MUHAMMAD FIDRI HANSYAH
PBI-B / 4th SEMESTER
Writing & Composition 4
Appetizer
Essay 1
13 Februari 2014
“Pentingnya
Membudayakan Baca dan Tulis”
Menulis
seharusnya sudah menjadi sesuatu yang tidak sukar lagi bagi kita selaku manusia
yang berpendidikan. Apalagi kita sebagai
mahasiswa yang cenderung memiliki wawasan dan intelektual tinggi jika
dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan sama sekali, seharusnya kita
bisa mengolah dan menyebarkan ilmu melalui karya tulis. Akan tetapi dari fakta yang ada (A.Chaedar
Alwasilah, Pikiran Rakyat, 28 Februari 2012), “menurut Dirjen pada saat
sekarang ini jumlah karya ilmiah dari perguruan tinggi di Indonesia secara
total masih rendah.” Hal ini menunjukan bahwa generasi muda zaman sekarang
khususna para sarjana tidak menggunakan keahliannya untuk meneliti dan memberikan kontribusi berupa karya ilmiah,
baik itu jurnal maupun buku akademik karena mayoritas sarjana lulusan perguruan
tinggi di Indonesia tidak bisa menulis.
Bahkan lebih parahnya lagi para dosenya pun mayorita tidak bisa menulis.
Oleh
karena itu Dirjen Pendidikan Tinggi telah melakukan hal yang tepat dengan
mengeluarkan surat untuk membuat sarjana perguruan tinggi aktif dalam menulis karya ilmiah. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Jika
dibandingkan dengan negeri sebelah saja Indonesia sudah tertinggal dalam segi pendidikan dan segi literasi,
lalu apa kita akan diam saja menikapi Negara kita yang sudah tertinggal dalam
hal tersebut? Tetapi faktanya banyak mahasiswa yang kontra terhadap keputusan
Dirjen Pendidikan Tinggi mengenai penulisan karya ilmiah. Hal inilah yang ditakutkan bahwa mayoritas
sarjana tidak bisa menulis.
Jika
minat baca tulis sekarang sangatlah rendah, jangankan untuk menulis karya
ilmiah, membacanya pun mereka malas.
Bagaimana bisa seseorang menciptakan karya tulis yang baik jika membaca
pun tidak suka?! Seperti yang telah
dibahas oleh saya dalam class review 1 bahwa menulis itu melibatkan
keterampilan dan pengetahuan tentang teks, konteks, dan readers. Namun dengan keterampilan dan pengetahuan
saja tidak cukup, itu semua butuh latihan, karena perlu diketahui bahwa menulis
akan semakin membaik jika kita terus berlatih dan mencari berbagai pengetahuan
dari beragam sumber.
Sebagai
bangsa yan besar seharusnya kita dapat membudayakan minat baca dan tulis yang
besar pula, dengan begitu kita dapat meningkatkan literasi di negeri kita
ini. Jangan sampai kita kalah dengan
Negara sebelah yang mana Negara dan populasi para penduduknya pun lebh sedikit dari
kita. Sudah terlalu banyak kesalahan
dalam pendidikan di Negara kita. Tak
lupa sudah terlalu banyak kesalahan dalam pendidikan di Negara kita, bukan
saatnya kita saling menyalahkan satu sama lain.
Sekarang yang seharusnya dilakukan adalah berbenah dari kesalahan yang
sudah ada. Menurut survey yang dilakukan
oleh mr. chaedar bahwa hamper 99% dari mahasiswanya menyalahkan diri mereka
masing masing karena mereka mengatakan bahwa mereka itu tidak mempunyai
background membaca yang baik hingga mereka menyalahkan diri mereka
sendiri. Pada kasus ini mereka
beranggapan bahwa penulis itu sangat ahli dan tulisan si penulis terlalu tinggi
untuk mereka pahami, sehingga bacaannya pun melebihi kapasitas mereka sebagai
orang yang mempelajari hal baru tentang tulisan dan bacaan, oeh karena itu
mereka tidak bisa berkonsentrasi ketika sedang membaca karena tidak mengerti
akan bacaannya, yang pada akhirnya mereka menjadi malas untuk membaca.
Permasalahan
dalam membaca dan menulis tidak hanya melanda kalangan mahasisa, sarjana dan
dosen saja, namun juga murid-murid yang ada di jenjang sekolah. Sisa-siswi yang ada di sekolah menunjukan
bahwa kemampuan membaca mereka sangatlah rendah, hal ini ditunjukan oleh sikap
para siswa-siswi yang merasa kesulitan ketika membaca buku pelajaran ataupun
bacaan lainnya, yang menurut mereka pembahasannya terlalu rumt, sehingga mereka
sulit untuk memahami bacaan yang ada di bacaannya tersebut. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan bahasa
tidak bisa membuat pembaca menjadi handal.
Dampaknya, guru dan dosen dianggap telah gagal mencetak peserta didik
yang berliterasi. Padahal sudah kta
ketahui bahwa membaca adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari menulis. Kemampuan membaca seseorang dapat menentukan
kebagusan dari tulisannya, karena pengetahuan yang kita dapatkan melalui
membaca dapat kita olah kembali melalui karya tulis. Maka seharusnya peserta didik harus diajari
untuk menyebarkan ilmu mereka agar tidak sia-sia melaui menulis. Sesungguhnya tudak aka nada bacaan tanpa
adanya tulisan, dan tidak akan ada tulisan yang bercita rasa tingi jika tidak
ada pengetahuan dari membaca.
Dari
membaca dan menulis kita dapat menghasilkan hubungan untuk mengembangkan
penulis-penulis muda yang akan menjadi penulis dewasa dalam penyalesaian
kemajuan dalam pembelajaran, serta dapat menciptakan penulis penulis yang
berintelektual. Dengan begitu kebudayaan
baca tulis akan membudaya di negeri kita ini, sehingga akan terciptanya ilmu
pengetahuan yang terus berkembang melalui budaya literasi.
Budaya
seperti ini akan terus berjalan kondusif jika sejak dini mungkin peserta didik
dilatih untuk terus berbudaya baca tulis.
Bukan tidak mungkin lagi bagi Negara kita untuk menjadi lebih baik lagi
dari sekarang.
Jadi
kesimpulan yang dapat saya berikan dari pembahasan diatas yaitu minat baca dan
tulis sangatlah penting, dan itu semua dapat terwujud apabila dari sedini
mungkin dapat mencetak peserta didik yang memiliki budaya baca dan tulis. Tujuannya agar para peserta didik dapat
berliterasi ketika kelak mereka menjadi sarjana.
0 comments:
Post a Comment