Monday, February 10, 2014


Di pertemuan minggu pertama, pada mata kuliah writing 4 ini masih membahas materi tentang silabus, berbicara tentang jenjang waktu perkuliahan, materi yang akan dibahas pada pertemuan-pertemuan berikutnya, yang mana ada sdeikit perbedaan mengenai tugas yang harus komplit sebelum masuk kelas (paspor). Di semester 2 kita menulis paspor minimal 3 halaman, tetapi di semester 4 sekarang kita menulis paspor menjadi 5 halaman ditambah appatizer 10 halaman total mejadi 15 halaman yang ditulis dalam setiap kali pertemuan, dan cukup membuat tangan kriting-kriting. Tapi, itu semua adalah proses belajar. Dimana belajar adalah sebuah proses belajar dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham.
Pada saat menerangkan di kelas pak lala juga menyinggung tentang menulis. Apa itu menulis? Menulis adalah kegiatan yang bukan hanya sekedar meulis, akan tetapi menulis itu harus berevolusi atau berkembang, yah kita tidak hanya berhenti disitu saja, tetapi dengan mengembangkan diri dengan memperbanyak membaca. Dengan banyak membaca otomatis kita banyak memperoleh informasi dari berbagai sumber. Kegiatan menulis itu akan menghasilkan sebuah teks tetapi tidak berhenti sampai disitu saja ada ada aspek lain yaitu konteks dan reader. Lalu apa gunanya itu semua? Dalam sebuah teks tentu sangat dibutuhkan sekali yang namanya konteks. Konteks akan mengacu kepada konsep teksnya untuk apa? Apakah untuk tujuan sosial, pendidikan, ataupun yang lainya. Sedangkan peran readers di dalam sebuah teks juga mat sangat penting dan berpengaruh bagi pemaknaan teks tersebut. Sebagai acuan sharing antara penulis dan pembaca. Pembaca yang aktif akan senantiasa memberikan kontribusi masukan ataupun kritikan, dan tidak hanya mengkritk akan tetapi alangkah baiknya juga dengan memberikan solusi terbaiknya kepada author. Oleh karena itu keduanya mempunyai peranan yang amat sangat penting.
Di semester 4 ini, tepatnya pada writing 4 lebih menekankan pada cademic writing. Apa itu academic writing? Adalah suatu kegiatan atau aktifitas menulis untuk keperluan (menyelesaikan) suatu tugas belajar/studi lembaga pedidikan dimana si penulis sedang menempuh pendidikanya. Lembaga pendidikan ini bisa ditingkat SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi maupun lembaga pendidikan keterampilan/LPK (kursus-kursus) bentuk tulisan academic writing antara lain paper (esai panjang0, paper works ( makalah atau laporan yang perlu dipresentasikan), minithesis (skripsi pendek untuk meraih S1 atau tingkat Diploma), thesis (skripsi panjang untuk meraih gelar diatas S1). Baik paper, paper works, minithesis dan thesis, mempunyai metode penulisan yang sama.
 Adapun beberapa perbedaanya antara lain sebagai berikut. Academic writing : Non fiksi, Berdasarkan fakta, Untuk keperluan akademis, Didukung penelitian (untuk peroleh data), Didukung referensi/kepustakaan, Ditulis dengan bahasa formal/akademis, Menggunakan istilah akademis (dilengkapi dengan catatan kaki), Dilengkapi daftar referensi, Menggunakan appendik (lampiran) sesuai keperluan, Menggunakan index, Cover atau sampul tidak dirancang berilustrasi, Proses menulis : judul ditentukan dulu karena merupakan acuan isi tulisan. Proses penulisan perlu pembimbing (agar tidak menyimpang dari topik pembahasan).
Creative writing : Fiksi, Berdasarkan imajinasi (bisa ditambah dengan fakta), Untuk keperluan sastra atau pop, atau hiburan (orientasi), Bisa didukung atau tidak didukung penelitian, Bisa didukung atau tidak oleh referensi/kepustakaan, Ditulis dengan bahasa sastra atau pop, mudah dipahami oleh masyarakat, Bisa menggunakan istilah akademis, bisa juga tidak. Tidak dilengkapi daftar referensi, Tidak berappendix, Tidak menggunakan indeks, Cover atau sampul dirancang berilustrasi, Proses menulis : judul bebas (oleh ditentukan dulu, boleh tidak, Proses penulisan tidak memerlukan pembiming/penulis bebas berkreasi
Demikian beberapa ulasan sedikit mengenai academic writing dan creative writing.Masih tentang menulis Hyland (2003) dibukunya berpendapat belajar bagaimana menulis dengan bahasa kedua. Belajar menulis dengan bahasa kedua adalah salah satu aspek yang paling menantang dari pembelajaran bahasa kedua. Tentu saja belejar menulis dengan bahasa kedua tidak bisa terlepas dari bagaimana kita memahami bahasa pertama, dulu pak lala pernah bilang bagaimana mungkin seseorang seseorang bisa menulis dengan bahasa kedua kalau dia sendiri tidak memahami bahasa pertamanya, oleh karena itu didalam perkuliahan writing tidak diharamkan menggunakan bahasa pertama yaitu bahasa indonesia. Memang bahasa kedua amatlah penting perananya didalam hubungan sosial masyarakat yang menggunakan ahasa kedua dalam hal ini adalah (bahasa inggris).
Bahasa kedua ini sangat diperlukan dalam interaksi sosial masyarakat pada era modern ini. Karena dalam aspek hampir bahasa kedua ini menguasai setengah daripada ahasa pertama kita. Maka hal ini jangan sampai menjadi bumerang agi diri kita sendiri, untuk mengimbanginya alangkah baiknya kita tetap menggunakan bahasa pertama kita dengan terus berproduktif tetapi disisi lain juga tidak melupakan bahasa kedua yang notabenya adalah bahasa internasional.
Kesimpulan :
Dari beberapa penjelasan di buku riview saya, dapat diambil kesimpulan, bahwasanya menulis adalah suatu kegiatan yang produktif /menghasilkan sesuatu yang isa dibaca, dan dinikmati oleh para pembaca, dan akan menjadi refleksi bagi para pembacanya ataupun manfaatnya kembali lagi kepada keduanya.


0 comments:

Post a Comment