Di
pertemuan minggu pertama, pada mata kuliah writing 4 ini masih membahas materi
tentang silabus, berbicara tentang jenjang waktu perkuliahan, materi yang akan
dibahas pada pertemuan-pertemuan berikutnya, yang mana ada sdeikit perbedaan
mengenai tugas yang harus komplit sebelum masuk kelas (paspor). Di semester 2
kita menulis paspor minimal 3 halaman, tetapi di semester 4 sekarang kita
menulis paspor menjadi 5 halaman ditambah appatizer 10 halaman total mejadi 15
halaman yang ditulis dalam setiap kali pertemuan, dan cukup membuat tangan
kriting-kriting. Tapi, itu semua adalah proses belajar. Dimana belajar adalah
sebuah proses belajar dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham
menjadi paham.
Pada
saat menerangkan di kelas pak lala juga menyinggung tentang menulis. Apa itu
menulis? Menulis adalah kegiatan yang bukan hanya sekedar meulis, akan tetapi
menulis itu harus berevolusi atau berkembang, yah kita tidak hanya berhenti
disitu saja, tetapi dengan mengembangkan diri dengan memperbanyak membaca.
Dengan banyak membaca otomatis kita banyak memperoleh informasi dari berbagai
sumber. Kegiatan menulis itu akan menghasilkan sebuah teks tetapi tidak
berhenti sampai disitu saja ada ada aspek lain yaitu konteks dan reader. Lalu
apa gunanya itu semua? Dalam sebuah teks tentu sangat dibutuhkan sekali yang
namanya konteks. Konteks akan mengacu kepada konsep teksnya untuk apa? Apakah
untuk tujuan sosial, pendidikan, ataupun yang lainya. Sedangkan peran readers
di dalam sebuah teks juga mat sangat penting dan berpengaruh bagi pemaknaan
teks tersebut. Sebagai acuan sharing antara penulis dan pembaca. Pembaca yang
aktif akan senantiasa memberikan kontribusi masukan ataupun kritikan, dan tidak
hanya mengkritk akan tetapi alangkah baiknya juga dengan memberikan solusi
terbaiknya kepada author. Oleh karena itu keduanya mempunyai peranan yang amat
sangat penting.
Di
semester 4 ini, tepatnya pada writing 4 lebih menekankan pada cademic writing.
Apa itu academic writing? Adalah suatu kegiatan atau aktifitas menulis untuk
keperluan (menyelesaikan) suatu tugas belajar/studi lembaga pedidikan dimana si
penulis sedang menempuh pendidikanya. Lembaga pendidikan ini bisa ditingkat SD,
SMP, SMA, Perguruan Tinggi maupun lembaga pendidikan keterampilan/LPK
(kursus-kursus) bentuk tulisan academic writing antara lain paper (esai
panjang0, paper works ( makalah atau laporan yang perlu dipresentasikan),
minithesis (skripsi pendek untuk meraih S1 atau tingkat Diploma), thesis
(skripsi panjang untuk meraih gelar diatas S1). Baik paper, paper works,
minithesis dan thesis, mempunyai metode penulisan yang sama.
Adapun beberapa perbedaanya antara lain
sebagai berikut. Academic writing : Non fiksi, Berdasarkan fakta, Untuk
keperluan akademis, Didukung penelitian (untuk peroleh data), Didukung
referensi/kepustakaan, Ditulis dengan bahasa formal/akademis, Menggunakan
istilah akademis (dilengkapi dengan catatan kaki), Dilengkapi daftar referensi,
Menggunakan appendik (lampiran) sesuai keperluan, Menggunakan index, Cover atau
sampul tidak dirancang berilustrasi, Proses menulis : judul ditentukan dulu
karena merupakan acuan isi tulisan. Proses penulisan perlu pembimbing (agar
tidak menyimpang dari topik pembahasan).
Creative
writing : Fiksi, Berdasarkan imajinasi (bisa ditambah dengan fakta), Untuk
keperluan sastra atau pop, atau hiburan (orientasi), Bisa didukung atau tidak
didukung penelitian, Bisa didukung atau tidak oleh referensi/kepustakaan,
Ditulis dengan bahasa sastra atau pop, mudah dipahami oleh masyarakat, Bisa
menggunakan istilah akademis, bisa juga tidak. Tidak dilengkapi daftar
referensi, Tidak berappendix, Tidak menggunakan indeks, Cover atau sampul
dirancang berilustrasi, Proses menulis : judul bebas (oleh ditentukan dulu,
boleh tidak, Proses penulisan tidak memerlukan pembiming/penulis bebas
berkreasi
Demikian
beberapa ulasan sedikit mengenai academic writing dan creative writing.Masih
tentang menulis Hyland (2003) dibukunya berpendapat belajar bagaimana menulis
dengan bahasa kedua. Belajar menulis dengan bahasa kedua adalah salah satu
aspek yang paling menantang dari pembelajaran bahasa kedua. Tentu saja belejar
menulis dengan bahasa kedua tidak bisa terlepas dari bagaimana kita memahami
bahasa pertama, dulu pak lala pernah bilang bagaimana mungkin seseorang
seseorang bisa menulis dengan bahasa kedua kalau dia sendiri tidak memahami
bahasa pertamanya, oleh karena itu didalam perkuliahan writing tidak diharamkan
menggunakan bahasa pertama yaitu bahasa indonesia. Memang bahasa kedua amatlah
penting perananya didalam hubungan sosial masyarakat yang menggunakan ahasa
kedua dalam hal ini adalah (bahasa inggris).
Bahasa
kedua ini sangat diperlukan dalam interaksi sosial masyarakat pada era modern
ini. Karena dalam aspek hampir bahasa kedua ini menguasai setengah daripada
ahasa pertama kita. Maka hal ini jangan sampai menjadi bumerang agi diri kita
sendiri, untuk mengimbanginya alangkah baiknya kita tetap menggunakan bahasa
pertama kita dengan terus berproduktif tetapi disisi lain juga tidak melupakan
bahasa kedua yang notabenya adalah bahasa internasional.
Kesimpulan
:
Dari
beberapa penjelasan di buku riview saya, dapat diambil kesimpulan, bahwasanya
menulis adalah suatu kegiatan yang produktif /menghasilkan sesuatu yang isa
dibaca, dan dinikmati oleh para pembaca, dan akan menjadi refleksi bagi para
pembacanya ataupun manfaatnya kembali lagi kepada keduanya.
0 comments:
Post a Comment