara untuk mereproduksikan sesuatu. Sesuatu yang
dimaksud adalah, informasi, knowledge, experience. Disini dapat kita lihat
bahwa untuk memproduksi tulisan kita harus mendapatkan informasi yang kita
dapat dari membaca dan kita serap informasi tersebut menjadi ilmu pengetahuan
dan kita proses dan realisasikan lagi menjadi pengalaman, lalu pengalaman
itulah yang kita tuangkan menjadi sebuah tulisan. Merepresentasikan akan
menghasilkan informasi, akan menghasilkan knowledge,
dan akan menghasilkan sebuah experience.
Subhanallah sekali bagi yang mereka
gemar membaca dan menulis. Menulis itu sebenarnya konteks cakupannya banyak,
ada diantaranya sebagai academic writing, yaitu Menulis akademik merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
menghasilkan tulisan akademik. Tulisan akademik ialah karya tulis yang disusun
akademisi untuk memperoleh gelar akademik, misalnya disertasi untuk mencapai
gelar doktor (S-3), tesis untuk mencapai gelar master (S-2), skripsi untuk
mencapai gelar sarjana (S-1). Menulis akademik dibagi menjadi dua yaitu: Dalam menulis
akademik terdapat sistematika khusus dan tata bahasa yang baku dalam
penulisannya. Pentingnya menulis akademik di kursi pendidikan perguruan tinggi
merupakan alasan setiap mahasiswa untuk mempelajari cara menulis akademik yang
baik dan benar. Untuk itulah hal ini perlu dipelajari secara komperhensif. Menulis
akademik dengan sempurna tidaklah mudah. Sebagai modal utama menulis akademik
adalah mahasiswa bisa melakukan studi pustaka, untuk memperbanyak referensi
dalam menulis akademik.
Sedangkan
menulis kritis itu adalah kegiatan
membaca kritis untuk menulis pada dasarnya kegiatan untuk mendapatkan informasi
yang relevan sesuai kebutuhan untuk mengembangkan tulisan yang akan dibuat.
Membaca kritis menghendaki kita untuk tidak menerima begitu saja kebenaran
informasi tetapi kita harus bersikap skeptis yaitu bertanya terus menerus dan
berusaha mencari bukti untuk menguji kebenaran informasi tersebut.
Pengertian lain mengenai menulis kritis adalah: (1)
menulis kritis (critical writing) adalah
aktifitas menulis yang ditempuh secara bijak, mendalam, evaluatif, serta
analisis dan bukan sekedar mencari-cari kesalahan isi atau pilihan kata yang
terdapat dalam objek kajian. (2) menulis kritis sebagaimana menulis secara
intensif merupakan modal utama bagi mahasiswa untuk mencapai kesuksesan studi. Kemudian
ada Student of language, yang mana disini ditekankan agar senantiasa menulis.
Menulis juga sangat kompleks sekali karena menulis mempunyai sifat mengikat,
dan menulis itu harus selalu ada pendekatan, menulis harus selalu menyuguhkan sesuatu yang baik
atau tidak yang mana akan menghasilkan informasi, menulis akan menghasilkan
pengetahuan, akan menghasilkan sebuah pengalaman,
yang menikmati informasi pengalaman.
Penulis yang menulis dari hati tidak akan mencemaskan
tulisannya menarik atau tidak menarik, gaya penulisannya bagus atau tidak.
Namun yang ia lebih khawatir jika apa yang ia ketahui tidak ia membagikan pada
orang lain melalui karya-karyanya. Penulis yang masih berkutat dengan rasa
cemas tentang, “Apakah nantinya tulisanku disukai orang lain”. “Apakah gaya
penulisanku menarik?”, mengindikasikan sang penulis belum “menulis dari hati”.
Ia masih terfokus pada kepentingan dirinya sendiri untuk tampil sempurna. Bukan
pada tujuan untuk mencerahkan orang lain dengan membagikan apa yang ia ketahui.
Jadi, prinsip menulis dari hati adalah berbagi dengan
memberikan yang terbaik dari seorang penulis, seberapapun pengetahuan penulis
itu sendiri. Meskipun yang penulis bagikan memiliki ketidaksempurnaan namun
yakinkanlah bahwa akan banyak orang yang
menemukan titik cerah dari karya penulis itu sendiri.
Anggaplah menulis itu
mengasyikkan, karena menulis itu sesungguhnya mencurahkan isi hati. Dengan
menulis kita berbagi dengan sesama. Dengan menulis secara tidak langsung kita
beribadah. Perlu kita sadari pula bahwa
menulis itu adalah berkaitan dengan membaca jadi kita harus imbangi
menulis dengan membaca. Menurut pendapat yang
dipaparkan oleh Hyland(2004), menulis itu sangat rumit menulis adalah
praktek didasarkan pada harapan, kemungkinan pembaca menafsirkan maksud penulis
meningkat jika penulis mengambil kesulitan untuk mengantisipasi apa yang
pembaca mungkin mengharapkan didasarkan pada teks-teks sebelumnya ia
telah membaca dari jenis yang sama.
Memang kendala dalam menulis adalah
untuk memulainya begitu terasa berat jika kita tidak membiasakan menulis, maka
dari itu kita harus paksakan untuk tetap menulis, meskipun hasil tulisan kita
itu hancur kita harus tetap menulis, jangan pikirkan hasil tulisan kita yang
terpenting kita sudah membiasakan untuk menulis sedikit demi sedikit. Menulis
itu harus dengan harapan yang tinggi, tanpa harapan yang tinggi, hasil tulisan
itu tidak akan bermakna apa-apa. Harus ada keterkaitan menulis dengan text,
reader, writer,dan konteks. Membaca itu bagaikan roh-roh halus yang dimunculkan
dalam sebuah tulisan. Negosiasi makna disini adalah cara pembaca dan penulis
untuk menghasilkan hasil tulisan dan menyerap daya bacaannya, terserah pembaca
mau mengartikan apa tentang hasil yang dibacanya, tetapi jika tidak ada latar
belakang pendidikan yang baik maka susah untuk memahami bacaan yang dibaca,
penulis hanya bisa menerima hasil tulisannya terbaca tanpa pembaca tahu
perjuangan penulis dalam menyelesaikan tulisannya itu, dengan pait getirnya
menghasilkan hasil karyanya.
Menurut Day Cook bahwa kita sebagai
pembaca apa yang diinformasikan tidak
harus berkomunikasi langsung dengan penulis, kapan dan bagaimana kita
mau tanpa tau hasil penulis.
Menurut Hawe Setiawan, seorang
Kolomnis lepas, yang mengajar di Universitas Pasundan, Bandung. Menurut beliau
membaca itu tidak mesti harus langganan Koran, dari status media sosial juga
sudah termasuk budaya membaca, membaca itu tidak boleh dicerna secara utuh
harus di filter lagi bahasanya. Tidak setengah-setengah dalam membaca tanpa ada
data yang akurat. Seperti yang diungkapkan oleh Hoey (2001) dan Hyland (2004)
bahwa pembaca dan penulis bagaikan para penari. Penari yang saling melengkapi
satu sama lain, karena writer itu harus seirama dengan reader, dimana ada
hubungan antara menulis dengan membaca. Karena membaca adalah fondasi utama
dalam menulis. Tanpa membaca maka tidak akan ada aktivitas menulis, karena
menulis adalah pemahaman kita tentang teks yang kita baca lalu dituangkan dalam
sebuah goresan pena atau tinta. Menulis menurut Hyland and Hoey adalah sebuah
seni, keluwesan bahasanya yang indah dan tertata.
Menurut Lehtonen bahwa ketika
membaca itu harus mempunyai sistemnya sendiri yang mengartikan dirinya sendiri,
karena sebuah meaning atau pemahaman terjadi ketika writer and reader itu
terjalin dengan sangat baik. Karena teks itu bagaikan sebuah fisik manusia yang
semiotic (meaning). Konteks adalah
benda atau hal yang berada bersama teks dan menjadi lingkungan atau situasi
penggunaan bahasa. Pengguna bahasa harus memperhatikan konteks agar dapat
menggunakan bahasa secara tepat dan menentukan makna secara tepat pula. Dengan kata lain, pengguna bahasa senantiasa terikat
konteks dalam menggunakan bahasa.
Konteks adalah sesuatu yang menyertai atau yang bersama teks.
Menurut Lehtonen,
jika dunia kita adalah dunia makna, makna kita
dalam pertemuan yang tegas,
dalam arti duniawi.
Jika
realitas manusia adalah jalinan makna,
maka
arti ini memiliki
material dan sosial, yaitu, duniawi pondasi.
Teks tidak terjebak di atas seluruh dunia, sebagai
pesan dapat dipisahkan dari itu,
tetapi berpartisipasi dalam cara yang
sentral dalam pembuatan realitas serta membentuk
citra kita.
Dimana bahasa Saussure adalah
suatu sistem yang didefinisikan itu sendiri maknanya, Barthes
melihat peran orang-orang
yang berlatih aktivitas linguistik sebagai juga menjadi pusat dalam pembentukan makna. Penulis bukan seorang
penulis sebelumnya untuk tindakan
menulis, tetapi mengambil bentuk
sebagai salah satu saat menulis. Barthes memang menyatakan
kematian penulis, sekaligus menandakan kelahiran
pembaca.
Lehtonen lebih jauh berpendapat,
pembaca naik ke inti dari pembentukan makna, dan membaca menjadi tempat di mana
makna milik. Teks dan pembaca tidak pernah ada secara independen satu sama
lain, tetapi sebenarnya menghasilkan satu sama lain. Membaca termasuk memilih
apa yang harus dibaca, mengorganisir dan menghubungkan mereka bersama-sama
untuk membentuk makna, serta membawa pengetahuan pembaca sendiri ke teks.
Jadi, teks itu dihasilkan oleh seorang writer, dan reader
membaca itu dengan adanya konteks, dan dengan adanya konteks akan terbentuk
sebuah meaning, atau pemahaman tentang hasil yang kita baca dari hasil teks
atau tulisan writer.
0 comments:
Post a Comment